[1] Miracle Pill Maker Bullies the Boss

066. Fitnah?

“Ya itu benar. Kamu telah mencemarkan reputasi sekolah dengan menimbulkan keraguan di masyarakat tentang praktik kami. Banyak orang tua yang mengadukan hal ini.” kata Wakil Kepala Sekolah tegas saat menjelaskan beratnya perkara.

Dia telah memilih menutup mata karena Kepala Sekolah, tetapi dia tidak menyangka gosip menyebar begitu merajalela di kampus. Sekarang tidak mungkin baginya untuk menutupinya.

“Ini sebagian karena kesalahanku. Ku pikir itu tidak pantas ketika istilah sekolah baru dimulai. Jika aku tahu itu akan menyebabkan keributan seperti itu, aku tidak akan pernah… hah!” Wei Mingzhe menghela napas dengan ekspresi penyesalan di wajahnya.

Chen Yu melirik Huo Yao saat dia berdiri di antara mereka, terisolasi dan tidak berdaya. Meskipun tidak benar untuk masuk ke sekolah, Chen Yu tahu bahwa Huo Yao memiliki temperamen yang baik dan sikap belajar yang positif setelah mengenal dan mengamatinya begitu lama.

Bocah inilah yang dicurigai, menjadi pusat gosip, dan terus dihakimi oleh teman-temannya.

Setelah diam selama beberapa detik, Chen Yu berkata, “Karena itu sudah terjadi, tidak ada gunanya menyalahkan siapa pun. Kita harus fokus untuk memikirkan bagaimana cara membunuh gosip."

Wakil kepala sekolah mencibir dan bertanya padanya. “Bagaimana kita bisa menghilangkan gosip? Orang tuanya tidak punya pilihan selain menulis surat permintaan maaf dan mengeluarkannya dari sekolah.”

Dekan Siswa dengan cemas berkata, “Tidak, bukankah aku hanya menjelaskan sesuatu kepada semua orang? Huo Yao tidak masuk sekolah menggunakan pintu belakang. Kenapa kamu tidak percaya padaku?”

Sejak mereka mulai mendiskusikan masalah bergabungnya Huo Yao dengan sekolah menggunakan pintu belakang, dia terus membantunya mengklarifikasi masalah tersebut. Tetapi Wakil Kepala Sekolah tiba-tiba gagal untuk mempercayainya dan bersikeras memanggil Huo Yao ke kantor.

“Jika Huo Yao tidak masuk sekolah dengan menggunakan koneksinya, mengapa gosip menyebar begitu liar di sekolah? Bagaimana kamu dapat memilih untuk terus menutupi Kepala Sekolah sekarang setelah keadaan menjadi seperti ini?”

Wakil kepala sekolah memandang Dekan dengan getir dan tampak kecewa dengan sikapnya.

Dekan mengerutkan kening ketika dia mendengar kata-katanya. Lalu dia berkata, “Menutupi Kepala Sekolah? Pak, kamu sedang mengemudi di mana?”

"Aku selalu berpikir bahwa Kepala Sekolah adalah orang yang adil dan adil..." kata Wakil Kepala Sekolah sambil melirik ke arah Huo Yao dan mencibir. "Tapi aku tidak berpikir dia akan melakukan sesuatu yang bodoh."

Meskipun dia tidak secara eksplisit menyatakan bahwa Kepala Sekolah adalah orang yang membiarkan Huo Yao memasuki sekolah, semua orang yang hadir mengerti maksudnya.

Dekan sepertinya juga mengerti. Kemudian dia dengan marah tertawa terbahak-bahak sambil berkata, “Pak, meskipun Kepala Sekolah tidak ada di kota, bukankah salah jika memfitnahnya?”

Ekspresi Wakil Kepala Sekolah membeku. Dia selalu membenci sikap luhur Kepala Sekolah. Sekarang kesempatan muncul dengan sendirinya, dia pasti akan menendangnya dengan keras, tetapi dia tidak berharap Dean begitu terang-terangan dengan kata-katanya.

“Hehe, apakah aku memfitnah dia? Apakah menurutmu tidak ada yang lebih baik untuk kulakukan selain mempertaruhkan reputasi sekolah? Karena aku wakil kepala sekolah, menurutmu apakah aku dapat menghindari pertanggungjawaban untuk itu?”

Wakil kepala sekolah sangat marah.

Dalam sekejap, suasananya menjadi canggung.

Wei Mingzhe memandang mereka berdua dan merenung sebentar. Kemudian dia berkata, “Tuan, Wakil Kepala Sekolah tidak menargetkan Kepala Sekolah. Bukankah kamu yang mengatakan Huo Yao adalah kerabat Kepala Sekolah pada hari pertama sekolah?”

Dekan Siswa memandang Wei Mingzhe dengan bingung dan berkata, “Kapan aku pernah mengatakan Huo Yao adalah kerabat Kepala Sekolah? Wei Mingzhe, sebaiknya jaga lidahmu!”