- Seneng gak, hari minggu aku up? Ah udahlah, bodoamat ya sama kalian mau seneng mau enggak terserah. Itu hak kalian. Yang pasti, aku pengen segera nyelesain cerita ini biar nggak ada beban hidup diakhir tahun, eakk. Oke, guys langsung aja baca♥♥ -
*****
Setelah selesai dengan urusan Karin, dan Karin pun sudah mendapatkan sebuah pekerjaan seperti yang dia inginkan. Kini Karan dan Karin keluar dari Kedai Kopi, namun ada sesuatu yang menarik perhatian Karan. Tak jauh dari sana, Karan melihat seseorang yang sepertinya tak asing baginya.
Karan menghentikan langkahnya, membuat Karin ikut menghentikan langkahnya juga.
"Kenapa?" tanya Karin.
Karan pun melihat kearah saudaranya, kemudian kembali melihat kearah objek yang begitu menarik perhatiannya, "Kar liat sana!"
Karin pun ikut melihat kearah yang ditunjukkan oleh Karan, "Kenapa emang?"
"Coba perhatiin baik-baik, itu mirip sama Citra nggak sih? Atau emang iya bener itu Citra?"
"Citra?" beo Karin, Karin berusaha untuk mengingat siapa pemilik nama itu. Namanya sangat familiar baginya, tapi siapa orangnya?
"Itu loh, si cewek mur-"
Karin segera memotong pembicaraan Karan, sebelum saudaranya itu mengatakan hal yang tidak-tidak meskipun terkadang benar adanya, "Hish! Kalo ngomong dijaga. Nggak boleh kayak gitu!"
"Iya-iya, tapi bener loh dia itu emang gitu. Kelakuannya minus banget. Pakaiannya kayak kurang bahan, padahal kan kalo dia mau beli satu pabrik bahan buat pakaiannya juga dia pasti mampu."
Karin hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar celotehan saudaranya yang sepertinya pandai sekali menghujat orang, "Karan?"
"Hm?" Karan masih belum bisa mengalihkan tatapannya dari objek yang sangat menarik perhatiannya, ia ingin sekali mendekat untuk sekedar memastikan apakah itu benar Citra atau kah bukan? Mau bagaimanapun, ia harus menyelamatkan Dion dari perjodohan sialan itu.
"Belajar dari mana semua hujatan itu?"
Karan langsung menengok kearah saudaranya dan meringis. Tapi tak lama, pandangannya kembali ia arahkan pada dua orang yang begitu membuatnya penasaran."Udah yuk balik. Nanti, kalau Papa, Mama, Oma, sama Caca nyariin gimana?"
"Impossible."
"Kamu kalau mau pulang dulu, pulang aja ya? Nanti aku pesenin taxi online. Aku ada urusan dulu. Kalau enggak, minta dianterin aja sama si Revo." sambung Karan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karan Dan Karin [Completed]
Fiksi RemajaJudul awal : We Are The Same (Ka_Zra) RANK IN; #1 - wwc2020 #2 - wwc2020 #3 - wwc2020 #4 - wwc2020 #4 - fiksiremaja Karan dan Karin, si kembar yang hidup bersama dengan luka. Sama-sama hancur, sama-sama tersayat oleh luka. Tidak ada yang beda, hanya...