Q-14

39K 2.8K 109
                                    

Hoi kalyan, awas ada Ryn, prikitiw. Tolong vote dan komennya ya.

Author Pov.

Alisyah dan Ziyel tengah menunggu Putra mereka sadar. Setelah datang ke rumah sakit atas telepon dari Queenze mereka datang.

Damian masih tertidur, lukanya sudah diobati dan masalah baru akan dihadapi keduanya "Masalah mereka rumit" Gumam Alisya.

Ziyel mengangguk, benar. Masalah mereka sangat rumit saat ini, Queenze yang sakit hati pada Ian dan Dami yang tak mau ditinggal Queenze.

Terlalu rumit sampai membuat mereka pusing "Apa yang harus kita katakan pada Dami nanti?" Tanya Alisyah sedih, Ziyel menggeleng pelan.

Dia juga tidak tau bagaimana caranya menghadapi putranya setelah pria itu sadar nanti "Kita harus kembali membawanya pergi." Ujar Ziyel.

"Tapi, bagaimana jika nanti Damian mengamuk?" Tanya Alisyah lagi, Ziyel tersenyum sendu "Kita akan memasukannya lagi ke Rumah Sakit Jiwa" Bisik Ziyel.

Hening sebentar, sebelum akhirnya Damian membuka matanya dan menatap kosong langit-langit putih diatasnya "Queen.." Bisiknya serak.

"Dami, kamu sudah sadar nak" Damian menoleh, dia tak mengharap kedatangan kedua orang tuanya. Yang dia mau hanya Queenze.

Damian bangun dan hendak turun "Kamu mau kemana Dami?" Damian tak perduli dan tetap turun, tapi Ziyel menahannya.

"Lepas Pa, Dimana Queennya Dami..dimana.." Damian bertanya dengan nada penuh kekosongan. Sedetik kemudian tatapannya berubah menjadi takut.

Dia segera mencengkram kerah baju Ziyel dan menatapnya takut "Dimana Queenze!! Katakan dimana Queennya Dami!!" Serunya sedih.

Alisyah berusaha menenangkan Putranya yang mulai tak terkendali itu "Queen..Queen uda-"

Brak!

Damian menedang kursi yang ada di dekatnya dan mendorong tubuh Ziyel, napasnya memburu walau air mata terus mengalir di kedua mata depresinya "DIMANA QUEENZE!! DIA GAK MUNGKIN NINGGALIN DAMI!!" Teriaknya marah.

"Queen pergi Dami, dia sudah tak ada di indonesia lagi"

DEG!

Damian memandang kosong pada Ziyel, perkataannya tadi bagai kutukan yang mengerikan "Coba ulangi.." Bisiknya dingin. Dia menggigit kuat bibirnya sampai berdarah.

Menahan nyeri yang datang dari perkataan Ziyel, tidak. Queennya tak mungkin ingkar janji padanya "Queenze, sudah pergi dari indonesia. Dia memutuskan semua hubungannya denganmu, tak ada lagi kesempatan bagimu untuk melihatnya" Ujar Ziyel datar.

Damian mengepalkan kedua tangannya, kemudian meremat kuat rambutnya. Tubuhnya terhuyung ke belakang dan jatuh "Hiks..Queennya Dami pergi..hiks..INI SEMUA KARENA IAN!! HUAAAAAA QUEEN JAHAT..HUHUUUU QUEEN INGKAR JANJI! QUEEN TINGGALIN DAMI!!"

Dami histeris, dia menjambak rambutnya dan memukul kepalanya berulang kali "Huaaaaaaaa balikin Queennya Dami balikin!! BALIKIIIIN!!" Teriaknya marah.

"PAPA BALIKIN QUEENZE!! BALIKIN QUEENZE!!" Damian memeluk erat kedua kaki Ziyel dan meraung, meraung meminta untuk mengembalikan Queenzenya.

"Tidak bisa, ini semua sudah terjadi dan ucapanmu yang mengacaukan segalanya" Damian kembali meraung, dia membanting tubuhnya ke lantai dan menangis.

"Huaaaaa balikin Queenze..huhuuu balikin Queenze!! AKU MAU MATI AJA!! AKU GAMAU HIDUP KALAU QUEENZE GAK ADA!! AKU MAU MATI!!"

Ziyel dan Alisyah tak bisa berkata-kata lagi, keterpurukan Damian sangat besar. Terbukti peran Queenze dalam hidup Damian sangat besar.

"Maaf Dami, tapi Queenze tak mau kamu mati"

Ucapan itu tak Damian perdulikan, yang dia mau hanya mati jika Queenze tak kunjung kembali padanya. Damian akan pergi, dia tak mau hidup jika Queenze tak ada di sebelahnya.

"Hiks..Queenze jahat..hiks..Queenze gak sayang Dami lagi...hiks..Queenze jahat.."

Damian tak pernah tau, jika efek kepergian Queenze akan berdampak segila ini dalam hidup Damian.





















Tbc.

"Marahannya bentar banget sih?"

Mawkish Damian [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang