Prolog

181K 13K 1.5K
                                    

Malam yang indah untuk seorang gadis yang sedang duduk di balkon kamarnya. Memandang indah langit langit yang bertaburan beribu bintang.

Udara malam pun semakin dingin dan manusuk. Gadis tersebut pun masuk ke dalam kamarnya dan tak lupa menutup jendela dan gordennya.

Panggil saja dia Sahira Auliani, biasa di panggil Sira. Gadis berumur dua puluh satu tahun, yang menjadi mahasiswi di kampus Garuda sakti.

Saat berbalik badan Sahira melihat seorang anak kecil yang sedang berdiri di samping  nakas Sahira. Sahira menyerit heran melihatnya. Darimana kah bocah itu masuk? Seingat Sahira ia sudah mengunci pintu kamarnya. Dan terlebih lagi bocah ini botak dan hanya memakai popok.

"Heh bocah! Ngapain lo disini?" tanya Sahira, duduk di samping ranjang tak jauh dari si bocah.

"Sustt jangan berisik nanti yang punya dateng" jawab bocah itu, tak berbalik atau menatap Sahira.

"Ngapain sih?" tanya lagi Sahira.

"Ini lagi ngitungin duit, lumayan kan duit-nya" jawab bocah itu seraya menghitung uang receh yang ada di atas nakas.

"Punya siapa sih duit nya?"

"Gatau, yang punya gak ada jadi gue ambil aja"

Sahira hanya mengangguk, dan mengambil ponselnya yang berada di samping bantal putih bersarung bunga bunga. Menyalakan ponselnya, dan ia baru ingat. Itu kan uang milik-nya, dan si bocah itu ingin mengambil uang milik-nya. Oh tidak!!

"Heh bocah! Itu kan duit gue!!" pekik Sahira.

"Hah? Apasih? Diem deh" jawab bocah itu, lalu menoleh ke arah Sahira.

"Loh? Loh? Loh? Kok lo bisa liat gue? Lo manusia kan?!" tanya si bocah.

Sahira merampas kembali uang yang berada di tangan si bocah itu. "Duit gue bocah, balikin!" teriak Sahira.

"Ehh itu udah jadi milik gue yah, sini sini!!" nyolot tu bocah. Sahira tak membiyarkan si bocah untuk mengambil kembali uang miliknya.

"Eits tidak semudah itu ferguso! Lo ini ambil dari mana?"

"Sini" jawab sang bocah, menunjuk kotak hitam yang berada di atas nakas. Tempat penyimpanan uangnya Sahira.

"Nah kan! Ini tu uang gue!!" pekik Sahira yang sudah kesal.

"Udah lah sini, gue lagi butuh uang nih. Kalo gue pulang gak bawa uang, abis gue di omelin sama emak gue!" ucap si bocah, lebih tepatnya curhat.

"Yaudah kerja lah"

"Ini gue lagi kerja, balikin!"

"Ini duit gue, astaghfirullah haladzim" Sahira beristighfar, lelah sudah ia menanggapi si bocah ini.

"PANAS!!! ARGHH PANAS!" ucap si bocah kepanasa.

Sahira yang kebingungan pun hanya melihatnya saja, "loh? Kok panas sih?" tanya nya heran.

"Ya lo beristighfar tadi, kan PANAS!! TOLONG PANAS!!" pekiknya dan menghilang dari pandangan Sahira.

Sahira tak ingin ambil pusing dan ia kembali memainkan ponselnya. Dan ia teringat sesuatu. Tadi ada bocah, botak dan hanya memakai popok. Dan saat Sahira beristighfar bocah itu kepanasa. Ia ingin mengambil uang Sahira. Dan juga si bocah itu bisa menghilang. Atau jangan jangan dia itu TUYUL!!. Tidak!! Oh tidak!!

"Hah masa sih itu tuyul" ucap Sahira, berbicara sendiri.

"Gak mungkin lah, ta-tapi kok kayak tuyul"

Sahira merebahkan tubuhnya, ia masih memikirkan kejadian yang baru saja ia alami.

"Huaa Sahira bisa liat setan!"

•••

Hallo gimana prolog-nya?
Jangan lupa pencet bintang yang berada di sebelah kiri bawah-!!

Ig:@anisxnazwaaa

𝙸𝚜𝚝𝚛𝚒𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚍𝚒𝚐𝚘 (𝙴𝙽𝙳)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang