D-8

43.1K 3.4K 270
                                    

Liuliu Damcil mau lewat~

Author Pov.

Bunyi defibilator menjadi pemecah kesunyian di Ruang ICU, jam sudah menunjukan pukul 1 dini hari dan keadaan yang tercipta di sekitarnya sangat sepi dan menyeramkan.

Queenze masih betah dalam tidurnya, dahinya diperban karena luka benturan yang mengoyak dahinya. Kakinya patah karena terjepit body mobil.

Dan Queenze dinyatakan koma tanpa kepastian, Dokter tidak bisa memastikan kapan Queenze sadar.

Krieet.

Tap, tap, tap.

Seorang perawat berjalan masuk ke dalam, sendirian, dengan tatapan mata yang gelap. Dia mendekati ranjang Queenze.

Seringai menyeramkan tercetak di wajah perawat itu.

"Ma~Ti, kau harus ma~ti" Senandung lirih terdengar dari bibir perawat tersebut.

Jari-jari lentiknya memegang selang masker oksigen yang Queenze kenakan.

Dia hendak menarik masker itu agar Queenze kehilangan oksigen tambahannya, lalu setelah hilang oksigennya Queenze bakal mati.

"Hihi, mati" Tepat sebelum masker itu terlepas, seorang perawat lainnya masuk dan menegur.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya nya ketus.

Perawat tadi tersentak dan segera menarik tangannya kembali, tatapan gelapnya sirna dan yang terlihat adalah tatapan penuh kebingungan.

"Hah? Apa? Kenapa aku ada disini?" Gumamnya heran, dia berbalik dan memandang heran perawat yang bertanya tadi.

"Kau ngelindur atau gimana, bahaya banget sampai masuk kesini. Sana gih jaga depan" Ujar Perawat itu.

Yang kebingungan tadi hanya bisa mengangguk dan berjalan keluar dengan cepat.

Perasaan tadi dia hendak mengganti infus di salah satu kamar, tapi kenapa malah nyasar ke ruang ICU. "Ah..apa aku ngelindur ya?" Gumamnya masih bingung.

Sementara itu, perawat yang masuk ke Ruang ICU nampak berfikir keras "Sial, dia sudah dirasuki" Gumamnya serius, dan tatapannya jatuh pada Queenze.

"Sudah aku tebak, kamu kecelakaan pasti gara-gara Demit sialan. Ini kasus ke 50 yang aku temui bulan ini" Gumamnya.

Dia pusing karena beberapa hari ini banyak kasus kecelakaan disebabkan demit.

Dan salah satunya adalah wanita cantik yang ditangisi penuh kepedihan oleh seorang Pria.

"Cepatlah sadar Nona, Priamu tengah menunggumu. Hatinya murni karena adanya dirimu, dia akan jatuh kembali ke sisi gelap hidupnya. Cepatlah sadar Nona" Perawat itu hanya bisa berharap jika Wanita itu segera bangun.

Karena ada hati yang harus dia jaga, dan dia tuntun ke jalan yang benar. Sekali cahaya kecil di hidup pria itu hilang, maka hilang juga lah kebaikan di diri Pria itu. Cinta sungguh mengerikan.

"Aku harus menjaga Nona ini. Demit yang satu itu lumayan kuat, dia bahkan bisa merasuki tubuh seseorang dan mengontrolnya penuh" Yah benar, Achniar harus melindungi Wanita ini dari temannya sendiri.

Nay Nanami Nataniel, Dia harus melindungi Wanita ini dari Nay.

"Selain namanya yang ada 3, orangnya pun ada 3. Sungguh rumit" Niar hanya bingung, kenapa hidupnya tak bisa normal.

Jadi anak indihome, punya teman yang alter ego dan lagi.

"Selamat malam Niar yang cantik" Selalu di goda dengan arwah seorang pria tak dikenalnya.
.
.
Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi, Damian kembali mendatangi Queenze setelah semalam pingsan, dia menggunakan pakaian serba hijau yang memang dikhususkan setiap masuk ke ICU.

Tapi kali ini dia tak berjalan, melainkan menggunakan kursi roda. Dokter memarahinya habis-habisan karena lambung dan tenggorokannya memburuk kembali.

Ini semua karena Damian menangis dan berteriak, mengakibatkan radang di tenggorokannya semakin parah.

Resiko terbesar yang akan terjadi jika Damian kembali menangis dan berteriak adalah.

"Jangan teriak, dan jangan nangis. Atau kamu gak akan bisa ngomong lagi" Peringat Ziyel yang tengah mendorong kursi roda Damian.

Damian hanya mengangguk tanpa bersuara, Ziyel mendorong kursi roda Damian sampai masuk ke ICU.

Setelah menempatkannya di sebelah ranjang Queenze, Ziyel beranjak.

"Berdoalah, semoga Queen segera bangun. Papa harus ke tempat Om Zriel, anaknya bakal tunangan hari ini" Damian hanya mengangguk lagi.

Ziyel menghela napas pasrah, sudahlah.

Setelah mendengar suara pintu yang tertutup, Damian melemaskan bahunya dan bersender di senderan kursi rodanya.

Menatap getir Queenze yang masih memejamkan matanya.

"Queen.." Panggilnya lembut. Dia menegakan kembali tubuhnya dan menggenggam erat tangan kanan Queenze.

Mengeluskannya di pipi Damian, lalu mencium punggung tangan Queenze dengan penuh perasaan. Air mata kembali mengalir dari kedua matanya, tapi isakan atau apapun tak terdengar.

Wajah Damian masih pucat, matanya bengkak karena terus menangis. Kantung mata terlihat jelas dibawah matanya.

"Queen, aku gabakal ninggalin kamu. Queen, aku bakal jadi anak baik dan penurut. Queen, aku bakal tahan emosi dan gak marah-marah. Queen,"

Damian melepaskan genggamannya, dan mencengkram kuat pinggiran kasur Queenze, dan membenamkan wajahnya di kasur Queenze.

"Hiks..maka dari itu aku mohon..hiks..aku mohon cepatlah sadar. Huhuuuu aku janji gak nakal lagi, hiks..aku bakalan jarang minta nenen..hiks....huhuuu Queen jangan tinggalin Damiiiii"

Damian tak bisa untuk tidak menangis, dia sudah membuat pinggiran kasur Queenze basah dengan air mata dan ingusnya.

"Huhuuuu bangun Queen..hiks..banguuuun!! Aku gak papa kalau gak bisa ngomong lagi..hiks..eh jangan deh..hiks..ntar aku gabisa ngerengek lagi...huhuuu Queen banguuuuuun"

Pemandangan sedih itu disaksikan Niar dari luar ICU. "Leo.." Panggil Niar pelan.

"Iya cantik?"

Niar menghadap ke sebelahnya yang kosong di mata orang lain, tapi di mata Niar ada seorang Pria tampan pucat disana "Bisa aku minta tolong padamu" Ucap Niar serius.

Pria yang dipanggil Leo tadi sadar akan keseriusan yang gadis 19 tahun itu keluarkan. Dia menangkup wajah Niar, hawa dingin langsung terasa di pipi Niar.

"Apa yang bisa aku lakukan untukmu?" Tanya nya lembut. Niar menyentuh tangan Leo yang bisa disentuhnya.

"Bantu aku, cari dimana roh wanita itu" Bisik Niar lembut dan memohon. Leo terdiam, tapi kemudian mengangguk dan memeluk Niar.

"Aku akan berusaha sayang, aku akan berusaha mencarinya. Tugas kamu disini jagalah dia dari demit sialan itu" Bisik Leo kemudian melepaskan pelukannya.

Niar mengangguk patuh, sepasang kekasih beda alam akan membantu Damian.

Membantu Damian untuk menemukan dimana roh Queenze yang terjebak entah dimana.
























Tbc.

Aku nambahi 2 couple baru, kalau rajin kayaknya aku bakal buatin cerita mereka.

Mawkish Damian [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang