🌸
Alexi tiba di rumah. Kedua orang tua Zeelina sudah pulang dan Alexi baru bisa meninggalkan gadis nya. Sebenarnya bisa saja Alexi pulang saat sudah mengantarkan Zeelina. Tapi ia ingin quality time dengan sang pacar, menghabiskan waktu dengan Zeelina hingga mendapat jakpot, walaupun dapat lemparan sendal juga.
"Iya, tante. Alexi sama aku selalu bareng-bareng di sekolah."
Kening Alexi mengernyit saat mendengar suara yang sangat familiar di telinga nya.
"Alexi! Akhirnya kamu pulang juga!" pekik Halen bahagia saat melihat kedatangan Alexi.
Alexi berdecak. Mood nya langsung jadi buruk. Kellia menatap sang putra. Ia merasa tidak enak, padahal sebelumnya ia pernah bicara akan menolak ucapan orang tua Halen yang meminta bantuan. Tapi seperti nya, untuk kali ini ia tidak bisa. Karena Halen membutuhkan nya.
"Al, sini duduk. Ada yang mau bunda bicarakan," pinta Kellia dengan menepuk sofa sebelahnya.
Dengan terpaksa Alexi menurut. Ia paling tidak bisa menolak perintah bunda dan ayah nya.
Alexi melirik sekilas Halen sebelum menatap Kellia. "Ada apa bun?"
"Besok sekolah akan mengadakan study tour bukan?" tanya Kellia lembut.
Alexi mengangguk. "Iya."
Kellia tersenyum. "Selama study tour. Bisa kamu awasi Halen," lanjutnya yang sontak membuat rawut wajah Alexi berubah kecut.
"Mau kan, nak Alexi? Tolong awasi Halen, dia suka ceroboh," sambung wanita paruh baya di sebelah Halen. Siapa lagi kalau bukan ibu nya, Halen.
Alexi menatap Halen dengan tatapan kesal. Sedangkan cewek itu, memasang wajah bahagia nya. Seolah, apa yang di rencanakan nya telah berhasil.
"Kali ini aja," ucap Kellia.
Alexi menghela nafas panjang. "Ya udah." Terpaksa nya, karena melihat Kellia yang sudah memohon.
Kellia tersenyum. "Al, cuman awasi aja kan. Nggak harus ada di sebelah dia?" tanya Alexi datar.
Kellia meringis. Wajah Alexi sama persis dengan Alvaro kalau sedang bete. Datar dan dingin. "Iya, sayang," jawab Kellia, ia tidak ingin memberatkan putra nya.
Tatapan Alexi teralih pada Halen dengan orang tua nya. "Lo, nggak punya teman? Kenapa harus gue terus?" Celetuknya yang sontak membuat Halen tersentak. Begitu pun Kellia.
"Al," tegur Kellia.
Alexi berdesis dan bangun dari duduknya. "Al, cuman awasi Halen. Bukan jagain atau selalu ada di samping dia. Jadi jangan buat Alexi merasa terbeban karena dia." Pekiknya. "Al, izin ke kamar bun," lanjutnya berpamitan dan langsung menuju kamar tidurnya.
Decakan terdengar di kamar tidur yang bernuansa abu-abu hitam. "Kenapa harus gue terus! Bisa banget mereka hasut bunda gue," kesal Alexi dengan erangan.
"Awas aja! Kalau identitas lo udah gue dapat dan ternyata lo berbohong. Gue nggak akan lepasin lo, sekalipun bokap lo seorang gangster!" gumamnya penuh amarah dengan tangan terkepal.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟺. ᴍʏ ᴄʜɪʟᴅʜᴏᴏᴅ ғʀɪᴇɴᴅ [ᴇɴᴅ]✔
Teen FictionSequel cerita 'Alvaro'. "Cashel, kamu mau kan anterin aku ke toko buku?" Zee. "Nggak!" Alexi. "Kenapa?" "Males!" "Ihh! Ayoo dong! Cashel anterin. Aku butuh banget bukunya!" Zee. "Lo kenapa panggil gue, Cashel sih?! dan lo bisa sama orang lain pe...