Haloha.
Author Pov.
Jam sudah menunjukan pukul 12 siang, saatnya makan siang bagi seluruh karyawan D's Corp.
Queenze yang sedari pagi terus berada di ruangan Damian pun berdiri.
Merapikan cardigannya.
"Pak, anda mau makan siang dengan apa?" Tanya Queenze sopa. Dia berdiri bersebrangan dengan meja kerja Damian.
Damian yang masih sibuk mengetikan hanya diam.
Queenze yang sudah biasa melihat Damian se fokus ini pun menghela napas pendek.
"Saya permisi keluar Pak." Izinnya kemudian berjalan menuju pintu.
Damian masih fokus, dia hanya tidak sadar dengan pertanyaan Queenze. Sampai Queenze keluar pun dia masih tidak sadar.
Queenze berjalan dengan tenang di koridor sepi lantai 60, dia harus turun ke lantai 1 guna memesan makanan di Cafetaria. Bukannya ada OB? Iya, tapi Queenze tak suka memakai OB.
Dia lebih senang membeli makanannya sendiri, kemanan dan kehigenisannya terjaga.
Queenze mengambil ponsel dari saku cardigannya, berselancar sebentar di Instagaram miliknya.
Hanya menscroll tanpa ada minat sedikitpun.
"Membosankan." Gumamnya, kemudian menyimpan kembali ponselnya.
Begitu Lift terbuka, Queenze langsung masuk dan menekan tombol 1. Dia menaili lift pribadi milik Damian, sedang tidak mood untuk naik Lift karyawan.
Lift turun dengan cepat, Queenze bersandar di dinding kaca lift. Memandangi pantulan dirinya yang terlihat elok.
"Aku harus cepat.." Gumam Queenze.
Helaan napas panjang dia keluarkan, Queenze harus cepat. Jika tidak semua akan selesai, dan Queenze tak mau hal itu selesai lebih cepat.
Queenze teringat, kenangannya semasa SMA bersama Damian. Saat Damian menyatakan cintanya, saat Damian memperlakukannya layaknya Ratu.
"Queen, nanti mau jadi Istrinya Dami gak?" Pertanyaan polos itu membuat Queenze tersedak kuah seblak. Wajahnya yang berkeringat akibat rasa pedas di makannya menambah efek lebih.
Matanya membola kaget. "Maksud lo apa Dami?" Tanya Queenze shock. Damian merengut mendengar panggilan itu, dia mendusel di bahu Queenze dan bergumam.
"Jangan pakai lo-gue dong, kamu nih"
Queenze lupa, jika dia sudah menjadi kekasih Damian. Dan tata bicaranya harus dia ubah kembali "Iya maaf, aku keceplosan. Lagian pertanyaan kamu aneh banget" Gerutu Queenze.
Damian bergumam hal yang tidak jelas, sedangkan Queenze melanjutkan acara makannya. Pemandangan yang indah disaat Badgirlnya Candayana menjadi kekasih Prince Charming Candayana.
Iya, Queenze ini badgirl, urakan. Untung didukung wajahnya yang high looking.
Tapi saat bersama Damian dia harus menjadi lembut dan feminim, sebenarnya membuat Queenze sedikit tertekan karena harus keluar dari karakter dirinya.
Tapi...ini semua dia lakukan demi mental health Damian. Dan juga hutang budi Queenze pada keluarga Aelion.
Queenze mengerjab, dentingan lift menyadarkannya dari lamunan singkatnya.
Dia keluar begitu pintu lift terbula, berjalan dengan suara heels yang beradu dengan lantai kantor.
"Selamat siang Buk Queenze"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawkish Damian [End]
RomanceCool in Publick, cengeng in Private. Ceo galak nan jahat bisa berubah jadi cengeng nan Manja kalau bersama pawangnya, siapa lagi kalau bukan Damian. Dami si bayi gede nya Queenze. Don't do the copyright! Walaupun ada tulisan Right yang artinya benar...