🌸
Brak!
Mata Zeelina melotot dengan tubuh bergemetar. Hampir saja dirinya akan tertabrak jika seseorang tidak menolongnya.
"Zee, lo nggak apa-apa?!" tanyanya terdengar panik. Bahkan wajah Zeelina di tangkup kemudian di usap kedua pipinya dengan lembut.
"Cas-hel..." Lirih Zeelina.
"Iya ini gue. Untuk gue cepat selamatin lo," balas Alexi lembut dan langsung memeluk tubuh Zeelina erat. Zeelina yang masih ketakutan membalas pelukan Alexi.
"A-aku takut, Cas," lirih Zeelina lagi.
Alexi mengelus punggung Zeelina lembut. "Tenang ya, sekarang udah aman."
Di lain sisi.
"Keluar lo!" Amarah Kenzo meledak. Jika saja Alexi tidak cepat menyelamatkan Zeelina. Ia tidak akan bisa memaafkan dirinya.
"Keluar sialan!" Kenzo memukul kencang jendela kaca di samping pengemudi. Namun orang itu tidak keluar dam mobilnya malah berusaha untuk pergi. Tapi karena mobil itu menabrak dinding dan membuatnya tersangkut sehingga mobil itu tidak bisa ke mana-mana lagi.
"Keluar!"
Alexi masih memeluk Zeelina karena gadis itu tidak ingin melepaskannya. Sedangkan Kenzo berusaha untuk memberi pelajaran pada orang yang hampir membuat adik tersayangnya terluka.
Prang!
Karena tidak sabaran, Kenzo memukul kaca mobil itu menggunakan batu yang berasal dari pecahan dinding. Seketika kaca mobil itu pecah. Rahang Kenzo langsung mengeras, tatapan tajam tercetak, bahkan tangan terkepal kuat.
"Lo!"
"Ma-maaf kak. A—"
"Gue nggak pernah akan bebasin lo, Halen," potong Kenzo dengan nada rendahnya. "Sekalipun!" lanjutnya.
"Ada apa ini?!" penjaga mall yang mendengar keributan langsung berdatangan.
"Bawa dia ke kantor polisi. Dia hampir saja ingin membunuh orang," seru Kenzo tegas dan menarik tangan Halen agar keluar dari mobil.
"Kak a-aku nggak sengaja," ucap Halen mengelak.
Alexi yang mendengarnya di buat kesal. Ia melepaskan pelukannya pada Zeelina. "Tunggu sebentar," ujarnya dan mengarahkan Zeelina untuk berdiri ke pinggir, kemudian mendekati tempat kejadian. Zeelina hanya merespon dengan anggukan, dirinya masih shock.
"Nggak sengaja lo bilang?" Sambung Alexi tajam.
Tubuh Halen semakin menegang. Habis lah sudah cewek itu di tangan Kenzo dan Alexi.
"Lo mending ngaku atau gue cari semua kebusukan lo dan semakin buat hidup lo sengsara?" lanjut Alexi memberikan pilihan.
Halen, cewek itu menundukkan kepala. Bahkan tangannya bergemetar. "A-aku...minta maaf. Aku...lakuin itu dengan sengaja," ucap nya pelan. Tapi semua orang yang berada di sana bisa mendengarnya.
"Pak, bawa dia ke kantor polisi. Gunakan rekaman ini dan bukti mobil untuk memperkuat," ucap Kenzo langsung dengan memberikan sebuah rekaman video yang memperlihatkan seorang Halen mengaku bersalah tadi.
Mata Halen langsung melotot dan menyentuh tangan Kenzo. "Kak! Jangan bawa aku ke kantor polisi! Aku mohon, maafkan aku!" histeris nya. Namun Kenzo sudah tutup mata. Ia tidak akan memberikan ampunan pada siapapun yang ingin membuat adik tersayangnya terluka.
"KAK JANGAN BAWA AKU KE KANTOR POLISI!" teriak Halen yang semakin menjauh karena petugas mall membawa Halen ke kantor polisi.
Kenzo mendekati Zeelina yang masih terdiam, setelahnya memeluk tubuh sang adik dengan erat. "Kakak nggak akan bisa maafin diri kakak sendiri kalau kamu kenapa-napa, Zee," gumamnya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟺. ᴍʏ ᴄʜɪʟᴅʜᴏᴏᴅ ғʀɪᴇɴᴅ [ᴇɴᴅ]✔
Teen FictionSequel cerita 'Alvaro'. "Cashel, kamu mau kan anterin aku ke toko buku?" Zee. "Nggak!" Alexi. "Kenapa?" "Males!" "Ihh! Ayoo dong! Cashel anterin. Aku butuh banget bukunya!" Zee. "Lo kenapa panggil gue, Cashel sih?! dan lo bisa sama orang lain pe...