Q-8

42.6K 3.4K 68
                                    

Btw Dami punya panggilan dari Readers "Damcil" Avv kok aku yang seneng ya😭.

Author Pov.

Damian berlari dengan segera menuju Ruang ICU, Queenze dibawa ke Rumah Sakit yang sama dengannya.

Setidaknya itu memudahkan Damian untuk melihatnya.

"Damian jangan lari Nak, ya Allah, Damian kamu masih sakit" Dengan susahnya Alisyah menyusul Damian yang berlarian seperti orang kesetanan.

Dia bahkan lupa pada perutnya yang kembali nyeri.

Wajahnya kacau, air mata tak berhenti untuk mengalir.

Nama Queenze selalu terucap dari sela bibir Damian "Queen gak mungkin ninggalin aku, Queen gak mungkin ninggalin aku" Racaunya kalut.

Apalagi, setelah tadi Jerome berkata padanya, jika ini semua adalah ulah demit bgst itu.

Dia adalah sosok gadis yang menyebrang di depan mobil Queenze tadi, dan dia jugalah yang menyebabkan beberapa kejadian pada Queenze.

"Sial, harusnya aku menjauh" Lirih Damian, langkahnya memelan seiring sampainya dia disana, keluarga Queenze sudah berkumpul.

Semua mata memandang ke arah Damian.

Damian sudah bersiap menerima gomen mentah dari Gerald. Tapi dia tak kunjung merasakan sesuatau

"Gerald?" Tanya Damian.

Gerald tak menjawab, dia memandang kosong tubuh sang kakak yang terbaring lemah dengan banyaknya peralatan medis di tubuhnya.

Kaca besar menjadi jarak yang terbentang antara Queenze dan mereka.

"Om..Tante...Maafin Damian yang gak becus jaga Queen" Damian berlutut di depan kedua orang tua Queenze.

"Sudahlah, ini memang jalannya. Tak ada yang bisa disalahkan" Gumam Dadnya Queenze.

Pria paruh baya itu nampak terpukul dengan kejadian yang menimpa Putri kesayangannya itu.

"Sudahlah Damian, ini bukan salahmu. Fokus pada dirimu dulu" Ujar Momnya Queenze lembut.

Damian tak kuasa menahan tangisnya lagi, dia merunduk semakin dalam dan meremat kuat pakaiannya.

"Hiks..Queenze...Mom..Queenze gabakal pergi kan..hiks..huhuuuu Queenze bakalan selamat kan..iya kan Mom" Lirih Damian teramat pilu.

Dia tak sanggup, benar-benar tak sanggup.

Ini ulang tahun terburuk disepanjang hidup Damian.

Dia berusaha berdiri walau kedua kakinya gemetaran, berjalan terhuyung menuju kaca yang menjadi cara satu-satunya mereka agar bisa melihat kondisi Queenze.

Hati Damian serasa pecah, bibirnya bergetar dan Damian segera membekap mulutnya sendiri.

Tak sanggup melihat kondisi Queenze yang mengenaskan itu.

"Queen..hiks..kamu kuat sayang. Jangan tinggalin aku..huhuuuu kamu kuat..hiks..kamu gadisku yang kuat...hiks..maafin aku yang gak nurut sama kamu..hiks..aku janji bakalan jadi penurut Queen"

"huhuuuu hiks..asal kamu gak pergi." isak Damian sampai suaranya mengecil.

Dia mengepalkan kedua tangannya, semakin menangis, semakin membuat perutnya nyeri "Aahh.." Dia meremat kuat kain di bagian perutnya.

Kakinya lemas, Damian jatuh merosot ke lantai seraya meringkuk kesakitan. Perutnya kembali memberikan rasa sakit setelah 2 hari membaik.

"Dami, kamu gak bisa banyak gerak dulu nak" Alisyah langsung mendekati Damian.

Dan membantunya berdiri, tapi Damian menolak.

"Enggak..hiks..sakit Damian yang setara sama Queenze..hiks enggak..biarin aja..hiks..Damian gamau kalau cuma Queen aja yang kesakitan..hiks..biar Damian ngerasai sakit..walau gak sebanding" Lirihnya.

Damian meringkuk di lantai, semakin dia menangis, semakin kuat rasa nyeri itu menusuk perutnya.

Damian memeluk perutnya sendiri "Aaa..h..s-sakit..uhuk!" Alisyah semakin khawatir.

Putranya ini keras kepala sekali "Duduk dulu di kursi, nanti kamu masuk angin Dami" Bujuk Alisyah lagi.

Damian menggeleng ribut "Enggak mau! Damian gamau!! Uhuk!! Hueeeeek!!" Damian kembali memuntahkan cairan, tapi kali ini bukan kehitaman, melainkan.

"D-darah.." Damian shock, tangan dan lantai di bawahnya dikotori dengan darah muntahan Damian.

"Damian!! KAMU HARUS ISTIRAHAT!!" Mereka semua menoleh begitu mendengar amukan Ziyel.

Dia baru saja membayar administrasi, melihat usaha Istrinya untuk membuju Damian membuat Ziyel kesal.

Damian kembali menggeleng ribut, wajahnya semakin pucat pasi.

"Enggak..hiks..DAMI GAMAU NINGGALIN QUEEN!! DAMI MAU DISINI SAMA QUEEN!! UHUK!! DAMI GAMAU ISTIRAHAT!"

"Hiks..gamau...kalau Queen pergi pas Dami tidur gimana!? Damia gamau ditinggal Queen..HUAAAA DAMI GAMAUUUU!!!"

Damian mengamuk, dia mendorong Ziyel yang berusaha membantunya berdiri. "Hiks..Dami gamau Pa! Nanti Queen pergi kalau Dami tinggal..hiks..uhuk! Hueeeek!!" Damian kembali memuntahkan darah dari mulutnya.

Nyeri semakin menyerangnya, dan kepalanya berkunang-kunang, tubuhnya terhuyung ke belakang seketika.

"Dami...gamau..di...tinggal.." Bisiknya, sebelum akhirnya kegelapan menelannya.

Menelannya bersama mimpi buruk dan ketakutan besar, ketakutan akan ditinggal Queenze permata hatinya.




















Tbc..

Syalala, jangan lupa Voment yaaa.

Mawkish Damian [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang