Yaudah ya Dami, ini karma kamu karena uda bunuhin orang.
Author Pov.
Langit malam yang gelap ditemani awan merah, menandakan langit akan segera menumpahkan air dari atas dan membasahi bumi.
Damian melangkah dengan lesu, tak memiliki semangat hidup dan tak tau mau kemana. Dia...sudah mendatangi rumah keluarga Queenze tapi...pukulan kuat dari Gerald menjadi jawabannya.
Wajahnya memar dan mengeluarkan darah dari kedua matanya. Air mata bercampur dengan darah tentu saja, tatapan mata Damian kosong, sudah tak punya gairah untuk hidup.
"Aku...mau mati aja...hiks..Queen uda ninggalin aku...Riel sama Ed juga...hiks..maaf..." Damian kembali menunduk dan meremat dadanya. Sakit...rasanya sangat sakit..sesak..Damian tidak tahan.
Tes...tes..tes..
Air hujan turun setetes demi setetes, begitu juga dengan darah dari kedua hidung Damian. "Hiks..Queen..maafin aku...kumohon kembali...huaaaaaaa Queen maafin aku!!" Pecah sudah tangisan histeris Damian.
Brugh!
Di pinggir trotoar jalan yang sepi dan basah akan air hujan, Damian jatuh berlutut. Kedua tangannya menumpu tubuhnya agar tak ambruk, air mata, darah dan kepedihan bercampur jadi satu.
Damian mendalamkan kepalanya ke trotoar "Hiks...sakit...Queenze aku sakit...iya..hiks..aku memang gila...AKU GILA QUEEN AKU GILA!! AKU MEMANG GAK WARAS SEMENJAK AKU KETEMU KAMU!! IYA QUEEN!!..hiks..aku gila Queen..itu semua karena kamu..huhuuuuu" Tangisan Damian tersamarkan air hujan.
Dia berlutut, menegakan tubuhnya dan mendongak. Membiarkan air mata bertemu dengan air huja "Aku sakit..hiks..huhuuuuu Queen aku sakit...hiks...aku mohon maafin aku...huaaaaa Queenze kumohon.." Tangisnya lagi.
Damian hancur, dia kehilangan segalanya. Dia kehilangan istri dan anaknya, dia kehilangan kepercayaan dari kedua orang tuanya. Damian sendirian...dia tak memiliki senderan lagi.
"Queenze...aku mohon...hiks..aku minta maaf..huhuuuu ini yang terakhir...hiks..aku janji ini yang terakhir tapi kumohon kembali...huaaaaa Queenze! Huhuuuu Queenze!!"
Damian tak sanggup, jika dia mau. Dia ingin merobek dadanya dan mencabut jantungnya. Merematnya dan menghancurkannya sampai menjadi bubur dan hilang.
Dia berdiri, menatap kosong jalanan yang lumayan ramai dengan kendaraam yang, senyum kesedihan terbentuk diwajahnya. Wajah depresi yang kental terlihat "Aku...mau mati aja.." Lirihnya kemudian berjalan menuju jalanan.
Sebelum melangkah ke tengah, Damian berdoa di dalam hati Semoga Queenze, sudi untuk datang ke pemakamanku-Batinnya.
Kaki kanannya melangkah ke depan, bersamaan dengan klakson mobil yang memekakan telinganya, Damian tersenyum manis dengan air mata yang kembali mengalir.
"Queen...i love you..Riel...Ed....Daddy is so sorry, Daddy harap kalian hidup bahagia" Lirihnya, sebelum sorot lampu mobil menyilaukannya.
TIN!! TIIIIN!!
CKIIITTT!!
BRAK!!
Tubuh itu terpental, tergeletak lemah di tengah jalan dengan darah kental mengalir di kepalanya. Sebelum terpejam...ingatan samar mendatanginya dan suara yang tak asing terdengar di kepalanya.
"Hiks..Dami...DAMIAN KUMOHON BERTAHANLAH!!" Damian tersenyum lembut, terbatuk sampai darah membasahi mulutnya.
Setidaknya, di sisa hidupnya. Damian dapat mendengar Queenze memanggil namanya "Q..ueen.." Bisiknya lembut. Air mata jatuh dari sudut matanya.
Dapat dia rasakan sentuhan dingin di pipinya, dan tetesan air dari mata seseorang mengenai wajahnya "Dami!! Damian maafin aku..huaaaa Damian kumohon jangan tinggalin kami...hiks..DAMIAN!! DAMIAAAN!!"
Damian bahagia...dengan napas yang memberat, dia mengangkat tangannya untuk menyentuh pipi orang di atasnya.
"Q...ueen...ma..afin..Da..mi..uhuk!..D-da..mi...g..a..k..a..kan...na..kal...la...gi.."
Queenze semakin bergetar, air mata tak kunjung berhenti. Dia memeluk tubuh Damian yang dingin dan basah, memeluk erat dan mencium dahi Damian, seraya menunggu ambulance datang.
"Kumohon bertahan..hiks..demi Riel dan Edgar...HUAAAAA KAMU GABISA NINGGALIN AKU GINI AJA DAMI!! MEREKA MASIH BUTUH KAMU!! DAMI JANGAN TINGGALIN AKU!! HUAAAAAAA DAMIAAAAAAN!!"
Damian memejamkan matanya, senyum manis sampai eye smilenya terlihat "Q..u..een..makasih..." Bisiknya..sebelum semuanya menjadi sunyi dan kesadarannya tak lagi tersisa.
Meninggalkan Queenze yang menangis histeris di tepi jalan. Dengan tubuh sang suami di pelukannya. Hujan menjadi penanda dari kehancuran yang mereka alami.
Sialan lo dam, gue nangis kejer malam-malam anjer, dikira gue kenapa lagi😭. 150 vote 100 komen no spam untuk ending yang gak nyesek😭.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawkish Damian [End]
RomanceCool in Publick, cengeng in Private. Ceo galak nan jahat bisa berubah jadi cengeng nan Manja kalau bersama pawangnya, siapa lagi kalau bukan Damian. Dami si bayi gede nya Queenze. Don't do the copyright! Walaupun ada tulisan Right yang artinya benar...