23| The Devil

676 49 2
                                    

Dion merebahkan tubuhnya diatas kasurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dion merebahkan tubuhnya diatas kasurnya. Pikirannya melayang-layang kepada kejadian beberapa menit yang lalu.

"Oke, saya akan membatalkan perjodohan ini."

Kata-kata Rey-Ayahnya Citra, terngiang dalam otaknya.

Dion berharap, apa yang Rey katakan bisa berubah menjadi nyata dan bukan hanya sekedar kata-kata saja.

"Dion?"

Itu adalah suara Vano-Ayahnya, Vano mengetuk pintu kamar anaknya dan berharap semoga ia diizinkan untuk masuk.

"Masuk."

Perlahan, Vano memasuki kamar putranya. Dion yang mendengar langkah kaki itu, segera bangkit untuk duduk.

"Kenapa?" tanya Dion.

"Kamu habis kerumah Citra?"

Mendengarnya pun, Dion merasa tak minat. Namun, untuk menghargai Ayahnya Dion pun hanya bergumam.

"Papa tau dari Om Rey, kamu mau ngebatalin perjodohan ini? Kenapa?"

Dion menatap Papanya lekat, "Nggak suka sama Citra."

"Kenapa? Citra itu cantik loh."

Dion memutar bola matanya malas, "Cantik sih cantik tapi kelakuannya minus. Masih mau bilang Citra cantik?"

"Dion, dengerin Papa. Citra itu anak yang baik-"

"Stop Pa! Udah. Papa tau nggak alasannya Om Rey ngadain perjodohan ini?"

"Ya ..., buat ngerekatin hubungan persahabatan Papa sama Dia mungkin."

Dion menghela nafasnya gusar, Ayahnya tidak tau apa alasan dibalik semua ini tetapi ia langsung setuju untuk menjodohkan anaknya dengan anak sahabatnya itu.

"Pa, Citra itu hamil Pa. Dan Dion harus tanggung jawab untuk kesalahan yang bahkan nggak pernah Dion lakuin."

Vano terlihat terkejut, namun setelahnya ia bisa menetralisir rasa kagetnya.

"Dion, berhenti berbicara sembarangan."

Dion berdecak malas, "Terserah. Yang pasti Dion punya buktinya."

Dion menunjukkan video yang sudah ia copy dari handphone Karan, dan memutar rekaman suara Citra yang menjelaskan bahwa ia memang hamil.

Dion memang merekam semua penuturan Citra dan juga Rey.

Saat menunggu Citra datang, Karan meminta Dion untuk menyiapkan ponselnya untuk merekam setiap pembicaraan yang akan keluar dari mulut Citra. Itulah sebabnya, kenapa Karan terus memancing Citra untuk mengatakan semuanya dengan sejujurnya.

Vano terlihat marah, mukanya yang tadi ramah kini terlihat datar. "Sialan."

"Papa harus datengin Rey. Papa mau ngasih perhitungan sama Dia. Papa nggak terima kalau kamu harus bertanggung jawab sama apa yang nggak kamu perbuat."

Karan Dan Karin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang