27| Teka-Teki

652 46 2
                                    

Sudah satu minggu sejak Karan dan Karin memutuskan untuk kabur dari rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu minggu sejak Karan dan Karin memutuskan untuk kabur dari rumah. Sejak saat itu juga, Caca tidak berhenti untuk menangis, makan pun hanya sekali, itupun ketika ia ingin makan saja, dan tidak mau keluar dari kamar kecuali ketika ia akan pergi ke kamar mandi.

Melihat Caca bersikap seperti itu, membuat Rena merasa sangat jengkel. Rena menyalahkan Karan dan Karin atas semua ini.

Kondisi Caca begitu kacau, ia seperti kehilangan semangatnya disepanjang hari. Wajah yang selalu ceria, kini berubah menjadi murung tak terdefinisi. Tidak ada yang bisa membujuk Caca, entah Aldo, Rena, Oma Nirma, atau bahkan Bi Minah sekalipun. Bahkan saat ditawarkan untuk liburan pun Caca menolak. Yang Caca ingin hanya satu, kakak-kakaknya kembali pulang.

"Caca, makan yuk! Ini udah siang loh, Caca belum makan dari tadi pagi."

"Nggak mau Ma, Abang sama Kakak udah pulang?"

Rena yang sudah muak dengan pertanyaan Caca pun hanya bisa membanting piring yang sudah ia bawa ke lantai kamar Caca. Membuat kamar Caca menjadi kotor. Caca yang masih anak kecil pun langsung menangis melihat Ibunya seperti itu.

"Berhenti nanyain kabar mereka, Caca! Mereka udah milih pergi dari sini, jadi gak usah peduliin mereka! Mama capek, Ca. Mama capek liat kamu begini, terus-terusan nanyain Abang sama Kakak udah pulang belum. Emang mereka peduli sama kamu?! Kalau mereka peduli sama kamu, mereka nggak bakal ninggalin kamu, Caca."

Tangis Caca bertambah lebih keras, ketika Rena membentaknya. Rena pun langsung berusaha untuk meredam amarahnya.

"Mama jahat! Pergi dari sini! Caca nggak mau liat Mama!" teriak Caca.

Caca pun langsung beranjak dari kasurnya, lalu mendorong Ibunya secara paksa agar segera keluar dari kamarnya.

"Caca, maafin Mama. Mama nggak maksud buat ngebentak kamu sayang, maafin Mama ya?" Rena terus berusaha untuk menghentikan Caca namun usahanya tak berhasil. Caca terlalu keras kepala.

"Enggak mau! Mama jahat!"

"Jangan masuk kamar Caca lagi!"
Caca mendorong Ibunya sampai pintu kamarnya, lalu ia segera menutup pintu kamarnya dan menguncinya. Mengantisipasi agar Ibunya tidak kembali masuk kedalam kamarnya.

Lalu setelahnya, Caca pun langsung berlari menuju kasurnya, lalu kembali menangis tersedu-sedu disana.

"Abang, Kakak, Caca kangen." rintih Caca.

Tak berselang lama, Caca pun tertidur karna lelah menangis.

Saat sedang tertidur pulas, samar-samar Caca mendengar pintu kamarnya diketuk oleh seseorang. Caca tidak langsung bangkit, anak itu langsung duduk dan berusaha mengenali suara seseorang yang sedang mengetuk pintu kamarnya.

"Caca, buka pintunya sayang! Ini Papa."

Ketika mendengar suara Ayahnya, Caca pun langsung bangkit untuk membukakan pintu kamarnya. Namun saat ia membukanya, Ibunya juga turut berdiri disamping Ayahnya. Membuat Caca langsung kembali menutup pintunya.

Karan Dan Karin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang