Haloha, jangan lupa vomenya, jangan malu untuk komen atuh. Aku gak gigit😂.
Author Pov.
Kejadian 2 hari yang lalu sudah dilupakan, dan Damian berjanji untuk tidak melempar barang ketika mengamuk.
Dan akibat rasa bersalah yang besar, membuat Damian sakit.
Dia demam, muntah, merengek dan menangis terus menerus. Tak mau ditinggal Queenze barang 1 menit, kemanjaan meningkat 100 kali lipat.
"Queen, kepala Dami pusing. Pijitin" Dia merengek, mendusel di perut rata milik Queenze yang tertutupi kemeja berwarna putih gading.
Queenze memeras kain putih yang basah akan air dingin.
Kemudian menempelkannya di dahi Damian, menghalau poni lepek Damian terlebih dahuluh.
"Dikompres dulu ya, biar panasnya turun" Ucap Queenze lembut. Damian menggerutu hal yang tidak jelas, kemudian bergerak untuk menatap Queenze dari bawah.
Tangannya dengan nakalnya masuk ke dalam kemeja Queenze.
Dia memberikan kode dengan tatapan melasnya, Queenze menghela napas lelah melihat itu.
"Kamu demam, libur nenen dulu" Ucapnya tenang. Damian melengkungkan bibirnya ke bawah.
"Susu" Ucapnya pelan.
"Nanti aku buatin" Jawab Queenze tak acuh.
Damian semakin melengkungkan bibirnya, air mata tergenang dari kedua onix gelapnya.
"Susu..Dami mau susunya Queen" Lirih Damian.
Queenze tak kuasa, Damian menggemaskan sekali disaat seperti ini.
Alis yang ditekuk, bibir melengkung ke bawah dan air matanya.
Tapi untuk sekarang Queen kuat, dia kuat menghadapi serangan ini.
"Enggak Dami, Queen gamau nyusui Dami kalau lagi sakit" Queenze melanjutkan acara kompresannya.
Tak memperdulikan wajah melas Damian, dia kembali memeluk perut Queenze dan menangis disana.
"Hiks..Queen gak sayang Dami lagi..hiks..mau susu aja gadikasih." Isak Damian.
Menggemaskan sih, tapi tetap saja tak boleh.
Damian kalau sudah menyusu tak ingat waktu, dia juga terkadang menggigit nimple Queenze, terkadang juga memainkannya dengan lidah.
Keanehan ini muncul sejak 3 tahun yang lalu, disaat Damian juga demam.
Dia meracau minta susu, saat dikasih malah dibuangnya dan berkata mau susu Queenze.
Dan saat diarahkan nimple Queenze ke bibir Damian, pria itu meraupnya dan menghisapnya kuat. Ajaib keesokan harinya dia sembuh.
Queenze mengelus rambut basah Damian, jujur jika dibilang Queenze sayang atau tidak pada Damian, maka jawabannya iya.
Queenze sangat menyayangi Damian.
"Nanti ya, Dami mau susu" Paksa Damian yang terhalang perut Queenze.
Anggukan samar yang Queenzd berikan menjadi jawabannya.
"Ya, nanti kalau kamu sehat ya"
Damian menggeram, dia mencubit pinggang Queenze sampai membuat wanita itu meringis.
"Sakit tau" Gerutu Queenze, Damian tak perdulia, dia kembali mendusel di perut Queenze.
Damian memang aneh kalau lagi sakit, bahkan sangat aneh. "Gimana kalau aku beliin kamu dot. Jadi gausah nyusu sama aku lagi" Usul Queenze.
Damian diam, kemudian melepas pelukannya dan kembali menatap Queenze dari bawah.
"Berani kamu, aku perkosa" Ancam Damian dengan suara beratnya, tatapannya tidak bercanda. Dia serius dengan ucapannya.
"Apaan sih"
"Lagian kamu, aku kan maunya nyusu sama kamu! Bukan sama dot!"
Queenze mengedikan bahunya, kemudian kembali mengelus rambut Damian.
"Potong rambut ya Dami, uda panjang nih" Ucap Queenze. Damian mengangguk, dia akan melakukan apa yang Queenze katakan.
Kecuali mengganti nimple Queenze dengan dot, selamanya tak akan terkabul. "Di botakin aja-"
"GAMAU!! NANTI AKU JELEK TERUS KAMU TINGGALIN!!" Damian langsung mengamuk dan mencubit pinggang Queenze lagi.
Queenze tertawa pelan, Damian paling anti dengan rambut botak. Itu sama sekali tidak keren, bisa saja Queenze meninggalkannya.
"Bercanda sayang"
"Hump!"
Beginilah kelakuan Damian, mood yang sangat cepat berubah. Dan keinginan untuk Nenen yang sangat menggebu.
Tbc.
Rl ku sangat sibuk semua, maaf kalau ngaret.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mawkish Damian [End]
RomanceCool in Publick, cengeng in Private. Ceo galak nan jahat bisa berubah jadi cengeng nan Manja kalau bersama pawangnya, siapa lagi kalau bukan Damian. Dami si bayi gede nya Queenze. Don't do the copyright! Walaupun ada tulisan Right yang artinya benar...