🌸
Gue suka sama lo."
"Ha-hah?" terkejut Zeelina dengan mata mengerjap.
Darren memejamkan mata sejenak. "Sebagai sahabat," lanjut Darren berbohong.
Zeelina menghela nafas lega. "Kirain aku, kamu suka beneran. Udah kaget tau," balasnya.
Darren tersenyum miris. Kenapa ia harus berbohong. Padahal sedikit lagi ia bisa mengungkapkan pada gadis yang di sayangnya.
"Kalau...misalkan benar gimana? Apa yang akan lo lakukan?" tanya nya berubah serius.
Zeelina berdesis. "Satu pertanyaan, satu jawaban. Sekarang giliran aku yang tanya kamu," ujarnya.
Darren menghela nafas kasar dan mengcengkram bahu Zeelina. "Jawab gue sekarang, Zee?!"
Zeelina meringis akibat cengkraman Darren. Ia juga terkejut dengan perubahan sikap Darren. "Ren, sakit," ucapnya.
Darren langsung mengalihkan tatapannya ke arah lain dan melepaskan tangannya dari bahu Zeelina. Ia langsung berdiri dan memilih menuju dapur. "Maaf."
Kening Zeelina mengkerut dengan tingkah Darren yang tiba-tiba berubah. Segera ia mengikuti Darren ke dapur.
"Kamu kenapa?" tanya Zeelina lembut. Ia menatap teduh Darren yang sedang minum.
Darren menghela nafas kasar. "Nggak apa-apa," balasnya. Namun Zeelina yang masih bisa merasakan perubahan sikap Darren tidak mudah percaya.
"Kamu bohong, pasti ada apa-apa. Cerita sama aku," ucap Zeelina tegas.
Darren menatap manik mata Zeelina beberapa detik. Ia menarik nafasnya kemudian menghembuskan perlahan. "Gue suka sama lo, sebagai wanita bukan sahabat," ucapnya yang kali ini benar-benar jujur.
Mata Zeelina langsung mengerjap. Ia memundurkan langkahnya. "Ka-mu bohong kan, Ren?" tanyanya tidak percaya.
Darren menghela nafas. "Gue serius, Zee."
Zeelina menggelengkan kepala. "Nggak. Kamu nggak boleh suka sama aku, Darren!" seru nya.
"Kenapa?" Darren tidak menyukai ucapan Zeelina.
"Nggak boleh! Kamu akan sakit hati. Kamu tau sendiri, aku suka sama Cashel. Buang rasa suka kamu, Darren! Aku nggak mau kamu sakit," jawab Zeelina tegas bahkan kedua mata nya sudah berkaca-kaca. Ia tidak ingin menyakiti Darren, karena sampai kapanpun yang ia sukai tetap Alexi.
Zeelina menunduk. "Aku nggak mau kamu sakit, Darren. Please...hilangkan rasa suka kamu itu!" lanjutnya berjongkok dengan kedua telapak tangannya yang ia gunakan untuk menutupi wajah.
Darren merasa bersalah. Seharusnya ia tidak mengungkapkannya. Seharusnya ia simpan perasaan itu. Darren tidak menyukai jika Zeelina bersedih.
Darren berjongkok dan menangkup wajah Zeelina. Ia angkat wajah Zeelina dan menatap teduh manik mata gadis itu. "Jangan merasa bersalah, Zee. Gue nggak akan sakit."
Air mata Zeelina turun begitu saja. Ia menggelengkan kepala nya. "Aku tau rasa nya bertepuk sebelah tangan. Sakit rasanya, kamu nggak pantas mendapatkan itu. Kamu baik, Ren. Kamu nggak boleh merasakan sakit itu," lirih nya sesegukan.
Darren langsung memeluk tubuh Zeelina, mengelus punggung gadis itu agar tenang. "Gue nggak apa-apa sakit. Asalkan orang yang gue sayang bahagia. Jangan merasa bersalah, Zee."
"Hiks... Lupain rasa suka kamu, Darren. Aku..."
"Gue nggak bisa, Zee. Semua datang dengan sendirinya. Kita sudah berteman cukup lama. Nggak mungkin perasaan itu nggak muncul."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟺. ᴍʏ ᴄʜɪʟᴅʜᴏᴏᴅ ғʀɪᴇɴᴅ [ᴇɴᴅ]✔
Teen FictionSequel cerita 'Alvaro'. "Cashel, kamu mau kan anterin aku ke toko buku?" Zee. "Nggak!" Alexi. "Kenapa?" "Males!" "Ihh! Ayoo dong! Cashel anterin. Aku butuh banget bukunya!" Zee. "Lo kenapa panggil gue, Cashel sih?! dan lo bisa sama orang lain pe...