[1] Miracle Pill Maker Bullies the Boss

080. Dia Tidak Bisa Terganggu Lagi

Min Yu melirik ekspresi gelap di wajah Huo Yao. Sepertinya dia tiba-tiba berubah menjadi orang yang sama sekali berbeda.

Dia mencoba menghiburnya. "Nenekmu akan baik-baik saja."

Huo Yao menjawab dengan anggukan kecil. Bulu matanya yang panjang membayangi matanya saat dia menurunkannya. Dia tenang dan tidak cemas.

Dengan sangat cepat, pintu bangsal rumah sakit terbuka.

Huo Yao mendongak dan memasuki tempat itu dengan tenang.

Dokter melepas maskernya dan menatap Huo Yao dan Min Yu dengan tegas. Dia menegur mereka dengan suara yang keras. “Dia baik-baik saja untuk saat ini, tetapi tidak bisakah kalian menjaga amarah ketika dia ada? Hatinya lemah, dan dia tidak bisa gelisah lagi dan lagi.”

Mata Huo Yao berbinar sesaat tapi dia menjawab dengan rendah hati dan rendah hati. "Aku mengerti. Kami akan lebih berhati-hati."

Mungkin karena kesopanannya dalam menanggapi sarannya, dokter berhenti memarahinya. Sebaliknya, dia berkata, “Masuk dan duduklah dengannya. Jangan membuatnya bingung lagi!”

"Oke," jawab Huo Yao sambil membungkuk sedikit. Setelah dokter dan perawat pergi, dia pergi ke bangsal.

Wanita tua itu belum sadar. Mulutnya ditutupi dengan masker oksigen dan dia berbaring di tempat tidur dengan tenang sementara data pada peralatan di sebelahnya berdenyut dengan mantap.

Huo Yao menatap dengan tenang ke arah peralatan itu. Kemudian dia berbalik untuk menarik kursi dan duduk di samping tempat tidur.

Huo Yao mengulurkan tangan untuk menyelipkan wanita tua itu dengan lembut setelah menatapnya sebentar. Dia dengan halus memegang pergelangan tangan wanita tua itu di sisi tempat tidur.

Min Yu juga duduk di sampingnya. Dia hanya bisa melihat profil Huo Yao dan gagal mendeteksi tindakan kecilnya.

Ponsel Min Yu bergetar di sakunya. Dia mengalihkan pandangannya dan mengeluarkan ponselnya. Dia melirik ke layar sebelum meletakkan ponselnya kembali ke sakunya.

Kira-kira dua menit kemudian, ponselnya kembali bergetar. Kali ini bukan notifikasi tapi panggilan.

Min Yu mengerutkan kening. Dia melirik Huo Yao sebelum bangkit untuk meninggalkan ruangan.

Dia berjalan keluar dengan lembut tanpa mengeluarkan suara. Huo Yao berbalik untuk melihat ke arah pintu setelah terkunci. Dia memandang serius sejenak dan mengalihkan pandangannya ke arah wanita tua itu lagi.

Min Yu kembali ke kamar tidak lama kemudian. Huo Yao perlahan meletakkan kembali tangan wanita tua itu di bawah selimut. Dia berbalik untuk mengangkat kepalanya dan berkata pada Min Yu, “Terima kasih atas bantuanmu malam ini. Sudah larut, kamu harus kembali untuk istirahat. Aku bisa tinggal bersamanya sendirian."

Min Yu mengangkat alisnya dan berkata, "Tidak perlu terlalu formal."

Huo Yao bersandar ke kursi dengan malas. Wajahnya yang indah tidak sekencang saat pertama kali tiba di rumah sakit. Dia terus berbicara dengan lesu. “AKu tidak mencoba untuk bersikap sopan. Apa kamu tidak sibuk?”

Dia menatap dengan tenang ke ponselnya, yang belum dia masukkan kembali ke sakunya.

Min Yu agak terkejut dengan pengamatan tajam Huo Yao, tapi dia benar, jadi dia berhenti sebelum berkata, “Aku mungkin akan keluar kota selama beberapa hari. Hubungi aku jika kamu membutuhkanku.”

"Tentu," jawab Huo Yao segera saat dia melambai padanya. Dia jelas tidak memasukkan masalah itu ke dalam hati.

Min Yu tersenyum dan berkata, "Sampai jumpa."

Dengan sangat cepat, hanya Huo Yao dan wanita tua itu yang tersisa di bangsal rumah sakit. Setelah perawat yang bertugas datang untuk memeriksa pasien untuk terakhir kalinya, Huo Yao berbaring telungkup di tempat tidur dan menyandarkan kepalanya di sebelah wanita tua itu.

***

Hari berikutnya.