Aku kembaliii yuhuuu~
Author Pov.
Suasana ramai nan berisik terdengar di sekitaram Mall, seharusnya hanya Queen saja yang pergi, tapi Dami merengek tanpa henti untuk ikut dengannya.
Jadinya dengan sweater biru couple yang mereka pakai, keduanya pergi ke Mall.
Menjadi pemandangan romantis, apalagi visual keduanya tak bisa dianggap remeh cuy.
"Kita mau ngapai sih?" Tanya Dami, tangannya senantiasa menggenggam erat tangan Queenze.
Queenze tak menjawab dan malah membawanya masuk ke dalam toko perlengkapan bayi.
"Mbak, saya mau cari dot bayi yang ukurannya besar. Karetnya yang kuat ya kalau digigit" Queen berkata seperti itu begitu pegawai toko mendatanginya.
Dami yang sadar jika Dot yang Queenze maksud itu untuknya, lantas mencebikan bibirnya.
"Aku gamau dot" Gerutunya sebal. Queenze kembali mengabaikannya dan berjalan menuju koleksi sepatu bayi.
Dia terlihat tertarik, "Kamu mau beli itu?" Tanya Dami.
Queenze mengangguk seraya mengambil sepasang sepatu berwarna pink dan melihatnya lebih dekat.
"Ambil aja, untuk anak kita nanti" Ucap Dami lembut.
Queenze melebarkan senyumnya, tapi senyum itu langsung hilang. Dia kembali meletakan sepatu itu ke tempatnya.
"Gausah deh, nanti aja" Ujar Queenze. Damian curiga, tapi dia tak mau menyulut emosi kekasihnya itu. Jadi lebih baik dia diaaaam.
Damian mengecup singkat pucuk kepala Queenze, dan merangkul bahunya.
"Nanti kita beli sepatu dan baju yang lucu-lucu. Terus kita cetak anak sebanyak keluarga Harvy temen aku punya. Anaknya ada 22 asal kamu tau hoho" Oceh Damian.
Queenze hanya tertawa pelan, dia tak mau menghancurkan harapan Damian.
Jadi sebisa mungkin dia berakting seakan dia akan mewujudkan keinginan Damian.
"Nona, ini dotnya" Queenze berbalik dan menerima dot itu, membalikan dan menelisik bentuk dan kekuatan dot itu.
Dot ini harus tahan banting, tahan gigit dan tahan emosi.
Karena yang make adalah bayi besar yang pemarah dan pemboros air mata.
"Bungkus mbak, saya ambil" Ucap Queenze tenang. Pegawai itu mengangguk senang, dot yang dia berikan adalah yang termahal dan terbagus.
Dia berhasil menjualnya, berarti nanti dia bisa dapat tips dari boznya ahay.
"Aku gamau nge dot" Ketus Damian.
"Yaudah, aku gamau nenenin kamu" Balas Queenze tak acuh. Damian merengut sebal dan menghentakan kakinya ke lantai putih di bawahnya.
Gak di nenenin!? Damian kehilangan asupan nutrisi alaminya dong kalau gitu.
"Jahat kamu, gak laik aku" Sinis Damian. Queenze mengedikan bahunya dan membayar ke kasir, setelahnya mengambil papar bag berisikan dot.
"Bagus, aku bisa cari bayi lain yang nurut sama aku" Jawab Queenze santai dan berjalan keluar.
Damian pucat, dia segera menyusul dan memeluk Queenze dari belakang.
Langsung menyerukan kepalanya di leher Queenze, bahunya gemetar.
"J-jangan...m-maaf aku n-nakal.." Bisik Damian gemetar, dia takut mendengar jika Queenze akan mencari bayi lain.
Queenze mengelus kepala Damian.
"Makannya nurut, ayo ke Mcd, aku lapar" Damian melepas pelukannya dan mengusap ujung matanya yang berair, dia merangkul bahu Queenze dan mereka berjalan kembali.
Ucapan Queenze tentang mencari bayi lain terus mengusik Damian, Queenze gak benar-benar mau cari yang lainkan!?.
Queenze gak bakal ninggalin Dami kan?.
"Queen.."
"Ya?"
"Kamu..gabakal ninggalin aku kan?"
"Enggak,"
Enggak di dunia, gatau kalau tiba-tiba aku mati-Batin Queenze.
Damian mencium pucuk kepala Queenze lama, jawaban Queenze tak menenangkan hatinya yang kacau saat ini.
Tbc..
Aku bakal double up, tapi 1 lagi nanti tunggu aku pulang kerja yo. Hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawkish Damian [End]
RomanceCool in Publick, cengeng in Private. Ceo galak nan jahat bisa berubah jadi cengeng nan Manja kalau bersama pawangnya, siapa lagi kalau bukan Damian. Dami si bayi gede nya Queenze. Don't do the copyright! Walaupun ada tulisan Right yang artinya benar...