D-6

50.6K 3.9K 158
                                    

Uda triple up akoh huhuhuuuuu.

Author Pov.

Damian berlari dengan cepat menuju unit kesehatan yang ada di kantornya. Panik melanda saat mendengar kabar bahwa kekasih cantiknya itu jatuh dari tangga.

"Kok bisa jatuh sih" Gumamnya heran, dia dengan segera membuka pintu ruang kesehatan dan berjalan cepat menuju ranjang yang Queenze tempati.

Wanita cantik itu sudah sadar, hanya ada luka di dahinya. Mendengar langkah kaki membuat Queenze segera menoleh "Queen, kamu baik-baik aja!?" Seloroh Damian seketika.

Tapi, bukan jawaban lembut seperti biasa yang dia dengar, melainkan pekikan kuat yang menusuk relung hatinya. "Pergi kau!! Menjauh!! Jangan mendekatiku!" Seru Queenze takut.

Dia mundur dan merapat di dinding, memandang takut Damian yang sudah membatu di tempatnya berdiri. Queenze....takut...padanya?.

Kedua tungkainya melemas seketika, tangannya bergetar pelan. Tapi Damian segera mengepalkan kedua tangannya, untuk menguatkan diri bahwa ini bukan masalah.

"Queen istirahat, jangan banyak gerak" Ujar Damian lembut, dia kembali mendekat. Tapi pekikan yang Queenze keluarkan untuk kedua kalinya membuat Damian tak berkutik.

"Jangan dekati aku!! Kau pembunuh!"

Hatinya serasa diremat sampai hancur, kerongkongannya terasa berat begitu juga dengan dadanya. Oksigen seakan terhalang untuk masuk "Q-Queen jangan bercanda deh, ha..haha..Queen..kamu takut sama aku.."

Damian berusaha kuat, dia berusaha menahan air matanya. Queenze sendiri menatap nyalang Damian, dia dipenuhi ketakutan dan kemarahan yang besar "Menjauh! MENJAUH!! MENJAUH KAU MENJAUH!!" Teriak Queenze lagi.

Dia benar-benar takut, kenyataan bahwa Damian pernah membunuh orang. Dan orang yang sudah koid itu malah balas dendam padanya.

Air matanya sudah tergenang, sekali Damian berbicara maka air mata itu akan jatuh. Bibirnya bergetar, Damian jatuh berlutut di lantai karena kedua kakinya lemas sekali.

Dengan ngenesnya dia mendongak, menatap pilu Queenze. "Q-queen..hiks...Queen takut sama Dami...hiks...maafin Dami..huhuuuu Queen jangan takut..hiks..Dami gak nakal lagi..hiks..enggak Queen enggak.." Isak Damian memohon.

Dia kembali mendekat menggunakan kedua dengkulnya. Memegang erat besi pinggiran kasur yang Queenze tempati, matanya benar-benar terlihat putus asa dan takut.

"Gak! Menjauh kau menjauh!! Jangan temui aku atau bicara padaku!! KELUAR!!" Seru Queenze marah. Dia tak mempan dengan air mata dan permohonan Damian.

Damian menguatkan tangisannya, ini benar-benar mimpi buruk yang ditakutinya selama ini. "Huaaaaaaa Queen jangan gitu..hiks..Huaaaaaaa Dami gamau dibuang..hiks..gamau-gamau! Huaaaaa Queen maafin Damiiii" Tangisannya menguat.

Dia berulang kali mengusap air matanya, dia menangis seperti anak kecil. "Huhuuu...Queen..hiks..Queen Dami gamau keluar..hiks..uhuk! Hiks..Dami mau disini sama Queen..hiks..uhuk! Hueeek!!"

Kan muntah dah.

Queenze yang mendengar suara huek dari Damian lantas menoleh, menatap tak percaya Damian yang memuntahkan cairan seperti kopi. Lantai sudah kotor, tapi Damian masih menangis.

"Huhuuuuu..hiks..Queen maafin Dami..hiks..uhuk!..huhuuuuu Queen maaf." Dia masih melanjutkan tangisnya dengan sisa muntahan yang menetes di sudut bibirnya.

Damian meremat ujung jas hitamnya "Kan! Kamu tuh gak suka kopi tapi sok-sok an minum kopi! Lihat jadinya muntahkan!!" Queenze berseru kesal kemudian turun dari kasur.

Mengambil kain lap di sudur ruangan, dan membersihkan muntahan Damian. Damian terisak sambil menatap melas Queenze "Hiks..Queen..Huhuuu maafin Dami..hiks..maaf" Isaknya lagi.

Queenze tak menjawab, dia menyeka sisa muntahan Damian dengan tangannya. Dan melapkannya di kain tadi, baru setelahnya dia menyeka air mata Damian.

"Udalah diam, jangan nangis lagi. Ntar kamu muntah" Ketus Queenze seraya mengelus kepala Damian.

"He..eum.." Gumam Damian sambil mengangguk, dia bergerak perlahan untuk memeluk Queenze. "Heh nak ayam, siapa suruh meluk-meluk!" Ketus Queenze.

Kedua tangan Damian tertahan di udara belakang punggung Queenze. Seketika bibirnya berkedut dan air mata kembali jatuh "Huaaaaaaaa Queen belum maafin Damiiiiii Huaaaaaaaaaaaa" Damian nangis lagi.

Queenze mendengus sebal, tatapannya jatuh pada Jerome yang menatapnya khawatir "Buk Queen-"

"Apa!?" Queenze nyolot, dia menatap emosi pada Jerome. Ini semua gara-gara pelet Jerome sialan itu.

Jerome tersentak, dia berbalik. "Garangnye..macam kak ros.." Gumam Jerome.

Dia tak mau berurusan dengan Queenze yang seperti ini. Bisa-bisa nyawanya terbang ke langit.



























Tbc..

Huuuuuuuy.

Mawkish Damian [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang