23. Rasya Jatuh?

557 48 6
                                    

"Aku masih di sini. Berada di belakangmu layaknya sebuah bayangan, yang akan selalu berada di dekatmu meskipun kau menganggap aku tiada"

🌸🌸🌸

Satu bulan telah berlalu, selama itu pula Rasya dan Abay tidak pernah bertegur sapa lagi. Bahkan, Rasya enggan rasanya memandang Abay. Layaknya seperti mereka tidak pernah kenal ataupun dekat sebelumnya. Sebaliknya dengan Rasya, Abay justru sangat merindukannya. Bukan, bukan Abay tidak ingin bertegur sapa dengan Rasya, hanya saja sepertinya Rasya memang tidak ingin di ganggu oleh dirinya.

Lagipula, sekarang Abay sadar siapa dirinya, Rasya sudah bukan kekasihnya lagi. Tidak seharusnya ia seperti ini, tidak seharusnya ia mencintai kekasih orang lain. Abay selalu menyibukkan diri agar tidak selalu mengingat Rasya. Entah itu bekerja, mengerjakan tugas, atau apapun yang bisa ia kerjakan.

Rasya yang dulu ia kenal sangat berbeda jauh dengan Rasya yang sekarang. Bahkan, Abay sering mendengar dari Raka jika, Rasya selalu membuat ulah. Entah itu membully siswa lain, menjahili temannya, ataupun menjahili guru. Rasya yang sekarang terkenal lebih kasar daripada yang dulu. Abay tidak tau, kenapa Rasya bisa berubah seperti itu.

Abay duduk melamun menatap keluar jendela dengan tatapan yang kosong. Ingatannya jauh menerawang pada kejadian satu tahun lalu, saat ia belum berpacaran dengan Rasya. Saat itu Abay pernah bertemu Rasya ketika Rasya sedang menunggu taksi di depan sekolah. Tidak sengaja Rasya melihat anak kucing, lalu Rasya menggendongnya dan membawanya pulang.

Saat itu pula, untuk pertama kalinya ia merasakan apa itu jatuh cinta, jauh sebelum pertemuannya di kantin beberapa bulan lalu. Tanpa Rasya ketahui, Abay sering memperhatikannya diam-diam. Bagi Rasya, saat di kantin itu adalah pertemuan pertama mereka tetapi, bagi Abay itu adalah pertemuan mereka yang kesekian kalinya.

"Abay!" panggil Raka namun, Abay masih bergeming di tempatnya.

"Abay!" panggil Raka lagi.

"Iya Ra? Kenapa? Ehh maaf Ka," jawab Abay saat ia menyadari jika ia salah menyebut nama Raka dan malah menyebut nama Rasya.

"Lo gapapa?" tanya Raka menatap Abay sendu.

"Aku gapapa Ka," jawabnya tersenyum kepada Raka.

Raka menatap Abay prihatin, Raka menyadari perubahan Abay. Setiap Raka bertanya Abay akan selalu menjawab bahwa dirinya baik-baik saja. Raka tau sahabatnya tidak sedang baik-baik saja Abay sangat merindukan Rasya. Semua itu terpancar jelas dari mata Abay ketika menatap Rasya. Mata Abay mendeskripsikan segalanya, mata yang menatap Rasya yang sarat akan kerinduan,
seolah-olah Rasya lah dunia nya.

Di sisi lain Rasya, Devan, Amel, dan Renata sedang berada di kantin. Mereka tidak satu meja, melainkan Rasya lebih memilih satu meja bersama Devan. Tidak bersama mereka, setelah Rasya berpacaran bersama Devan, Amel dan Renata merasa Rasya sangat berubah drastis. Rasya lebih jarang menghabiskan waktu bersama mereka bahkan, ketika Rasya sudah bersama Devan Amel dan Renata merasa di acuhkan.

Renata merasa, Devan membawa dampak buruk untuk Rasya. Tidak saat Rasya masih berpacaran bersama Abay. Abay memberi dampak postif pada Rasya, buktinya Rasya menjadi lebih penurut, lebih jarang mendapat masalah, dan nilainya yang juga ikut naik.

"Mel," panggil Renata kepada Amel.

"Kenapa Ren?" tanya Amel sambil memakan makanannya.

"Lo ngerasa gak sih, kalau sekarang Rasya berubah?" tanya Renata kepada Amel.

"Gue pikir, cuman gue yang ngerasa begitu," jawab Amel jujur ia kembali melanjutkan makannya.

"Lo percaya gak sih, kalau yang kita lihat di cafe itu memang Abay?" tanya Renata lagi, sejujurnya ia tidak percaya jika yang mereka lihat itu adalah Abay.

Because of You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang