Alo, kaget gak? Enggak ya? Yowes😌.
Author Pov.
Akhirnya masa-masa kehamilan Queenze selesai, dia akan segera melahirkan bayi yang ada di perutnya selama 9 bulan ini. Bukannya Damian tak senang, masalahnya saingannya bakalan nambah 1 lagi.
Iya, anak Queenze tuh laki-laki lagi tauk "Hiks..Queen kuat, Queen pasti kuat, Queen jangan nangis huhuuuuuu" Queenze mengatur pernapasannya, yang ada bukan Queenze yang nangis.
Bidan aja natap aneh ke arah Damian yang masih nangis kejer, padahal Queenze nya mah santai aja "Tenang..huhhhh..yang ada kamu yang nangis Dami!" Ujar Queenze.
Dia hampir kehabisan napas, sedikit lagi bayinya keluar nih. "Ayo buk, ngeden" Intruksi dari Bidan Jihan. Queenze mengangguk dan mengerahkan seluruh tenaganya untuk mengeluarkan bayinya.
"AAAAAAARRGHHH DAMI AKU GAMAU HAMIL LAGIIIIIIII" Raung Queenze sambil ngeden. Damian hanya ngangguk aja.
"IYA TAPI NENEN AJA TIAP HARI HUHUUUUU QUEEEEEEEN" Tangisnya histeris. Ruang bersalin berisik dengan teriakan Damian dan Queenze.
Pasutri ini saling berteriak, yang satu teriak marah yang satu teriak nangis. Untung Bidannya sabar, kalau gak uda di depak Damian dari ruangan ini.
"HAAAAHUUUUUU AAAAAAAAAAAA DAMIAAAAN KAMU GABOLEH BOBOL AKU SETAHUN!!" Raung Queenze lagi. Damian terdiam, dia tak menangis lagi dan kali ini dia menggenggam erat tangan Queenze.
"Kalau itu gak mungkin" Ujarnya kalem seraya menyeka air matanya. Tatapannya menajam sekaligus serius "Atur napas kamu sayang, jangan keburu" Bisiknya lembut.
Queenze mulai mengatur pernapasannya agar tak terburu, dan sekali eden lagi, bayinya bakal lahir ke dunia "ARGGGGGHHHHHH!!"
"Oeeek...oeek..oeek.."
Seluruh yang ada di ruang bersalin dapat bernapas lega, akhirnya kelahiran yang sedikit extreme ini selesai. Damian tersenyum segaris, dia mencium dahi Queenze dan berkata dengan penuh kelembutan "Kamu berhasil sayang" Bisiknya.
Queenze tak menjawab, matanya terpejam dan dia hanya ingin beristirahat sejenak. Semoga Damian tak melakukan hal buruk pada Bayi mereka.
Seperti yang hampir dia lakukan pada Riel dulu.
"Jangan...kamu..sen..tuh...Ed..gar.." Lirih Queenze, sebelum akhirnya kegelapan menyergapnya. Damian tersenyum lagi, senyum yang tak bisa diartikan apa maksud di baliknya.
"Pak, bayinya bisa digendong sekarang"
Damian mengangguk, menerima bayi itu dengan perlahan disertai senyumannya "Terima kasih" Ujar Damian tenang dan menatap penuh pada bayi itu.
"Edgar..kenapa kamu harus lahir lagi sih" Bisik Damian dingin, Edgar adalah nama dari adiknya yang sudah dia bunuh. Wajah adiknya dengan bayinya saat ini mirip.
Membangkitkan hasrat Damian untuk membunuhnya. "Tapi, kalau aku membunuhnya. Queenze akan meninggalkanku...apa..aku buang saja ya?" Damian masih sibuk dengan dirinya.
Damian...bisa melakukan apapun yang dia mau, jika itu menyangkut dengan Queenze. Selama kehamilan Queenze yang kedua, Damian tak lagi mendapat perhatian yang cukup.
Semua berfokus pada kandungan Queenze dan Damian tak suka itu.
"Cukup 1 hama kecil bernama Qariel saja yang muncul di hidup kami. Jangan ada kau Edgar, aku tak mengharapkanmu" Bisik Damian ditelinga Edgar, membuat bayi itu terusik dan menangis keras.
Perawat segera mengambil Edgar dan membawanya keluar, sebelum itu Damian menahan tangan perawar tadi dan membisikan sesuatu.
"Bawa pergi bayi itu, buat laporan jika bayi kami tak selamat. Jangan sampai aku melihat bayi itu dihadapanku dan istriku lagi" Perawat itu pucat pasi, ini sudah kedua kalinya Pria itu berkata seperti ini.
Dulu perawat yang bernama Niar itu tak mengikuti keinginan Damian, yang akhirnya bayi bernama Qariel itu tetap hidup sampai sekarang.
Tapi sekarang...apa yang harus Niar lakukan, suaminya masih koma dan dia tak tau harus merawat bayi ini dengan siapa "B-baik..Pak" Niar gemetar, dia segera keluar.
"Maaf sayang, nampaknya kamu akan berakhir di Panti Asuhan.." Lirih Niar sedih.
Damian puas, tak ada lagi penghalang cilik yang akan menganggu Queenze. Tak akan membangunkannya di tengah malam, tak akan mengusik perhatian Queenze lada Damian.
"Dan, tak akan ada yang merebut Queenze dariku lagi"
Bapack Dami, saya cuma mau bilang.
Fucek.
Sialan lo Dam, kesel gue:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawkish Damian [End]
RomansaCool in Publick, cengeng in Private. Ceo galak nan jahat bisa berubah jadi cengeng nan Manja kalau bersama pawangnya, siapa lagi kalau bukan Damian. Dami si bayi gede nya Queenze. Don't do the copyright! Walaupun ada tulisan Right yang artinya benar...