Alexi & Zee ; 67

1.8K 177 16
                                    



🌸



Setengah semester telah berlalu, Zeelina sudah mengenal seluruh isi kampus bahkan sebagian teman-temannya fakultasnya. Apalagi teman-temannya kak Kenzo. Mereka berkenalan dengan nya dengan suka rela, mungkin karena adik nya dari seorang ketua BEM kali, ya?

"Zee!" Panggilan Agnesia yang menggema di koridor kampus membuat seluruh mata langsung tertuju pada nya.

Zeelina berdecis dan langsung mendekati cewek itu cepat dengan menunduk malu. "Biasa aja panggil nya, nyebelin tau nggak!" Kesal nya.

Agnesia bukan merasa bersalah malah tertawa. "Sengaja," balasnya santai.

Zeelina memutar bola mata malas. "Untung-untung gue sabar ngadepin lo, kalau enggak udah minggat gue jadi teman lo," seru nya menggoda.

Agnesia kembali tertawa, kali ini merangkul bahu Zeelina. "Nggak akan, lo kan nggak tegaan sama gue. Walaupun baru kenal enam bulan, tapi gue udah sedikit-dikit tau sifat lo bagaimana," balasnya.

Zeelina tersenyum tipis. Ia akui, Agnesia adalah teman cewek yang asik selain Veranika dan Jessie. Mereka tidak memandang siapa ia sebenarnya. Dari awal bertemu juga dia udah baik dan langsung berbaur.

"Agnesia!" Panggilan seseorang dari arah cafetaria membuat sang nama dan Zeelina menoleh. Alis kedua nya terangkat.

"Sini, makan dekat kita," seru nya lagi dengan senyuman.

Agnesia langsung menatap Zeelina. "Gimana? Mau sebangku sama mereka?" tanyanya sedikit melirik ke arah seseorang yang memanggil nya. "Kalau lo nggak ma-"

"Boleh deh, nggak ada tempat lagi. Semua meja udah penuh," potong Zeelina terpaksa.

Agnesia tersenyum dan langsung menarik tangan Zeelina ke arah ujung kafetaria. "Mau makan apa lo?" tanya Agnesia semangat.

Zeelina melirik sekilas cowok yang mengajak Agnesia tadi. Cowok itu sedang bersama dua temannya. "Samain aja kaya lo," jawab Zeelina.

"Gue aja yang beli," seru Justin tiba-tiba.

Agnesia menatap Justin. "Lo yang pesan?" tanyanya memastikan.

"Hmm, gue yang mau bellin kalian makan. Lo berdua duduk aja," seru Justin santai dan setelahnya pergi menuju tempat penjual makanan.

Agnesia menarik pelan tangan Zeelina agar duduk, kemudian ia menatap cowok di hadapan nya dengan menopang dagu. "Lo tampan banget sih, Yas," seru nya tenang pada Ilyas.

Ilyas melirik sekilas Agnesia dan kembali memainkan ponselnya. "Lo diam aja buat gue semakin jatuh cinta," Lanjut Agnesia semakin berani.

Zeelina menggelengkan kepala. Teman nya itu sangat berani sekali.

"Zee."

Zeelina menoleh dan menaikan alisnya. "Tugas individu udah lo kerjain?" tanya Kanaka membuka obrolan.

Zeelina membalas dengan anggukan, tatapan datar ia layangkan. "Susah nggak? Gue belum kerjain nih," lanjut Kanaka berusaha akrab.

𝟶𝟺. ᴍʏ ᴄʜɪʟᴅʜᴏᴏᴅ ғʀɪᴇɴᴅ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang