Alexi & Zee ; 33

3.3K 259 97
                                    

🌸

"Ha-hah?" Hanya kata itu yang bisa keluar dari bibir Zeelina. Ia terkejut bukan main.

Alexi mendengus dan menjauhkan wajah nya sebentar. Namun masih pada posisinya yang mengurung Zeelina. "Gue. Suka. Sama. Lo. Zeelina. Felisiya. Arslan," ucap nya lagi dengan penekanan.

Mata Zeelina hanya melebar dengan tubuhnya yang mematung. Ia tidak salah dengar kan? Ini beneran? Asli?

"Aww!" Alexi menyentil kening Zeelina untuk menyadarkan gadis itu.

Zeelina menatap Alexi dengan tatapan melongonya. "Kamu...beneran?" tanyanya yang masih tidak percaya.

Alexi menghela nafas. "Iya...Zeelina, sayang," jawabnya yang lagi-lagi membuat Zeelina terkejut untuk kedua kali nya karena ucapan Alexi di akhir kalimat.

Zeelina menelan saliva nya dan menahan dada Alexi agar sedikit menjauh. "Tunggu! Ini pasti mimpi, mana mungkin kamu —"

"Gue beneran, Zee. Ini asli, jangan buat gue berubah pikiran karena kelemotan lo itu, " potong Alexi kesal.

Zeelina cemberut. "Ish! Aku tuh—"

"Kaget? Nggak percaya? Cuman mimpi?"

Zeelina langsung terdiam dan menunduk. "Ya, ya habis nya aku nggak percaya kamu bilang gitu. Padahal waktu acara birthday party nya Vera, kamu tolak aku." Lirihnya.

Alexi mengangkat dagu Zeelina dengan tangannya. "Gue serius, Zee. Sorry selama ini gue buat lo sakit..." ucap nya menatap teduh mata Zeelina. "Gue takut lo nggak punya perasaan yang sama ke gue. Tapi nyatanya gue salah," lanjutnya berubah lembut.

Zeelina menatap Alexi yang masih tidak percaya. "Gue, udah lama suka sama lo. Nggak tau sejak kapan, tapi semenjak kedatangan Darren...gue merasa lo suka sama dia."

Zeelina hanya bisa terdiam. Ia tidak tau bagaimana merespon ucapan Alexi.

"Semenjak saat itu, gue berusaha menjauh. Berusaha bersikap ketus dan dingin agar suatu saat gue kehilangan lo, gue udah bisa menerimanya."

"Waktu Dion datang, gue merasa cowok itu sangat cocok sama lo. Dia selalu buat lo tertawa, nggak kaya gue yang kaku."

"Dan semenjak Darren dateng, asumsi gue semakin benar. Kalau lo itu nggak cocok sama gue yang kaku."

"Saat gue berusaha menjauh, Halen datang dan...gue gunain kesempatan buat bisa beralih. Tapi kenyataannya hanya lo yang jadi titik pusat gue, Zee."

"Ja-di kamu sama Halen..."

Alexi menggeleng. "Jahat memang. Tapi dengan cara itu gue bisa sedikit menjauh dari lo. Gue memanfaat kan Halen cuman untuk menjauh dari lo."

Bugh!

Zee memukul bahu Alexi pelan. "Jahat kamu! Aku suka sama kamu udah lama tau! Kenapa malah menjauh!" Amarah nya.

Alexi menahan tangan Zeelina. "Maaf, Zee. Tapi saat lo ungkapin perasaan lo ke gue. Saat itu juga gue sadar, kita seperti ini karena kesalahpahaman dan pikiran gue yang nggak benar."

Mata Zeelina langsung berkaca-kaca. "Jahat tau nggak! Aku sampai harus tenggelam karena nggak percaya sama ucapan kamu yang nggak punya perasaan sama aku," kesalnya yang kembali memukul bahu Alexi.

"Maaf, gue benar-benar minta maaf."

Air mata Zeelina jatuh begitu saja. Bukan karena sedih. Melainkan rasa bahagia karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan dan perjuangannya selama ini telah berhasil.

𝟶𝟺. ᴍʏ ᴄʜɪʟᴅʜᴏᴏᴅ ғʀɪᴇɴᴅ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang