24| First Day of Work

671 46 3
                                    

"Mas aku takut,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas aku takut,"

Sedari tadi, Rena terus mengulang-ulang kalimat itu. Membuat Aldo harus menghela nafasnya sesekali.

Keduanya kini tengah berada dikamar mereka, setelah tadi Caca membawa Karan dan Karin untuk segera masuk, semuanya pun ikut masuk kedalam.

"Ren, udah cukup. Caca nggak mungkin sejahat itu buat ngebenci kita,"

Rena menatap Aldo dengan senyum paksanya, "Mas tapi-"

"Oke, sekarang kita temui Caca."

Rena mengangguk setuju, kemudian mereka pun beranjak dari kamar lalu mencari Caca.

Rena dan Aldo tidak menjumpai Caca di ruang tengah ataupun dapur, Rena melihat kelantai dua dimana terdapat kamar Karan dan juga Karin. Pintu kamar Karin terbuka, dan itu membuat suatu pernyataan muncul dikepala Rena bahwa Caca tengah berada disana.

"Keatas mas,"

Keduanya pun melangkah naik kelantai dua, lalu langsung masuk ke kamar Karin. Saat sampai disana, Rena mendapati Caca yang langsung bersembunyi dibalik tubuh Karan saat Caca melihat dirinya dan juga Aldo masuk kedalam kamar Karin.

"Abang, Caca takut."

Karan melihat kebelakang tubuhnya, lalu menatap kedua orang tuanya dengan tatapan datar.

"Mau apa?"

"Yang pasti bukan untuk ketemu sama kamu atau kembaran kamu itu."

Karan melihat kearah sofa kamar Karin, dimana Karin tengah tertidur disana. Sepertinya Karin merasa kelelahan.

"Jangan buat keributan disini, kembaran saya lagi tidur."

"Saya nggak peduli, saya mau ketemu Caca." sahut Rena.

Caca yang mendengar namanya disebut, langsung menolak keras-keras. "Caca nggak mau sama Mama."

Aldo menatap Rena, menggantikan peran Rena untuk membawa Caca turun kebawah.

"Yaudah, kalau gitu sama Papa aja."

"Nggak mau! Papa jahat! Papa udah mukulin Abang, nanti Papa mukul Caca juga." terang Caca masih dengan rasa takutnya.

"Tap-"

"Punya telinga kan? Anaknya udah nggak mau, gak usah maksa." sela Karan pada Ayahnya.

Rena yang tadi diam, kini ikut membuka suaranya lagi, "Jangan ikut campur!"

Karan tersenyum miring, "Saya juga malas ikut campur urusan kalian. Tapi kalian bawa adik saya, jadi itu urusan saya juga."

Rena mendekat kearah Caca, kemudian menarik tangannya lembut.

"Caca sayang, sama Mama yuk!"

"Nggak mau!"

"Nanti kita beli es krim," Rena masih berusaha membujuk Caca namun Caca tetap kekeuh pada pendiriannya. Caca tidak ingin bersama Ayah dan Ibunya. Caca takut.

Karan Dan Karin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang