00:34

208 34 5
                                    

    Seokjin berlari memasuki bangunan rumah sakit dengan raut wajah yang tampak frustasi serta napas yang memburu. Terlalu putus asa dan bahkan ia tak menyadari keberadaan Hoseok jika saja Hoseok tidak menahan bahunya.

    "Hyeong," tegur Hoseok.

    "Di mana? Di mana dia sekarang? Di mana Min Yoongi?!"

    Terlalu putus asa hingga ia tak sadar telah membentak di tengah kepanikannya. Terlalu putus asa hingga ia hanya menurut saat Hoseok menarik lengannya.

    Langkah yang terlihat ragu itu memasuki sebuah ruangan di mana puluhan jasad terbaring di atas ranjang, tertutupi oleh kain putih. Langkah Seokjin terhenti, menghadap sebuah jasad yang baru saja dipindahkan ke ruangan itu beberapa menit yang lalu.

    Tangan gemetar itu terangkat, menarik kain putih hingga membuat pandangannya menemukan wajah yang sangat ia kenal. Pijakan itu semakin melemah. Perasaan putus asa yang lantas membawa kedua lututnya bersentuhan dengan lantai. Tangan yang terkepal kuat, tangis yang mulai terdengar. Kim Seokjin semakin terjatuh pada lubang kegelapan yang telah menipunya.

    Sementara itu, di bangunan gelap itu. Petir menyambar, membiaskan cahaya kilat di tengah guyuran air hujan. Sepasang kaki telanjang yang kotor berjalan masuk, membiarkan jejak kakinya tercetak di lantai yang bersih. Air yang menetes dari ujung pakaian yang basah kuyup, tetes demi tetes. Mengiringi aliran darah yang bergerak dengan cepat.

    Salah satu pintu kamar terbuka, perlahan dan berderit. Perhatian Jungkook teralihkan. Pemuda yang sedari tadi berdiri di dekat jendela dan menatap ke luar itu pun perlahan berbalik. Menatap lurus pada pintu yang telah terbuka lebar dan menunjukkan sosok yang sangat ia kenal.

    "Aku menemukanmu."

    Sebuah seringai terlukis di wajah pucat Taehyung bersamaan dengan suara petir yang menyambar. Samar-samar senyuman barusan sempat dilihat oleh Jungkook.

    "Siapa kau sebenarnya?" Jungkook bertanya, tak begitu menuntut dan terdengar tak memiliki daya.

    "Kau ingin aku menjadi siapa? Aku bisa menjadi siapapun ..."

    Batin Jungkook tersentak ketika yang sebelumnya terlihat jauh, kini sudah berada di hadapannya.

    " ... untukmu." Lantas tawa lirih itu terdengar tepat di samping telinga Jungkook.

    "H-Hyeong ..." suara Jungkook tercekat ketika tubuhnya tak bisa digerakkan. Kedua tangannya yang gemetar lantas terkepal. Tatapan yang penuh dengan rasa takut perlahan menemukan netra gelap milik Taehyung yang tepat berada di hadapannya.

    "Kau ingin berkenalan denganku, Jeon Jungkook?"

    Air mata meloloskan diri dari kelopak mata Jungkook. Wajah familiar namun sosok yang sangat asing. Untuk kali pertama Jungkook berharap bahwa Tuhan akan menyelamatkannya kali ini.

    "K-kenapa? Kenapa Hyeong menjadi seperti ini?" suara Jungkook terdengar semakin lirih.

    "Kenapa manusia suka sekali menanyakan hal yang sama berkali-kali? Itulah yang tidak aku suka dari kalian ... kenapa aku harus tunduk kepada makhluk rendahan seperti kalian? Kenapa aku harus diasingkan hanya karena makhluk rendahan seperti kalian ... makhluk kotor yang menciptakan kehancuran. Kalian semua terkutuk, kau ... dan seluruh keturunan Adam. Kalian akan melakukan penebusan atas semua kekacauan yang kalian bawa bersama kelahiran kalian."

    Air mata terakhir Jungkook menyentuh lantai bersamaan dengan kegelapan yang menyergap dirinya secara utuh. Jejaknya malam itu terhapus oleh udara dingin yang membawa butiran air hujan membasahi tanah. Tak mereda bahkan justru semakin lebat. Hujan di luar sana seakan ingin menahan seseorang agar tak datang malam itu. Entah murka alam atau kekuasaan sang iblis. Malam itu, tidak akan ada yang bisa melarikan diri dari kegelapan yang ia bawa dari tempat terburuk yang pernah ada.









WAKE ME UP : SKYFALL [KEBANGKITAN LEE MINHYUK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang