Alexi & Zee ; 34

3K 251 92
                                    

🌸

Alexi pov.

Lega rasanya, setelah perasaan yang selama ini ia pendam di ungkapkan juga ke Zeelina. Rasa gugup di gantikan dengan rasa bahagia setelah Zeelina menerima pengakuannya. Awal nya takut. Takut Zeelina tidak mempunyai perasaan lagi setelah gadis itu bicara tidak menyukainya waktu beberapa hari yang lalu. Tapi rasa takut itu hilang setelah Zeelina menerimanya.

"Alexi."

Alexi menghela nafas kasar dan berdesis. Kenapa harus cewek itu yang ke sini, kenapa bukan Zeelina. Pacarnya.

Xavier yang duduk tepat di sebelah Alexi menyenggol lengannya. "Halen tuh," ucap nya pelan.

"Biarin, males gue," balas Alexi tidak peduli.

Xavier mengangguk saja. "Gue balik ke lapangan lagi ya," pamit nya dan meninggalkan Alexi berdua dengan Halen.

Halen duduk di sebelah Alexi. "Nanti habis pulang sekolah, aku ada check up. Kamu mau kan anterin ke rumah sakit," ucap Halen lembut.

Alexi meletakan botol minum dan bangun dari duduk nya. "Sorry, gue nggak bisa. Udah ada janji sama orang," jawabnya dingin dan ingin kembali ke tengah lapangan. Namun di tahan Halen.

Alexi menghela nafas kasar. "Apa lagi?" tanyanya ketus.

Halen cemberut. "Sebentar aja. Temani aku ya," ucap nya memohon.

"Nyokap lo nggak bisa? Kenapa harus gue yang ribet," tanya Alexi tidak santai.

Halen menggeleng. "Mama aku lagi ada urusan, jadi nggak bisa anterin," jawabnya.

Alexi berdecak. "Gue juga ada urusan. Jangan maksa!" seru nya dan melepaskan tangan Halen, kemudian kembali melangkah ke tengah lapangan.

Tiba nya di tengah lapangan. Alexi langsung merebut bola yang sedang di dribble Dion, setelahnya melemparkan ke ring basket yang jaraknya sekitar empat meter dari tempat ia berdiri.

"Alexi keren banget!" Pekik para siswi yang menonton latihan anak basket. Namun Alexi tidak peduli.

"Halen masih ganggu lo?" tanya Dion tiba-tiba. Ia merebut bola dari Alexi dan mendribble menuju ring basket.

"Lo buta," balas Alexi datar.

Dion terkekeh. "Santai aja, nggak usah ngegas segala," ujar nya sambil memasukan bola basket ke ring.

Alexi berdecak dan merebut bola kembali dari tangan Dion. "Bokap lo masih berhubungan sama om Adelard?" tanya Alexi balik.

Dion tersenyum tipis, ia bergerak untuk menghadang dan merebut bola dari tangan Alexi. Namun Alexi berusaha menjauhkan bola dari Dion.

"Udah nggak, tapi om Kavin yang masih berhubungan," jawab Dion.

"Gue mau tanya sama lo?" Dion menghentikan kegiatannya tiba-tiba. Begitu pun Alexi, namun tangannya masih bergerak untuk mendribble bola basket.

"Tanya apa?"

"Halen, beneran sakit?" tanya Dion penasaran.

Seketika Alexi menghentikan dribble bola. "Menurut lo?" tanya Alexi balik.

𝟶𝟺. ᴍʏ ᴄʜɪʟᴅʜᴏᴏᴅ ғʀɪᴇɴᴅ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang