[1] Miracle Pill Maker Bullies the Boss

133. Aku Tidak Mengenalnya Dengan Baik, Jadi Ini Tidak Ada Hubungannya Denganku

[Kupikir Huo Yao memalukan. Dia gagal dalam ujian bahasa meskipun itu yang termudah. Aku mulai curiga lagi bahwa dia mengambil pintu belakang untuk masuk ke sekolah.]

[Bagaimana dia bisa menjadi yang pertama dalam Lomba Kuis Nasional jika dia gagal dalam makalah bahasanya? Pikiran menakjubkan!]

[Apakah itu karena dia ditugaskan ke ruang ujian terakhir, dan tidak ada siswa yang baik untuk dia tiru? Apakah ini nilai aslinya?]

[Kedengarannya benar. Bagaimanapun, dia adalah orang yang memiliki kursi paling tidak biasa selama ujian. Sepertinya sekolah sengaja mengaturnya.]

[Aku bertanya-tanya apakah Huo Yao akan mendapat peringkat pertama dalam ujian, tapi menilai dari nilai bahasa ini… erm… bahkan jika dia mendapat nilai penuh dalam mata pelajaran lain, praktis tidak mungkin.]

[Dia melakukannya dengan sangat buruk bahkan di lembar bahasa. Bagaimana kamu bisa mengharapkan dia untuk berprestasi dalam mata pelajaran lain? Kupikir itu sia-sia.]

Hampir semua kelas senior membicarakan hal ini. Bahkan teman sekelas Huo Yao pun mendiskusikan hal yang sama. Tentu saja, Huo Yao ada di grup obrolan, tetapi dia telah memblokirnya sejak awal, jadi dia tidak melihatnya.

Bahkan jika dia telah melihatnya, dia tidak akan menyimpannya dalam hati.

Sore hari, pasca sekolah, Huo Yao ingin berbelanja di pasar obat. Itu adalah hal yang sama yang diceritakan ayahnya padanya, di pagi hari.

Tak lama setelah dia keluar dari gerbang sekolah, beberapa orang tiba-tiba melesat dan menghalangi jalannya.

“Dasar kucing penakut, akhirnya aku menangkapmu! Beraninya kamu tidak membalas pesanku tadi malam.”

Berdiri di depan adalah Lu Ziming yang sombong, dengan dagu terangkat. Dia sedang menatap tajam ke arah Huo Yao saat ini.

Tiga pemuda jangkung dan kurus berdiri di sampingnya, memasang ekspresi yang sama di wajah mereka.

Rasa dingin terpancar dari wajah Huo Yao saat tatapannya tertuju pada Lu Ziming.

Lu Ziming tidak bisa menahan perasaan takut dengan sorot mata Huo Yao, tapi dia segera membuang muka dengan kesal. Mengapa dia harus takut pada kucing penakut ini karena dia tidak sendirian hari ini?

Lu Ziming terkekeh dingin dan dengan sengaja mengepalkan tinjunya. Sambil membuka persendiannya, dia berkata, "Aku..."

Sebelum dia bisa berkata lebih jauh, Huo Yao memotongnya dan berkata, "Pergi, sebelum aku marah."

Suaranya tidak sabar dan dingin.

Orang-orang yang berdiri di sekitar Lu Ziming melangkah maju dengan agresif dalam sekejap.

"Beraninya kamu menyuruh kami pergi?"

“Aku tidak memukul gadis, atau aku akan menghajarmu sampai habis hanya karena menunjukkan sikapmu ini!”

“Kamu lebih baik memperhatikan kata-katamu!”

Lu Ziming mengerutkan kening saat melihat reaksi teman-teman sekelasnya. Namun, dia tidak menghentikan mereka. Dia menyilangkan lengannya dan memandang dengan sombong.

***

Lu Xia melihat Huo Yao dari jauh, disapa oleh beberapa anak laki-laki ketika dia meninggalkan kampus. Penglihatannya terhalang sebagian dan dia tidak bisa langsung bertemu dengan kakaknya.

Chang Yingying bersama Lu Xia dan telah melihat Huo Yao juga. Dia mengangkat alisnya dan menyeringai. “Xiaxia, apakah seseorang membuat masalah untuk adik angkatmu?”

Teman-teman Lu Ziming terlihat seperti bajingan dan remaja bermasalah.

Lu Xia menjawab dengan ekspresi acuh tak acuh di wajahnya. "Aku tidak terlalu mengenalnya, jadi ini tidak ada hubungannya denganku."

“Ck ck. Huo Yao baru saja mundur. Bagaimana dia akhirnya menyinggung anak-anak dari sekolah lain? Ini pasti semacam retribusi, kan?” ejek Chang Yingying.

Lu Xia mengatupkan bibirnya dan membuang muka. Dia berkata dengan nada membekukan, "Urusi urusanmu sendiri. Ayo pergi."