Nungguin ya~
Author Pov.
1 minggu kemudian.
Queenze tak kunjung membuka matanya, Leo sudah berusaha mencari dimana keberadaan roh Queenze tapi hasilnya nihil. Rohnya tak ditemukan di manapun.
Bahkan Leo sudah bertanya pada roh lain yang dilihatnya dan jawabannya sama saja. "Dimana lagi aku harus mencarinya" Leo melayang dengan lemasnya.
Dia sedang berada di jalanan, banyak orang berlalu-lalang menembusnya. "Sepertinya aku harus mencari di tempat dia kecelakaan" Leo bergegas terbang ke tempat kecelakaan terjadi.
Dia harus berusaha sebaik mungkin, ini permintaan Niar dan jika dia berhasil. Dia bisa bermanja di bawah pohon dengan kekasih galaknya itu hoho.
Sementara itu di ICU tempat Queenze berada, seperti biasa akan ada Damian yang duduk di sebelahnya seraya menangis sampai tertidur. Dan berakhir harus di bangunin agar pindah ke kamarnya.
Kondisi Damian tak kunjung membaik, tubuhnya semakin kurus. Pipi tembemnya hilang entah kemana, yang ada hanya pipu tirus yang menuakan wajah tampan Damian.
Lingkaran hitam semakin terlihat dibawah matanya, untuk lambungnya juga tak kunjung membaik, dan radangnya tenggorokannya semakin parah. Dia hampir kehilangan suaranya.
"Queen..." Bisiknya teramat pelan. Karena tenggorokannya sangat sakit jika dia mengeluarkan suara lebih.
Damian mengelus pipi Queenze yang dingin dan pucat, seulas senyum lembut terbentuk "Kalau kamu mau pergi, jangan lupa ajak aku" Bisiknya lagi.
Damian tak ingin menangis hari ini, dia menidurkan kepalanya di pinggir ranjang Queenze. Memandang lekat wajah damai Queenze disana, memejamkan matanya dan membayangkan Queenze sedang mengelus kepalanya.
Terbayang kenangannya bersama Queenze, saat mereka bermanjaan, mereka berduaan, tanpa sadar air mata mengalir walau Damian tak ingin.
Senyum lembut kini berganti dengan senyum getir "Aku..gamau nangis..hiks..gamau..tapi..hati aku sakit.." Lirih Damian teramat pelan sampai suaranya tak terdengar.
Bahunya bergetar menahan isakan yang bisa semakin kuat. "Huhuuu..hiks..Queen..bangun..uhuk!..hiks..Queen.." Isak Damian semakin pelan.
Apa ini dosa dari yang dia lakukan dulu, membunuh banyak orang hanya karena emosi sematanya saja. Jika dulu dia tau akibat dari perbuatannya akan berimbas pada Queenze, dia tak akan melakukannya.
"Hiks..huhuuuu.." Damian menyesal, sangat menyesal.
Niar melihat jelas kepedihan yang Damian rasakan, auranya gelap dan suram. Leo belum menemuinya lagi dan memberikan berita baik.
"Kuharap kamu berhasil Leo, temukan wanita itu dan bawa dia kembali pada Prianya" Gumam Niar sedih.
Tenang Niar, Leo berhasil menemui roh Queenze dan saat ini dia menemui masalah baru.
"Hey kau" Leo mendekati Queenze yang tengah duduk di pinggir jalan tempat dia kecelakaan kemarin. Queenze mendongak dan menatap nyalang Leo.
"Siapa kau?" Tanya Queenze seraya berdiri dan bersikap waspada. Sejak Queenze membuka matanya dia sudah ada di pinggir jalan dan tak tau apa yang telah terjadi.
Namanya saja dia tak tau "Namaku Leo Adibaren, aku tengah mencarimu" Leo berdiri di depan Queenze dan memberikan senyum manisnya. Queenze sedikit menurunkan tingkat kewaspadaanya.
"Kau tau siapa namaku?" Tanya Queenze bingung. Leo tertawa kikuk karena dia juga tak tau siapa nama wanita itu. "Aku tidak tau, tapi aku tau siapa yang tau namamu. Ayo ikut aku" Bujuk Leo seraya mengulurkan tangannya.
Queenze rasa pria pirang itu tak berbohong, Queenze menyambut tangan Leo dan mereka pergi ke rumah sakit saat itu juga.
Leo senang karena berhasil memenuhi permintaan kekasihnya, tapi ada secuil rasa kagum Leo pada roh wanita itu.
"Walaupun dia roh, tapi dia sangat cantik dan auranya hangat" Bisik Leo disertai senyum simpulnya, dia menatap hangat genggaman tangan mereka.
Sayangnya wanita ini sudah memiliki kekasih sama dengan dirinya. Sesaat ide buruk melintas di kepala tampan Leo. Ah tidak, paling jika aku sadar nanti aku akan merebut wanita ini dari kekasih cengengnya-Batin Leo.
Leo mengeratkan genggamannya, perasaan hangat baru yang dia rasakan berbeda dengan yang dia rasakan pada Niar. Berbeda bahkan sangat berbeda.
"Niar maaf"
Dan Leo berfirasat baik akan hal ini.
Preview.
"Queen..hiks..Queen sadar"
"Kau siapa!!"
"Hah..Q-Queen..gak ingat Dami.."
"Dami? Dami siapa?"
"Queen gak ingat Dami..hiks..gak ingat Dami...huhuuuuu"
Tbc..
Ayo perbanyak Vote dan komen, agar aku triple update hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawkish Damian [End]
RomanceCool in Publick, cengeng in Private. Ceo galak nan jahat bisa berubah jadi cengeng nan Manja kalau bersama pawangnya, siapa lagi kalau bukan Damian. Dami si bayi gede nya Queenze. Don't do the copyright! Walaupun ada tulisan Right yang artinya benar...