𝟶𝟺. ᴍʏ ᴄʜɪʟᴅʜᴏᴏᴅ ғʀɪᴇɴᴅ [ᴇɴᴅ]✔

Alexi & Zee ; 60

🌸

Alexi pov.

Zeelina Felisia Arslan, gadis gue, sahabat kecil dari lahir. Kedekatan orang tua gue dengan orang tua dia membuat gue selalu bertemu. Kapanpun dan dimana pun berada selalu ada dia. Awal nya gue hanya mengganggap Zeelina pengganggu. Namun, semakin lama kami berteman, perasaan itu tiba-tiba muncul.

Sepuluh tahun yang lalu.

"Cashel...temenin Zee main yuk!" Gadis kecil yang selalu main ke rumahnya. Wajahnya sangat imut dan cantik. Tapi Alexi tidak menyukai sifat dia yang ceroboh dan cerewet. Apa lagi selalu mengganggu kegiatannya.

"Nggak." Mendengar jawaban Alexi, gadis itu langsung cemberut.

"Ayoo temenin, Zee. Mau ya, ya," rengeknya terdengar sangat imut.

Alexi kecil menghela nafas panjang. "Main dimana?" tanyanya datar.

Mata yang tadi nya memelas berubah berbinar. "Serius? Cashel mau temenin Zee?"! tanyanya heboh.

Alexi mengangguk kecil. "Yeeey! Main di rumah Zee, ya. Temanin Zee. Kak Kenzo sekolah jadi Zee nggak ada teman main," jawabnya dengan pipi di gembung kan.

"Hmm." Tanpa izin, Zeelina kecil langsung menggandeng lengan Alexi kecil, menariknya untuk keluar kamar dan menemui orang tua mereka.

"Bunda! Bunda! Nanti pulang ajak Cashel, ya!" Heboh Zeelina saat sudah tiba di ruang tamu.

Alice dan Kellia yang sedang mengobrol langsung menoleh dan menatap anak mereka. "Hati-hati sayang, nanti jatuh." Tegur Alice saat meihat Zeelina berlari dengan menarik tangan Alexi di belakangnya. Sedangkan Kellia tersenyum tipis saat melihat sang putra hanya memasang wajah datar.

"Bunda Kellia. Zee boleh ajak Cashel main ke rumah'kan?!" tanyanya dengan mata membulat lucu. Bahkan tangannya tidak berhenti untuk bergerak.

"Boleh, sayang." balas Kellia yang membuat Zeelina langsung melompat-lompat senang.

"Yeeey!"

Alice dan Kellia yang melihat kebahagian Zeelina ikut merasakan nya. "Jangan lama-lama," celetuk Alexi yang membuat Zeelina berhenti melompat dan menatap nya sendu.

"Yah! Lama dong, sampai kak Kenzo pulang nya nanti. Ya, ya..." balas Zeelina kembali memelas bahkan bibirnya di buat manyun.