Q-2

112K 7K 267
                                    

Jadi, aku up MCC tuh 1 hari 1 chapter😌. Tapi kalau aku lihat chapter ini vote dan komen nembus 60, but no spam, aku Up book ini 4 kali besok😎.

Author Pov.

Damian tak mau dirawat, dia memilih untuk tetap pergi bekerja. Queenze sudah memaksanya untuk tetap di Rumah, tapi Damian ini tipe Pria gila kerja.

Sakit tak akan menghentikannya untuk tetap pergi ke kantor. Keduanya berjalan dengan tenang di lorong lantai 60.

Seharusnya Queenze berhenti di lantai 59, tapi Damian mengukungnya dan memaksanya ikut ke lantai 60.

"Dami, kerjaan aku masih banyak sayang" Ucap Queenze hati-hati.

Dia bisa menghabiskan sehariannya yang berharga hanya untuk duduk dipangkuan Damian.

Pekerjaannya terbengkalai, memang sih Damian melarangnya untuk bekerja disini.

Damian meminta Queenze di rumah saja, belajar jadi istri yang baik.

Tapi sedari SMA Queenze terbiasa bekerja, jadi dia tak akan betah jika hanya berdiam diri di rumah. Damian berhenti berjalan dan menatap Queenze.

"Kamu jagain aku, aku kan lagi sakit" Rengek Damian seraya mendusel di bahu Queenze, kemudian berdiri lagi dengan tegak.

Queenze menghela napas panjang, Damian imut sih. Tapi wajahnya terlalu macho.

Rahang yang tegas, alis rapi yang tebal, hidung mancung bagai perosotan, bibi tebal yang merah merekah.

Mata bermanik hitam pekat yang akan berbentuk bulat sabit disaat Damian tersenyum.

Dan rambut hitam lebatnya yang sangat nikmat untuk dijambak.

"Kamu kan uda aku suruh istirahat, kamunya aja yang maksa" Gumam Queenze.

Damian merengut sebal, dia tak suka saat Queenze sensi seperti ini. Pasti lagi datang bulan.

"Kamu mah, bukannya aku disayang-sayang, malah dimarahin. Sedih aku tuh" Ucap Damian dramatis, Queenze mendengus geli dan memberikan 1 ciuman manis di pipi Damian.

Damian terpaku, pipinya merona dan dengan indahnya senyum manisnya terbentuk.

Matanya membentuk eye smile yang menawan. "Makasih sayang" Bisiknya lembut seraya memberikan ciuman balasan di dahi Queenze.

Queenze mengangguk, mereka kembali berjalan bersama menuju ruangan Damian.

"Dami, kamu ada meeting 10 menit lagi" Ucap Queenze setelah memeriksa jadwal Damian.

Damian mengangguk, rangkulannya di pinggang Queenze mengerat. Dilihat dari sisi manapun, keduanya sangat serasi sekali, benar-benar pasangan yang menakjubkan.

Siapapun yang melihat mereka, akan merasakan rasa iri yang mendalam. Betapa goals sekali hubungan keduanya, padahal kenyataannya tak se goals yang mereka bayangkan.
.
.
.
Ruang meeting terasa menyesakan, meeting bersama Laby's Corp tak berjalan lancar. Pasalnya Karyawan Damian yang bertugas untuk menyiapkan meeting, berganti.

Sehingga File yang sudah disusun dari jauh-jauh hari harus hilang.

Dan kerja sama yang hendak dijalin bersama Laby's Corp gagal.

"Nampaknya, Tuan Damian yang terhormat terlalu santai. Sampai tidak tau, jika file sepenting itu hilang"

Ucapan sinis dari Ceo Laby's Corp membuat harga diri Damian jatuh, apalagi Ceonya adalah wanita.

"Maafkan atas keteledoran kami, tapi hendaknya anda tak berbicara seperti itu Nona Arini" Ungkap Damian berusaha tenang.

Padahal di dalam hatinya ingin sekali mencekik wanita itu. Queenze menenangkan Damian yang hampir emosi, sedangkan sekretaris Arini juga turut menenangkannya.

Mawkish Damian [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang