🌸Zeelina menatap datar tiga orang di hadapannya. Entah dari mana mereka tiba-tiba datang dan langsung duduk di meja tempat ia makan bersama Agnesia.
"Zee, mereka orang yang gue omongin tadi pagi," bisik Agensia sangat pelan.
Zeelina menghela nafas dan memejamkan mata sejenak. Bukan, bukan marah karena tiba-tiba mereka datang. Tapi karena seenak jidatnya saja salah satu dari ketiga cowok itu mengambil minumannya tanpa izin, bahkan dengan santai nya cowok itu menatap nya tenang.
"Enak, gue haus banget. Thanks minumannya." Setelah meminum habis, cowok itu kembali menggeser gelas ke hadapan Zeelina dan menatap nya teduh dengan menopang dagu. Seperti tidak ada rasa bersalahnya.
Zeelina mendengus. "Pergi." seru nya yang akhirnya buka suara. Tatapan tajam ia layangkan, Zeelina tidak suka sikap mereka yang seenak nya saja.
Cowok itu bukan nya takut malah tersenyum. "Kita satu kelas bukan?" tanyanya dengan alis terangkat.
Agnesia menyenggol lengan Zeelina. "Jawab, Zee," bisik nya.
Zeelina menghela nafas jengah. "Kalau iya kenapa, kalau nggak kenapa?" jawab nya ketus dengan tatapan kesal nya.
Cowok itu kembali tersenyum. Bahkan kedua teman nya ikut tersenyum. "Menarik, baru kali ini gue ketemu cewek yang ketus sama gue," celetuk nya langsung.Zeelina memutar bola mata malas, kemudian bangun dari duduk nya dan menarik tangan Agnesia untuk pergi dari meja itu.
"Cantik, gue suka." gumam cowok itu dengan menatap belakang punggung Zeelina.
"Target selanjutnya?" tanya salah satu teman nya dengan senyuman miring.
"Sikat, aja. Lebih menantang," sambung cowok lain nya.
"Taruhan? Berapa hari cewek itu luluh sama gue?" tanya cowok itu bersemangat.
"Tiga hari."
"Gue nggak ikutan," balasnya yang lain.
Cowok itu berdecis." Lo, nggak asik Yas!" ucapnya sedikit kesal dengan salah satu teman nya yang memang beda sifat. "Besok, gue jamin dia bakal luluh," lanjutnya percaya diri pada teman nya yang ikut taruhan.
"Zeelina Felisiya Arslan. Nama yang cantik, seperti orang nya," lanjutnya dengan smirk.
Di sisi lain. Zeelina masih saja menarik tangan Agnesia dengan menghentakkan kaki nya kesal. "Nyebelin banget mereka!" gerutunya. Sedangkan Agnesia hanya membalas dengan kekehan.
"Santai, Zee. Lo kaya narik kambing," ucap Agnesia menyindir. Masalah nya pergelangan tangan nya sudah terasa sakit akibat tarikan Zeelina.
Zeelina menoleh, seketika meringis pelan. "Ehh, sorry, Nes. Gue sangking keselnya sampai nggak sadar," balasnya tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟺. ᴍʏ ᴄʜɪʟᴅʜᴏᴏᴅ ғʀɪᴇɴᴅ [ᴇɴᴅ]✔
Teen FictionSequel cerita 'Alvaro'. "Cashel, kamu mau kan anterin aku ke toko buku?" Zee. "Nggak!" Alexi. "Kenapa?" "Males!" "Ihh! Ayoo dong! Cashel anterin. Aku butuh banget bukunya!" Zee. "Lo kenapa panggil gue, Cashel sih?! dan lo bisa sama orang lain pe...