[1] Miracle Pill Maker Bullies the Boss

020. Minta Xiaxia Untuk Menjagamu

Huo Yao kembali ke ruang tamu. Sebelum Song Ning dan Huo Jinyan dapat mengatakan apapun, Huo Yao mengajukan pertanyaannya terlebih dahulu. “Bu, di mana alamat surat kita? Seorang temanku akan mengirimiku sesuatu.”

Dia sudah siap dengan teleponnya untuk mencatat alamatnya.

Song Ning mengatakan hal yang sama padanya tetapi segera, dia merendahkan suaranya dan bertanya dengan cemas. "Temanmu? Seseorang yang berteman denganmu saat tinggal dengan nenek Lu Xia?”

Huo Yao sedang mengirim pesan kepada seseorang. Jari-jarinya berhenti sejenak ketika Song Ning mengajukan pertanyaan itu. Dia menatap Song Ning dan menganggukkan kepalanya.

Song Ning hendak mengajukan lebih banyak pertanyaan ketika Huo Jinyan menarik lengannya dan menggelengkan kepalanya padanya.

Putri kita baru saja kembali, jadi kami tidak bisa terlalu banyak campur tangan. Akan ada banyak waktu untuk itu.

Huo Yao menyelesaikan pesannya dan mengembalikan ponselnya ke sakunya. Lalu dia bertanya pada Song Ning. “Apakah kamu akan menanyakan sesuatu padaku?”

Song Ning ragu-ragu sebentar. Akhirnya, dia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Tidak."

Dia berpikir selama beberapa detik. "Aku hampir lupa. Xiaxia juga duduk di Sekolah Menengah No. 1. Aku akan meneleponnya nanti dan memintanya untuk menjagamu. Kalian berdua tumbuh di keluarga yang salah tapi dia gadis yang baik. Menurutku kalian berdua bisa akur.”

Apa yang dikatakan Xiaxia tadi malam tidak menyenangkan. Meski begitu, Song Ning merasa dia tidak akan terlalu peduli jika Lu Xia bisa menjaga Huo Yao, yang baru saja datang ke lingkungan baru. Pada akhirnya, Song Ning percaya Lu Xia adalah seseorang yang sangat dia kenal.

Huo Yao ingat saat pertama kali bertemu Lu Xia tadi malam dan betapa 'menyebalkan' dia. Namun atas saran ibunya, Huo Yao hanya menyeringai dan setuju.

“Tahukah kamu bahwa Xiaxia ada dalam pertunjukan bakat? Disebut apakah itu?" Nama pertunjukan itu luput dari pikiran Song Ning. Dia menepuk keningnya dengan lembut.

"Star Training Camp." Huo Jinyan melompat.

“Benar, Star Training Camp. Yaoyao, apakah kamu sudah menonton pertunjukannya? Aku dengar itu cukup populer." Song Ning berpikir bahwa semua anak muda pasti mengikuti pertunjukan ini.

Tapi Huo Yao tidak tertarik. "Belum."

Song Ning hendak berkata, "Kamu dapat memberikan suara untuk Xiaxia".

Tapi setelah Huo Yao memberikan jawabannya, kata-kata itu berubah. “Ah, kamu tidak menontonnya?”

"Tidak. Membuang buang waktu saja." Huo Yao menambahkan setelah satu detik. “Mempengaruhi belajar.”

Song Ning tidak dapat menemukan tanggapan yang tepat untuk itu.

Huo Yao tidak ingin melanjutkan omong kosong ini, jadi dia mengalihkan topik pembicaraan. "Kakak ku tidak tinggal di sini?"

Song Ning berkata, “Mereka sudah lama tidak tinggal di sini. Mereka semua memiliki pekerjaan masing-masing untuk diurus.”

Beberapa detik kemudian, khawatir putrinya akan salah menafsirkan kata-kata itu, Song Ning menjelaskan. “Kembalinya kamu tiba-tiba. Selain kakak laki-laki mu, ketiga kakak laki-laki mu yang lain tidak ada di kota. Kamu akan bertemu mereka ketika mereka punya waktu untuk kembali.”

Huo Yao tertarik dengan apa yang dikatakan Song Ning. Huo Yao berpikir sejenak dan memutuskan untuk mencari klarifikasi. “Mereka semua punya pekerjaan sendiri?”

Song Ning bingung. Mengapa putrinya menanyakan pertanyaan seperti itu? Tetap saja, dia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Huo Yao tidak melanjutkan topik itu lebih jauh dan berkata, "Aku akan pergi ke kamar ku sekarang."

***

Setelah dia kembali ke kamar tidurnya, Huo Yao menatap laptop di mejanya selama beberapa detik. Kemudian, dia menggerakkan jarinya dengan gesit dan menyalakannya.

Laptop itu baru. Tidak ada apa pun di desktop, yang berarti tidak ada pemasangan perangkat lunak yang berantakan.

Huo Yao membuka situs web dan mengetik serangkaian kata bahasa Inggris di kolom pencarian dan menekan 'Enter'.