09:15, Seoul.
Yoongi memasuki salah satu ruang rawat yang terdapat di Rumah Sakit, tempat di mana ia bekerja. Alih-alih mengenakan seragam Dokternya, dia justru mengenakan setelan jas yang sangat formal karna sebelum datang ke sana, dia terlebih dulu pergi ke rumah orangtua Namjoon yang berada di luar Seoul untuk mengucapkan belasungkawa atas kepergian Namjoon dalam insiden kecelakaan yang terjadi semalam.
Tak ada yang tersisa, semua hangus terbakar dan menjadi abu. Tak ada sedikitpun kenangan yang di tinggalkan oleh Namjoon kecuali jam tangan hangus yang di temukan di dalam kerangka mobil. Dan hal yang lebih melukai hati semua orang adalah di mana tubuh Namjoon telah menjadi abu sehingga upacara pemakaman di lakukan hari itu juga. Sangat miris dan bahkan Seokjin tidak berbicara apapun sejak insiden semalam.
Ketiga saudaranya yang lain masih tinggal di rumah Namjoon, sedangkan ia memutuskan untuk kembali ke Seoul terlebih dulu bersama dengan Seokjin, mengingat kondisi Seokjin yang tidak bisa di katakan baik-baik saja. Taehyung sendiri, sejak semalam pemuda itu menjadi penghuni ruangan di mana kini Yoongi berada.
Berjalan dengan langkah yang tenang namun dengan tatapan yang terkesan kosong. Yoongi menghentikan langkahnya tepat di samping ranjang Taehyung. Mata sembabnya terlihat begitu kontras dengan raut wajah yang terkesan sangat dingin tersebut.
Tangannya terulur untuk meraih telapak tangan lemah milik Taehyung, dan saat itu masih ia rasakan betapa dinginnya suhu tubuh pemuda itu. Terlalu dingin dan bahkan jika orang lain yang mengalaminya, mungkin itu bisa berakibat fatal. Tapi pada kenyataannya Taehyung masih baik-baik saja meski terdapat perban yang mengikat kepalanya serta telapak tangan bagian kiri yang terluka karna benturan yang keras dengan aspal.
Menarik tangannya kembali, Yoongi lantas menjatuhkan perhatiannya pada wajah yang sedikit memucat dengan memar kebiruan yang terdapat di pipi sebelah kanannya. Sekelebat ingatan kembali mengisi kepala Yoongi ketika ia melihat wajah pemuda itu.
Sebuah ingatan tepat saat mobil Namjoon hampir menabrak mobilnya. Ingatan yang di samarkan oleh gelapnya malam dan membuatnya meragukan apa yang ia lihat sebelummya.
Mulut itu lantas berucap, "kau berhutang penjelasan padaku, Kim Taehyung."
Tepat setelah kata itu keluar dari bibir kering Yoongi, saat itu juga pintu ruangan terbuka dari luar dan menampakkan sosok Jungkook yang bergegas masuk, masih dengan setelan jas yang sama dengan yang ia pakai saat mengantarkan abu Namjoon kepada keluarganya.
"Kau sendiri?" tanya Yoongi ketika pemuda itu sudah sampai di hadapannya.
"Aku datang kemari menggunakan taksi."
"Di mana yang lain?"
"Mereka masih berada di rumah Namjoon Hyeong, aku kemari ingin melihat keadaan Taehyung Hyeong."
"Jika ada apa-apa, hubungi aku." Yoongi kemudian berjalan melewati Jungkook.
"Hyeong ingin kemana?"
"Mencari angin." sebuah jawaban singkat yang membawanya berlalu begitu saja.
Pintu tertutup, membimbing pandangan Jungkook jatuh pada Taehyung. Ia berjalan mendekat, menempati tempat yang di tinggalkan oleh Yoongi sebelumnya. Jungkook kemudian duduk di tepi ranjang dan meraih telapak tangan Taehyung. Sedikit tersentak ketika mendapati tangan dingin milik Taehyung.
"Tangan Hyeong dingin sekali." gumam pemuda itu dan lantas menggenggam lembut tangan yang lebih tua, dengan harapan bahwa genggaman tangannya mampu memberikan sedikit kehangatan pada tubuh dengan kulit pucat yang terkesan mati tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKE ME UP : SKYFALL [KEBANGKITAN LEE MINHYUK]
ФентезіSERIES KEDUA DARI THE CLAN : CHAPTER 3 ~ WAKE ME UP [BATTLE WITH THE DEVIL] Lee Minhyuk. Seorang Raja dengan Tahta yang abadi, seorang Raja yang mengawali perjalanan panjang Neverland, seorang Raja yang paling berdosa. Dia kembali untuk hari pembeba...