𝟶𝟺. ᴍʏ ᴄʜɪʟᴅʜᴏᴏᴅ ғʀɪᴇɴᴅ [ᴇɴᴅ]✔

Alexi & Zee ; 16

🌸

"Hanya teman. Lo nggak terlalu dekat sama gue," potong Alexi lagi yang langsung membuat Halen tertohok sampai ke ulu hati.

Zeelina yang mendengar ucapan Alexi tentu terkejut. Ia menatap Alexi cukup lama. Tidak percaya dengan ucapan cowok itu.

"Kenapa, hm?" tanya Alexi tiba-tiba yang juga menatap Zeelina.

Mata Zeelina mengerjap dan menggeleng. "Ng-nggak apa-apa," balasnya dan kembali menatap depan.  Bisa berabe kalau lama-lama menatap Alexi.

🌸

Bel pulang sekolah berbunyi. Zeelina segera merapihkan barang-barangnya. Ia mendapatkan pesan dari Kenzo jika kakak nya tidak bisa menjemput.

"Darren, kamu pulang sama siapa?" tanya Zeelina dengan beberapa buku yang sudah berada di tangannya. Tas ransel nya tidak bisa menampung lagi.

"Gue ada latihan basket sekarang, Zee. Bang Kenzo nggak jemput lo?" tanya Darren balik.

Zeelina menggeleng. "Ada urusan. Ya udah deh aku coba ke Dion aja," jawab nya dengan langkah lesu. Namun Darren menahannya. "Gue anterin, nanti bisa izin," tahan Darren.

"Nggak usah deh. Kamu jangan izin, nanti aku sama Dion aja," balas Zeelina. Ia tidak ingin merepotkan Darren.

"Serius? Nggak apa-apa?" tanya Darren yang sedikit khawatir.

"Iya nggak apa-apa, Darren. Ya udah, aku ke kelas Dion dulu ya," pamit Zeelina dengan senyuman.

Darren mengangguk, ada rasa khawatir pada gadis itu.

Zeelina melangkah menuju kelas Dion. Namun langkah nya terhenti saat melihat Alexi berjalan ke arahnya. Dengan segera Zeelina merapihkan rambut nya dan tersenyum manis.

"Pulang sama siapa?" tanya Alexi langsung.

Alis Zeelina terangkat. "Kok kamu tau aku belum ada barengan buat pulang?" tanya balik nya.

"Abang lo telpon gue," jawab Alexi datar.

Zeelina menganggukkan kepala. "Ohh. Aku tadi nya mau pulang bareng Dion. Tapi nggak tau dia udah pulang atau belum," ucap nya.

"Tadi gue lihat Dion udah pulang duluan, buru-buru kayanya," celoteh Alexi.

Zeelina langsung cemberut. "Yah aku pulang sama siapa dong," gumamnya pelan. Namun dapat di dengar Alexi.

"Lo pulang bareng gue."

Mata Zeelina berbinar. "Boleh?!" Semangat nya.