12. Kencan

544 53 9
                                    

"Seorang teman, lebih berpotensi melukai, daripada seorang musuh"

🌸🌸🌸

Tak lama setelah Nathan keluar rumah, Ayah dan Ibu Rasya pun datang. Mereka baru saja menghadiri peresmian rumah sakit milik keluarga mereka di Bandung. Ayah dan Ibu Rasya heran, melihat anak gadisnya yang sudah rapi.

"Kamu mau kemana?" tanya Miranda ibu Rasya, sambil memperhatikan Rasya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Mm, Rasya mau keluar bentar Ma, Pa," jelas Rasya meminta izin kepada Bagas dan Miranda.

"Sama siapa?" tanya Bagas, dengan tatapan mengintimidasi, Bagas dan Nathan sangat  sama, mereka akan menjadi orang yang sangat protektif  jika menyangkut tentang Rasya.

"Sama--" belum sempat Rasya melanjutkan perkataannya suara ketukan pintu menghentikannya, Rasya izin membuka pintu, buru-buru ia membuka pintu utama, dan terlihat lah Abay dengan kaos putih dan jaket hitam miliknya.

Rasya tertegun sejenak melihat penampilan Abay. Hari ini sudah yang kesekian kalinya Abay membuat Rasya terkejut, dengan hal-hal yang tidak terduga, seperti ini. Rasya terkejut karena Abay sangat berbeda dengan Abay yang ia kenal di sekolah.

Seakan tersadar buru-buru Rasya mempersilahkan Abay untuk masuk, "Masuk Bay," ujar Rasya kepada Abay.

"Iya, makasih Ra, Om, sama Tante ada gak?" tanya Abay kepada Rasya, dan di balas anggukan oleh Rasya.

"Ada kok, Bay, mau aku panggilin?" tawar Rasya kepada Abay, Abay pun mengangguk.

"Boleh Ra," jawab Abay, saat ini ia sudah duduk di sofa ruang tamu.

Tak berapa lama, Bagas dan Miranda datang bersama Rasya, dan ikut duduk di sofa bersama Abay. Miranda tersenyum hangat melihat Abay dari jauh. Abay yang melihat kedatangan Rasya, Miranda dan juga Bagas, berdiri untuk salam kepada mereka.

"Assalamualaikum, Om, Tante," ujar Abay sambil bersalaman dengan Bagas dan Miranda secara bergantian.

"Wa'alaikumsallam," jawab Miranda tersenyum hangat kepada Abay, berbeda dengan Miranda, Bagas justru menunjukkan wajah dingin.

"Siapa kamu?" tanya Bagas langsung pada intinya setelah mereka duduk di sofa.

"Aku Abay, Om, Tante, pacar Rasya. Niat aku kesini, mau minta izin sama Om dan Tante, aku mau minjam Rasyanya" ujar Abay sopan, kepada Bagas dan Miranda, ia mengatakannya sangat yakin, tanpa Ragu.

Di samping Abay, Rasya sudah ketar-ketir sendiri di buatnya. Pasalnya, banyak sekali, laki-laki yang meminta izin kepada Bagas, tetapi satupun dari mereka tidak ada yang berhasil. Bagas menatap Abay dan Rasya secara bergantian, dengan tatapan mengintimidasi.

Kemudian, Bagas menampilkan senyum yang tidak bisa Rasya artikan. Bagas menepuk pundak Abay dua kali dan wajahnya yang tadi serius berubah menjadi jenaka. Rasya bingung sendiri di buatnya sedangkan Miranda hanya tersenyum hangat.

"Tidak usah tegang begitu, saya izinkan kamu membawa anak saya, tapi dengan satu syarat," ucap Bagas, dengan ide jahilnya, dan tersenyum joker ke arah Abay dan Rasya.

"Syaratnya apa Om? tanya Abay kepada Bagas dengan penasaran.

"Kamu harus adu pancu sama saya! Bagaimana? Kamu setuju?" tanya Bagas beruntun sambil tersenyum jahil, ke arah Abay dan Rasya.

"Boleh Om," jawab Abay menyanggupi syarat yang di berikan oleh Bagas.

Sedangkan Rasya tercengang mendengar persyaratan Bagas, Papanya. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran Bagas. Rasya menghembuskan nafasnya pelan, Rasya bersyukur karena Abay tidak di marahi seperti laki-laki yang ingin meminta izin pada Bagas sebelumnya. Sedangkan Miranda menatap Rasya dengan tatapan mengejek.

Because of You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang