Q-13

32.6K 2.8K 249
                                    

BUAT PETISI! BALIKIN BAPAK DAMCIL WAHAI BAPAK IAN!!.

Author Pov.

Damian sudah keluar dari rumah sakit, dia tak betah terlalu di rumah sakit. Lagipula dia sudah merasa sehat dan bisa menjalani aktifitas seperti biasa.

Dengan dampingan Sekretaris bernama Queenze Agata yang setiap hari selalu berada di dekatnya dan mengurusnya. Tak pernah menjauh walau Damian sudah berulang kali mengusirnya.

"Pak Ian, apa anda yakin sudah sehat?" Queenze kembali bertanya untuk yang ke 10 kalinya. Dia hanya khawatir melihat Damian yang bersikeras untuk bekerja.

Damian melirik sinis Queenze "Tentu saja, urus urusanmu sendiri" Ketus Damian seraya memperbaiki dasinya yang miring. Queenze menunduk, menarik napas pendek kemudian mengangguk.

"Baik, maaf atas kelancangan saya" Ucapnya pelan dan sedikit datar. Queenze berjalan menunju pintu dan hendak keluar.

"Hoi! Benerin dasiku dulu" Sarkas Damian sedikit kasar. Queenze mendengus geli sedikit, berbalik dan berjalan mendekati Damian yang sedikit memajukan bibirnya.

Jika itu Dami, Queenze pasti akan mencium bibir pinknya. Tapi sayangnya itu Ian. "Menunduk sedikit Pak" Bisik Queenze yang sudah memegang dasi hitam Damian.

Damian menurut dan menunduk, memperhatikan wajah Queenze yang nampak serius. Sangat cantik dan mempesona, sekilas pikiran untuk menerjang dan menyerbu bibir ranum Queenze terbentuk.

Tapi Damian langsung menepisnya "Selesai" Damian langsung mendorong sedikit kasar tubuh Queenze agar menjauh darinya.

"Sana pergi, aku muak melihat wajahmu itu!" Ucapan itu sangat menyakiti hati Queenze, air mata hampir jatuh dari matanya.

Tanpa berterima kasih dia duduk kembali di kursi kebesarannya, Queenze menghela napas sedih kemudian berjalan cepat menuju pintu.

Dia tak bisa, perlakuan Damian kasar dan tak ada lembut-lembutnya. Damian bahkan pernah menjambak Queenze karena kesal pada Papanya.

Queenze heran, Damian berubah sekali. Seperti power ranger:(.

Queenze sudah meminta pada seluruh karyawan untuk tak mengungkit perihal hubungan keduanya dan bersikap seperti biasa.

Dia berjalan di lorong lantai 50, sepi dan dingin. Seperti hati Queenze saat ini. Dia berhenti melangkah dan menunduk, bahunya bergetar seiring dengan sesak yang menjalar di dadanya.

"Hiks..Dami..aku gak sanggup.." Lirihnya pilu, Queenze berjongkok dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Menangis dan mengeluarkan sakit di hatinya selama 6 hari ini.

"Hiks..Dami..aku pergi aja..huhuuuu aku gak sanggup Dami gak sanggup!!..hiks..aku mau pergi aja..hiks...maafin aku ingkar janji..huhuu maafin aku.." Suara Queenze bergema di lorong.

Tangisan penuh kesedihan yang terdengar menusuk relung hati siapapun yang mendengarnya.

"Huaaaaaaa aku gak sanggup..hiks..mom..Queen gak sanggup.." Queenze tak sadar, ada 2 orang Pri yang baru keluar dari lift menatapnya kaget.

"Queen!?/Buk Queen!?"

Jerome dan Leo berlari cepat menuju Queenze yang masih menangis "Queen, kamu kok nangis" Tanya Leo khawatir seraya memeluk kepala Queenzs dan mengelusnya.

Sedangkan Jerome berjongkok di depan Queenze dan menatap sedih wanita cantik itu, tangannya bergerak untuk mengelus tangan Queenze yang bergetar "Buk..jangan nangis.." Ucap Jerome sedikit bergetar.

Dia serasa ingin menangis, Queenze tak pernah menangis di depan matanya. Tangisannya kali ini sangat menyayat hati kedua pria tampan itu.

"Leo..hiks..Jero..hiks..aku gak sanggup..huhuuu Dami jahat....hiks..jahat..aku gamau ketemu Dami lagi..huaaaaaa Ian jahaaaat!!" Queenze meracau dan menangis di dada Leo.

Hatinya teramat sakit sehingga dia membutuhkan seseorang untuk dijadikan sandaran.

"Oh, ternyata begini kelakuan kalian" Ketiganya tersentak dan menoleh, Damian berdiri dengan tangan yang dilipat ke dada. Memandang rendah ketiganya yang langsung berdiri.

Queenze segera menghapus air matanya dan mengatur pernapasannya. Menunduk tak berani memandang wajah Damian. Sedang Leo dan Jerome berdiri di depan Queenze dan berhadapan langsung dengan Damian.

"Memangnya kenapa Pak Damian?" Tanya Jerome tenang. Mendengar pertanyaan itu membuat darah Damian mendidih, dia menggeram kesal kemudian berdecih.

"Bermesraan di lorong, 1 perempuan dan 2 laki-laki. Wah Nona Agata, apa kau serendah itu sampai merengkuh 2 lelaki sekaligus?"

DEG!

Queenze tak percaya dengan apa yang dia dengar. Bibirnya bergetar, tatapan penuh kekecewaan dia berikan pada Damian "Anda..hiks.." Dia bahkan tak sanggup berkata-kata.

Buagh!

"Brengsek! Jaga mulut anda!! Queen bukan wanita seperti itu!" Seru Leo setelah berhasil menonjok pipi Damian. Dia benar-benar emosi mendengar ucapan Damian yang pasti menyakiti hati Queenze.

Damian tersenyum sinis. "Memang benar kan, dia pasti wanita murahan. Apa kalian sering threesome di ranjang?" Ucap Damian mengejek. Senyum miringnya sangat menyebalkan.

Plak!

Suara tamparan terdengar menggema, Damian terdiam saat merasakan perih di pipinya. Dengan terkaku dia menatap Queenze yang tak lagi menangis, melainkan memandangnya datar dan dingin.

"Beraninya kau!" Damian berseru dan hendak menampar Queenze, tapi terhenti dan menggantung saat sedikit lagi mengenai pipi wanita itu.

"Apa!? Tampar saja aku tampar!! PRIA BRENGSEK! LEBIH BAIK AKU TAK MENEPATI JANJIKU PADAMU SIALAN!! Camkan ini di kepalamu Tuan Ian. Aku, Queenze Agata, menyatakan jika diriku tak lagi ingin berhubungan denganmu!! SAMPAI KAU BERSUJUD DAN MENANGIS DARAH DI KAKIKU!!" Teriak Queenze.

Setelahnya berlari ke arah tangga darurat dan meninggalkan ke 3 Pria tampan yang terhenyak. Terlebih Damian, dia sampai menarik kembali tangannya yang bergetar.

Pikirannya kosong sekarang, "Selamat Pak Damian, akhirnya Buk Queenze tidak lagi terikat dengan anda. Saya bisa mengejarnya mulai sekarang" Ujar Jerome santai dan mengejar Queenze.

Sedangkan Leo tersenyum puas melihat betapa gilanya Damian saat ini. Air matanya mengalir walau pemiliknya tak menyadari hal itu.

"Sudah aku katakan, Queenze tak cocok denganmu. Maka dari itu aku akan merebutnya dan menjadikannya milikku, selamat menjalani hari-hari di neraka Tuan Damian"

Setelahnya Leo pergi menuju Lift, rencananya berjalan sempurna dan sangat mulus. Tinggal menunggu Damian kembali mengingat Queenze.

Dan kembali jatuh ke dunia gelapnya, kembali membunuh orang dan kembali sendirian.


























Tbc..

Syalala, ayo rajin komen, aku tambah semangat kalau yang komen dan votw banyak👀.

Mawkish Damian [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang