Kenapa gue harus terperangkap di lingkaran setan ini? Batin Rania diam-diam berteriak. Demi apapun ia ingin sekali beranjak dan berleha-leha di rumah sekarang. Perempuan itu jadi menyesali keputusannya untuk me time di toko donat. Adam berhasil menghancurkan moodnya.
"Ganti duit gue, Cik."
"A-adam, kasih gue waktu ya, sekarang gue gaada—"
Adam menghela napas kasar, "Sebulan yang lalu, sebelum gue pindah ke Jakarta, lo bilang bakal transfer uangnya, tapi apa? Sampai sekarang gue belum dapet duitnya. Gue coba hubungin elo, tapi lo nge-block gue, ganti nomor lo, dan lakuin semua cara biar gue ga bisa nemuin lo lagi. Sekarang gue ke sini, lo ga bisa kabur lagi."
"Gu-gue janji bakal bayar. Pasti, tapi ga sekarang."
Apa gue harus bener-bener turun tangan?Emang gue berani?
"Terus kapan? Ditunggu lagi, lama-lama lo kabur lagi."
Rania mengepalkan tangannya diam-diam di belakang Adam. Sejujurnya ia sendiri tidak mengerti kenapa dia mengiyakan Adam untuk membantu laki-laki itu menagih utang, padahal bicara dengan orang asing saja dia masih gagu, dan sekarang dia mau menegakkan keadilan? Keberanian Rania lenyap seketika. Rania masih menjadi pengecut yang sama, tapi apa yang bisa dia lakukan sekarang? Kabur? Dia pasti akan diteror oleh Adam karena sudah berkhianat.
"Gue ga kabur, beneran. Kali ini gue beneran bakal ganti duitnya." Perempuan bernama Cika itu menjawab Adam dengan nada bicara panik dan terkesan tergesa-gesa. Dari gelagatnya, ia berusaha menarik lengan pacarnya yang berlagak pura-pura tidak tahu itu untuk pergi dari hadapan Adam. "Gue buru-buru nih, Dam. Ada hal lain yang harus gue urus."
"Tapi Cik—"
"Gue buru-buru banget, Dam. Sorry!"
Tahan Dam! Dia ga bakal bayar duit lo, dia cuma kabur!
"Lo-lo ga bisa kemana-mana!" Rania berbicara dengan nada membentak, akibatnya mereka menjadi pusat perhatian sekarang. Sebenarnya sudah ada sebuah rencana yang tersusun di benak Rania, hanya saja rencana itu akan sangat memalukan. Astaga, dia benar-benar benci dengan Adam sekarang!
"Maaf, lo siapa? Jangan ikut campur ya." jawab Cika dengan tatapan memaksa Rania untuk diam karena semua orang sedang menatap mereka dengan penasaran.
"Gue, gue..." Rania menoleh ke Adam, meminta bantuan. Sialnya, Adam terlalu bodoh untuk memahami kode bantuan yang diberikan Rania lewat tatapannya. Anjing banget! "Gue sepupunya Adam dan gue pantas untuk ikut campur karena lo udah nipu sepupu gue!"
Orang-orang di sekitar mereka langsung memasang ekspresi terkejut karena mendengar kata penipu keluar dari mulut Rania.
Apa orang-orang udah kepancing?
Dengan susah payah Rania menyembunyikan suaranya yang gemetar seiring dengan semakin kuatnya kepalan tangannya akibat tangannya yang juga ikut gemetaran karena gugup. Sebut saja Rania berlebihan, tapi memang seperti ini lah tubuh Rania bereaksi setiap dia berusaha berbicara di depan umum.
"Bisa-bisanya lo minjem duit sepupu gue buat modalin usaha selingkuhan lo! Tiga juta, itu ga daun! Sekarang bayar!"
Orang-orang di toko donat semakin ribut mengetahui perlakuan mantan pacar Adam. Ada yang menyindir dengan terang-terangan dan ada juga yang memilih diam-diam menghujat dengan berbisik-bisik kecil di belakang. Bahkan ada yang merekam drama yang sengaja Rania buat secara tiba-tiba dengan niat untuk mempermalukan Cika dengan pacar barunya. Mereka pantas mendapatkannya.
"Dan lo, dasar cowo ga punya harga diri. Numpang aja bisanya. Muka ganteng lo ga guna!"
"Gue udah bilang bakal bayar!"
"Kapan? Kalau lo kabur lagi kayak kemaren-kemaren gimana? Gue sama Adam udah ga bisa percaya omongan penipu kayak lo."
"Dua minggu lagi."
"Apa jaminannya?"
Cika terlihat frustrasi, ia sudah terlampau malu tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Ia ingin lenyap sekarang juga. "Lo mau apa sebagai jaminan?"
"Gue mau cincin itu." Rania menunjuk ke sebuah cincin emas yang terhias di jari manis perempuan itu. Cika langsung panik saat menyadari apa yang Rania inginkan sebagai jaminan. Melihat ekspresi itu, Rania diam-diam tersenyum puas. Informasi Adam soal Cika ternyata memang sangat akurat, terutama soal cincin yang sangat dijaga oleh perempuan itu karena itu adalah peninggalan terakhir dari mendiang ibunya.
"Tapi—"
Rania buru-buru maju mendekat untuk berbisik, "Lo kasih cincinnya atau gue bakal bikin lo lebih malu lagi."
Cika menggigit bibirnya. Dengan wajah seperti ingin menangis, ia memberikan cincin itu kepada Rania. Sial, Rania jadi orang jahat sekarang karena Adam.
"Dua minggu lagi atau gue jual cincin ini."
***
"Lo keren banget, Ran!" seru Adam bersemangat sementara ia berjalan menyusul Rania menuju parkiran. Senyum laki-laki itu lebar sekali sampai-sampai orang mungkin tidak mengira kalau laki-laki itu benar-benar sedang kena tipu oleh mantan pacarnya sendiri.
"Lo bikin gue stress! Sana!"
"Makasih banget ya! Nih donat lo." Adam memberikan sekotak donat lagi kepada Rania untuk memenuhi kata-katanya tadi. Tingkat kekesalan Rania menurun sedikit akibat melihat donat itu. Astaga, Rania cemen sekali. Disogok donat sudah luluh.
"Makasih." Rania mengucapkannya dengan setengah hati, tapi tidak dapat dipungkiri dia senang mendapatkan donat yang banyak hari ini. Kemudian tangan Rania bergerak menuju kantung celananya. Cincin emas Cika yang ia ambil tadi, ia berikan kepada Adam. Lagipula Rania tidak punya hak untuk menyimpan cincin emas itu. "Lo jaga itu cincin emas mantan lo. Kasian, dia ngasihnya hampir nangis tadi."
"Lo aja yang simpen, kan lo bakal nemenin gue lagi soal utang ini."
Mata Rania langsung melotot, perempuan itu hendak marah. "Gue gak mau lagi ngurusin masalah lo! Lo selesain sendiri!"
"Ran, tolongin sekali lagi aja. Kali ini cuma nemenin doang kok."
Rania menghembuskan napasnya kasar. Kenapa Rania harus menghadapi laki-laki menyebalkan dan tidak sopan seperti Adam sih? Pertama, karena membantu Adam, mungkin Rania tidak akan bisa datang lagi ke toko donat ini dalam waktu dekat karena wajahnya pasti sudah sangat dikenali karena tragedi utang itu. Kedua, mungkin wajahnya akan ada di akun gosip remaja viral karena masalah utang ini, mengingat tadi ada yang merekam pertengkaran mereka. Astaga, mau dimana Rania letakkan wajah ini?
"Gila lo!"
"Dua kotak donat. Gue traktir!"
Kenapa harus donat! Rania memejamkan matanya kesal untuk beberapa detik.
"Yaudah, iya!"
Adam tersenyum lebar. "Makasih boncel!"
Rania mengangakan mulutnya, tidak percaya dengan panggilan yang dibuat oleh Adam. Lihat sekarang laki-laki itu, bukannya minta maaf karena sudah mengejeknya, Adam malah berlari kabur entah kemana.
"Dasar manusia ga beradab!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dengan Dia
Novela JuvenilKamu adalah kisah romansa yang sangat manis untuk dikenang. Terimakasih ya dan jangan tunggu aku, berbahagialah demi dirimu sendiri. -Rania Putri published 2020 Cover by pinterest