[1] Miracle Pill Maker Bullies the Boss

143. Tahukah Kamu Cara Membuat Dupa?

Huo Yao mengangkat alisnya dengan penuh tanya dan berbalik untuk melihatnya. “Apakah kamu tidak ingat apa yang terjadi?”

Huo Tingrui tercengang. Dia bertanya dengan ragu-ragu. “Apakah kamu mencoba memberitahuku sesuatu?”

Huo Yao tersenyum dengan ambigu. "Tidak. Tapi Ayah benar. Kamu harus minum lebih sedikit mulai sekarang.”

Setelah itu, dia menunduk dan menyantap sarapannya dengan tenang.

Huo Tingrui menggaruk kepalanya. Dia memiliki perasaan yang mengganggu bahwa sesuatu terjadi tadi malam dan ada hubungannya dengan sakit bahunya.

Huo Yao naik ke atas setelah sarapan. Dia pergi ke kamar yang berdekatan dengannya dan mulai membuat dupa.

Huo Tingrui tidak harus pergi ke kantor hari ini, jadi dia mengikuti adik perempuannya ke atas. Dia menjadi penasaran saat melihatnya memasuki kamar Huo Yulin.

Dia bisa mencium aroma kayu cendana saat memasuki ruangan.

Huo Yao sedang memotong dupa dengan alat pemotong. Dia tidak berusaha menyembunyikan apapun ketika dia melihat Huo Tingrui memasuki ruangan.

“Yao, apakah kamu…” tanya Huo Tingrui sambil mengambil dupa dan menciumnya, “… Apakah ini dupa cendana?”

Huo Yao mengangguk tanpa menghentikan pekerjaannya.

Huo Tingrui melirik alat di atas meja dan berseru. “Apakah kamu tahu cara membuat dupa?”

Meskipun Huo Tingrui hanya tahu sedikit tentang dupa, temannya tahu, jadi dia sedikit lebih tahu tentang topik itu.

Dia tidak menyangka adik perempuannya, yang dibesarkan di kota kecil, akan tahu cara membuat dupa. Juga, tindakannya terlihat sangat terampil. Itu semua menjadi kejutan besar baginya.

Orang yang mencoba-coba dupa umumnya memiliki aura yang sangat halus. Tidak heran adik perempuannya memiliki aura yang luar biasa dan tidak terlihat seperti gadis dari pedesaan.

"Sedikit," jawab Huo Yao dengan suara lembut, dengan kepala menunduk. Dia segera selesai memotong dupa dan mengemasnya ke dalam sebuah kotak.

Huo Tingrui menyentuh dagunya sambil berpikir. Dupa ini tidak terlihat seperti dibuat oleh tangan yang tidak berpengalaman. Dengan nada santai, dia terus memanggangnya. “Apakah kamu mendapatkan pelatihan profesional untuk ini ketika kamu tinggal bersama nenekmu?”

Huo Yao mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan percaya diri di matanya. “Tidak, aku mempelajarinya sendiri.”

Dialah satu-satunya orang yang berani menambahkan obat Cina pada dupa cendana.

Huo Tingrui hendak memuji Nyonya Tua Yang karena telah merawat Huo Yao dengan sangat baik. Tetapi saat berikutnya, harga dirinya mengalami pukulan yang parah ketika dia mendengar dia mengatakan bahwa dia telah mempelajarinya secara mandiri.

Sejak adik perempuannya pulang, dia dengan bangga diturunkan sebagai hiasan untuk membantu mengeluarkan kecerdasannya.

Huo Yao gagal memperhatikan raut wajah Huo Tingrui. Sebagai gantinya, dia mengambil ponselnya dari sakunya dan membuka WeChat untuk mengirim pesan kepada Min Yu: [Apakah kamu di sana? Dupa yang kuceritakan, ada di sini. Bisakah kita memilih tempat untuk bertemu sehingga aku bisa menyerahkannya kepadamu?]

Meskipun Min Yu menolak tawarannya, dia harus membalas budi.

Huo Yao memiliki pandangan yang dalam ke matanya saat beberapa pikiran yang tidak diketahui terlintas di benaknya. Ponselnya berbunyi bip dengan cepat. Dia membaca pesan itu dan memasukkan kembali ponselnya ke sakunya.

Dia berkata kepada kakaknya, "Aku harus keluar."

Kemudian dia mengambil kotak dupa yang menenangkan saraf dan keluar.

Huo Tingrui diam-diam menunggu adik perempuannya memberinya dupa, tapi dia pergi dengan semua itu.

Dalam sekejap, dia mengikuti di belakangnya dan bertanya tanpa malu-malu dengan nada agak iri. “Yaoyao, bukankah kamu membuat dupa untukku?”

Huo Yao berhenti dan berbalik untuk meliriknya. "Tidak ada yang salah denganmu, jadi kamu tidak membutuhkannya."

Tenggorokan Huo Tingrui tersedak. Maksudnya adalah, haruskah dia tidak melakukannya untuk semua orang?

Selain itu, dia adalah kakak laki-laki kedua kandungnya!