🌸
Zeelina dan Alexi tiba di kedai ice cream, mereka langsung turun dari mobil. Terutama Zeelina yang bersemangat sekali masuk ke kedai. Mata nya bersinar, senyuman juga tidak pernah luntur di bibir ranum nya.
"Mbak, saya mau ice cream vanila di mix sama chocolate ya, cup nya sedang," ucap Zeelina langsung ke pelayan kedai.
Pelayan itu mengangguk dan membuatkan pesanan Zeelina. Setelahnya memberikan ke Zeelina saat pesanan nya sudah di buat.
"Terima kasih," ucap Zeelina dengan senyuman dan menuju meja kasir. Namun Alexi lebih dulu tiba dan mengeluarkan black card nya.
"Berapa?" tanya Alexi pada pelayan. Tatapan nya datar dan dingin. Tapi pelayan itu entah kenapa tersenyum. Seolah tatapan Alexi tidak berpengaruh pada nya.
Zeelina mengerjap kan mata dengan tatapan nya yang tertuju pada Alexi."Lima puluh ribu," jawab pelayan ramah.
Alexi mengangguk dan pelayan menerima kartu milik Alexi. Setelah menyelesaikan transaksi, pelayan itu mengembalikan kartu pada Alexi dengan tatapan memuja.
"Terima kasih," ucap pelayan.
"Duduk sana," ucap Alexi menujukkan kursi kosong dekat jendela. Mengabaikan ucapan pelayan itu.
Zeelina tentu mengangguk. Ia ingin menikmati ice cream dengan tenang. Selama melangkah menuju kursi, Zeelina dan Alexi menjadi pusat perhatian. Alexi menjadi pusat untuk kaum hawa, sedangkan Zeelina untuk kaum adam.
"Enak banget! Makasih udah traktir aku ice cream," ucap Zeelina dengan menikmati ice cream di tangannya.
"Hmm." Hanya deheman yang di respon Alexi.
Zeelina memanyunkan bibirnya. "Kamu tuh kebiasaan, Cas. Selalu ngerespon singkat. Aku tuh nggak suka tau!" seru nya sedikit kesal.
Alis Alexi terangkat. "Terserah gue. Kenapa jadi lo yang ngatur," balasnya.
Zeelina menghela nafas. "Aku tuh nggak ngatur kamu. Tapi hanya menasehati. Ada orang yang nggak suka di balas singkat, contohnya aku," celoteh nya dengan sesekali menyendokkan ice cream ke mulut nya.
Alexi menyenderkan punggungnya ke kursi dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Tapi gue suka kaya gini."
Zeelina kembali cemberut. "Kalau orang lain nggak apa-apa deh. Tapi sama aku nggak boleh, kamu harus kasih balasan ke aku minimal dua kata. Kaya 'iya Zee', gitu!" ujarnya dengan lucu.
Alexi tersenyum tipis dan tangannya terulur menyentuh pinggir bibir Zeelina untuk menghapus sisa ice cream. "Lo kalau makan ice cream kaya anak kecil. Nggak pernah berubah," ceplos nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟺. ᴍʏ ᴄʜɪʟᴅʜᴏᴏᴅ ғʀɪᴇɴᴅ [ᴇɴᴅ]✔
Novela JuvenilSequel cerita 'Alvaro'. "Cashel, kamu mau kan anterin aku ke toko buku?" Zee. "Nggak!" Alexi. "Kenapa?" "Males!" "Ihh! Ayoo dong! Cashel anterin. Aku butuh banget bukunya!" Zee. "Lo kenapa panggil gue, Cashel sih?! dan lo bisa sama orang lain pe...