Ayo emosi, aku suka lihat komen orang emosi😭. Tapi sayangnya bapak Ian, kontrak anda sudah berakhir sayang😭.
Author Pov.
Queenze tau jika dia berlari maka akan ada yang mengikutinya. Jadi Queenze memilih bersembunyi di ruangan di lantai 49. Sampai Jerome berlalu baru Queenze keluar.
Sungguh, perkataan Damian sangat jahat. Queenze bahkan berpikiran untuk kembali menampar wajah Damian "Sepertinya..pergi keluar negeri adalah jalan satu-satunya.." Lirih Queenze.
Dia berjalan kembali ke lantai 50, dia harus mengambil tas dan ponselnya, besok dia akan mengirim surat resign dan setelahnya pergi dari Indonesia.
Tak mau bertemu atau melihat wajah Damian lagi, itu hanya akan menambah luka di hatinya.
Saat sampai di depan ruangan Damian, Queenze meyakinkan dirinya sekali lagi bahwa dia akan pergi meninggalkan Damian. Dan tak akan kembali sebelum Damian bersujud dan menangis darah padanya.
Cklek..
"Maaf, saya hanya mau mengambil-"
DEG!
Kedua mata Queenze terpaku, tubuhnya menegang melihat pemandangan yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Wajahnya langsung menyiratkan emosi yang besar "DAMIAN APA YANG KAU LAKUKAN!!" Teriaknya marah dan berlari ke arah Damian.
Damian mendongak, wajahnya suram disertai air mata yang mengalir deras di kedua pipinya. Ditangannya ada sebuah pisau buah kecil, dan dia sedang menyayat pergelangan tangan kirinya.
Sampai lantai di bawahnya dikotori dengan darah Damian, yang lumayan banyak. Karena 7 sayatan sudah terbentuk disana "Queen.." Bisiknya pilu. Dia melempar pisau itu dan berdiri lunglai.
Menatap bingung Queenze yang menggeram emosi. "Queen-"
"KALAU KAU MAU MENAHANKU!! BUKAN SEPERTI INI CARANYA IAN!! JANGAN KAU SAKITI DAMIKU!! BRENGSEK!" Teriak Queenze emosi.
Dia mencengkram kuat kerah kemeja putih Damian dan menatapnya dengan tatapan penuh kebencian "Queen..tunggu-" Damian berusaha berbicara tapi Queenze kembali memotongnya.
"Aku tau kau membenciku ian..aku tau..kau tidak percaya perempuan asing selain Mamamu..aku tau kau sangat membenciku..tapi melukai tubuh mantan kekasihku..caramu rendahan" Ucapan Queenze menohok hati Damian.
Queenze menghempas kasar kerah Damian kemudian berjalan cepat mengambil tasnya. "Sayangnya caramu tak akan mengubah pikiranku. Aku tetap pergi" Queenze berjalan mendekati pintu.
Sedangkan Damian menggeleng panik, dia segera berlari ke arah Queenze dan memeluk kakinya sangat erat "Lepasin!!" Sentak Queenze emosi.
Damian menggeleng kuat, air mata semakin deras mengalir dari kedua matanya "LEPASIN AKU IAN!!"
"KAMU UDA JANJI QUEEN!! KAMU UDA JANJI!! Hiks..KAMU JANJI GABAKALAN NINGGALIN AKU!! HUAAAAAAA JANGAN TINGGALIN AKU QUEEN JANGAN..HUHUUUU JANGAN TINGGALIN AKU!!"
Queenze diam, tapi giginya bergemelatuk. "KAU BUKAN DAMI!! KAU BUKAN DAMIANKU! LEPAS!" Teriak Queenze marah seraya menendang tubuh Damian.
Membuat pelukan Damian terlepas dan dia tersungkur ke belakang. Queenze membuka pintu tapi teriakan Damian kembali menahannya.
"KAMU JAHAT!! HUAAAAA QUEEN JAHAT! QUEEN GAMAU DAMI LAGI!! HUAAAAAAA DAMI DITINGGAL..hiks..DAMI GAMAU DITINGGAL!! QUEEN JANGAN TINGGALIN DAMI!!"
Damian bersujud dilantai, dengan bahu yang bergetar hebat dan air mata yang masih mengalir deras. Queenze ingin percaya, tapi perkataan menyakitkan dari Ian menutup hatinya.
"Tidak"
Damian menegang, dia segera bangun dan menatap takut Queenze yang berdiri di depannya. Sangat dingin dan tak tersentuh.
"Hiks..Queen..jangan tinggalin Dami." Lirih Damian memohon. Dia merangkak pelan dan bersujud kembali di kedua kaki Queenze, bahkan setelahnya dia mencium kaki Queenze.
Queenze masih diam, dia berusaha menahan emosi dan segala rasa sakit atas apa yang Ian berikan.
"Queen..hiks..kamu uda janji..hiks..kamu janji gabakal ninggalin Dami..kamu uda janji.." Racau Damian.
Queenze mundur, menjaga jarak dari Damian yang kembali shock. Batinnya terguncang, isakan terdengar semakin jelas "Queen.." Lirihnya pilu.
"Aku tak perduli, kau bukan siapa-siapaku lagi Tuan Damian" Setelah mengatakan hal seperti itu, Queenze keluar dan membanting pintu ruangan Damian.
Dan bersender dibaliknya. "Hiks..QUEENZE!! QUEENZE JANGAN TINGGALIN AKU!! QUEENZE JANGAN TINGGALIN DAMIAN!! QUEENZE..HUAAAAAA QUEENZEEEEE!!" Queenze menahan gagang pintu agar Damian tak keluar.
Gedoran kasar terdengar dari dalam, Queenze menahan isakannya yang sudah keluar sejak dia diluar.
"QUEENZE!! QUEENZE AKU BAKAL BUNUH DIRI KALAU KAMU TINGGALIN AKU!! Hiks..AKU DAMI BUKAN IAN!! HUAAAAAAA QUEENZE MAAFIN AKU HUHUUUU QUEENZE JANGAN TINGGALIN AKU!!"
Queenze memejamkan matanya, dia masih tak percaya jika itu adalah Dami. Ian benar-benar membawa pengaruh buruk pada Queenze.
Damian masih menangis, dia merosot ke lantai dan menjedutkan kepalanya ke lantai berulang kali "Hiks..INI GARA-GARA AKU LUPA!! AKU LUPAIN KAMU! Hiks..MAAFIN AKU QUEEN!! HUAAAAAA MAAF DAMI NAKAL..hiks..JANGAN TINGGALIN AKU..KUMOHON.." Jedutannya membuat dahinya berdarah.
Tak perduli dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Damian bangkit dan berusaha membuka pintu.
Cklek.
Keduanya saling menatap, air mata Damian sudah bercampur dengan darah. Dia sudah bersujud dan menangis darah di kaki Queenze.
Damian merentangkan tangannya "Queen..hiks..jangan tinggalin Dami.." Lirihnya memohon dan akhirnya jatuh ke pelukan Queenze.
Dengan deru napas lemah yang memacu kerja jantung Queenze "Dami..hiks..maafin aku.." Lirih Queenze.
Benar, Daminya sudah kembali. Queenze tak perlu pergi dari hidup Damian jika seperti itu.
Tbc..
Aku kasihan tau😭, gak tega😭😭😭.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawkish Damian [End]
RomanceCool in Publick, cengeng in Private. Ceo galak nan jahat bisa berubah jadi cengeng nan Manja kalau bersama pawangnya, siapa lagi kalau bukan Damian. Dami si bayi gede nya Queenze. Don't do the copyright! Walaupun ada tulisan Right yang artinya benar...