[1] Miracle Pill Maker Bullies the Boss

001. Apakah Kamu Bermasalah?

“Yaoyao, bagaimana pertandinganmu?”

Huo Yao berada di atas sepeda hitam yang keren. Dia perlahan-lahan melewati toko kecil di sudut jalan ketika wanita tua yang manis itu berteriak padanya.

Huo Yao dengan lembut menekan rem dan meletakkan kakinya di tanah untuk menghentikan sepeda sepenuhnya. Dia dengan ahli melepas helmnya. Setiap gerakannya lancar. Kuncir kudanya yang panjang turun langsung ke bahunya, meningkatkan kecantikannya. Dia dilahirkan dengan fitur wajah yang halus dan indah, untuk memulai, dan pada saat ini, posturnya menambahkan sikap heroik yang kuat padanya.

Wanita tua itu menatap Huo Yao, berseru pada dirinya sendiri bahwa anak-anak cantik memang memiliki kelebihan alami. Bahkan saat berakting sesederhana mengendarai sepeda, Huo Yao terlihat luar biasa.

“Umm, kupikir kamu punya beberapa tamu di rumah. Orang itu datang dengan limusin yang sangat, sangat mengesankan. Anak ku mengatakan bahwa limusin itu bernilai jutaan. Tidak ada mobil di daerah kita yang dapat dibandingkan dengan mobil itu…” Saat wanita tua itu melanjutkan ceritanya, dia membuat beberapa gerakan berlebihan.

Huo Yao mendengarkan kata-katanya, membuatnya tenggelam dalam pikirannya. Tapi dia tidak menunjukkan ekspresi di wajahnya yang menunjukkan sesuatu yang tidak biasa.

Karena Huo Yao tidak menanggapi, wanita tua itu melihat sekeliling dengan hati-hati dan kemudian mendekati Huo Yao untuk berbisik padanya. “Yaoyao, beri tahu aku. Sejak kapan keluargamu mengenal orang-orang kaya ini? Atau… apakah kamu dalam masalah apa pun?”

Wanita tua itu ingat bahwa seseorang mengemudikan mobil ke rumahnya tahun lalu dan perkelahian besar terjadi.

Kelopak mata Huo Yao bergerak-gerak sekarang. Pikiran wanita tua itu mengembara ke arah yang salah, yang menurut Huo Yan lucu dan menjengkelkan.

Untuk menghindari kesalahpahaman lagi, Huo Yao menjawab dengan suara lembut. Mungkin seorang kerabat jauh datang berkunjung.

Begitu dia memberikan jawaban ini, wanita tua itu menjadi curiga. Tapi sebelum dia bisa bertanya lebih jauh, Huo Yao sudah memasang kembali helmnya dan melambaikan tangan padanya dengan cepat. "Nenek Huang, saatnya aku pergi sekarang."

Wanita tua itu memperhatikan saat Huo Yao pergi. Beberapa saat kemudian, dia bergumam pada dirinya sendiri. “Bukankah keluargamu terkenal sebagai keluarga yang mengalami kesulitan?”

Kerabat jauh apa?

Belum lagi seseorang yang begitu kaya.

***

Huo Yao pulang dengan cepat. Bahkan dari kejauhan, dia bisa melihat sedan hitam yang 'sangat, sangat mengesankan' itu diparkir di gang di luar halaman.

Logo sedan itu adalah elang yang membumbung tinggi. Mobil itu terlihat serius namun berkelas.

Ini adalah Bentley. Pantas saja harga mobil itu jutaan.

Bibir Huo Yao terulur menjadi seringai sinis. Ada cukup banyak pemikiran di benaknya, tetapi dia menyembunyikannya dengan baik. Dia turun dari sepedanya perlahan dan kemudian mengklik beberapa tombol di sepeda seperti yang dia lakukan berkali-kali sebelumnya.

Dalam sekejap, sepeda itu otomatis terlipat dan sekarang tiba-tiba lebih kecil dari laptop 11 inci.

Gerbang menuju halaman terbuka lebar. Huo Yao mengambil sepedanya dengan mudah, dan melangkah ke halaman. Sebelum dia sampai ke ruang tamu, dia sudah bisa mendengar suara nyaring dan kasar seseorang.

“Bu, kenapa ibu begitu keras kepala? Apa yang istimewa dari tempat kumuh ini sehingga kamu tidak tega untuk meninggalkannya?”

“Aku sudah memberitahumu bahwa aku membelikanmu sebuah rumah besar di pusat kota dan aku menyewa seorang pengasuh hanya untuk menjagamu. Tidak peduli bagaimana kamu memikirkannya, bahwa hidup akan jauh lebih baik daripada yang kamu jalani saat ini.”

“Coba lihat lantai kotor ini, warna dindingnya sudah pudar dan air masih bocor di lantai atas saat hujan, kan?”

“Kesehatanmu buruk. Mengapa kamu harus tinggal di rumah tua yang usang dan berjamur ini? Orang-orang akan berpikir bahwa kami miskin dan melecehkan orang yang lebih tua…”

Huo Yao masih berdiri di halaman. Setelah mendengar kata-kata ini, dia tenggelam dalam pikiran yang dalam. Tapi segera, dia mengangkat kepalanya kembali.