13. Sebuah Bantuan

523 50 0
                                    

"Seorang sahabat lebih berharga daripada seribu teman. Teman bisa dicari dengan mudah, sedangkan seorang sahabat perlu waktu dan orang yang tepat yang bisa dipercaya"

🌸🌸🌸

Saat ini Rasya, Amel dan Renata sedang berada di kantin, sedari tadi pagi Rasya tidak banyak bicara seperti hari-hari lain. Semalam, setelah Abay mengantar Rasya pulang, Rasya tidak langsung tidur. Banyak pertanyaan yang terus berputar di otaknya, seperti, Untuk apa dia mengikuti Rasya dan Abay?, Apa tujuannya?, Dan masih banyak lagi.

Rasya terus melamun dan menatap kosong ke depan, tanpa memperdulikan Amel dan Renata yang khawatir dengannya. Renata menyenggol lengan kanan Amel, Amel pun menoleh dan menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya, "Kenapa?" Renata menunjuk Rasya dengan dagunya. Namun Amel hanya menggeleng dan mengedikkan bahunya, pertanda ia tidak tau.

Sedari tadi Rasya hanya  mengaduk-aduk makanannya tanpa berniat untuk memakannya. Renata yang sudah bosan melihat Rasya yang terus seperti itupun bertanya.

"Sya," panggil Renata, namun tidak ada jawaban dari Rasya, Rasya masih melakukan aktivitas sebelumnya.

Amel yang sedari tadi diam pun angkat suara, sebuah ide jahil terlintas di otaknya.

"Rasya Aimera!" teriak Amel dengan suara toanya sehingga beberapa siswa menoleh ke arah meja mereka, dan ajaibnya Rasya langsung terkejut dan menoleh ke arah Amel.

"Kenapa Mel?" tanya Rasya, setelah ia menetralkan ekspresinya, namun Amel hanya cengengesan menampilkan deretan giginya yang tersusun rapi.

"Gapapa Sya," jawab Amel, sedangkan Renata memutar bola matanya malas, meskipun Amel itu lemot, tetap saja otaknya akan menjadi encer di waktu tertentu.

"Sya, lo kenapa?" tanya Renata pada Rasya, namun Rasya hanya mengerinyitkan dahinya, pertanda ia tak mengerti.

"Emang gue kenapa?" tanya Rasya balik sambil menyedot es tehnya.

"Lo aneh, gak biasanya lo ngelamun," jelas Renata kepada Rasya, berharap Rasya jujur padanya.

"Enggak kok, perasaan lo aja kali, Ren, gue gapapa," jelas Rasya berusaha meyakinkan Renata.

"Beneran gapapa? Kalau ada masalah cerita aja sama gue, sama kita," jelas Renata panjang lebar.

Rasya menggeleng dan tersenyum menanggapi ucapan Renata, ia paham betul, bagaimanapun sikap Renata dan Amel  mereka tetaplah sahabat Rasya yang paling peduli ketika Rasya ada masalah.

"Iya Sya, kalau lo ada masalah, cerita aja sama kita," sambung Amel menanggapi ucapan Renata.

"Gue beneran gapapa, suer deh," ucap Rasya, sambil mengangkat dua jarinya membentuk huruf V.

"Yaudah deh, Sya, lo mau permen kaki?" tawar Amel sambil memberikan sebuah permen kaki kepada Rasya, sedangkan Renata menepuk jidatnya, baru sebentar otaknya encer, sekarang sudah lola lagi.

Sedangkan Rasya hanya tertawa menanggapi Renata, ia mengambil permen kaki yang di tawarkan oleh Amel, "Makasih Mel, entar gue ganti satu dus ya," celetuk Rasya kepada Amel.

Alhasil Amel yang mendengar penuturan Rasya, matanya langsung berbinar seperti di beri uang tunai seratus juta rupiah. Sedikit lebay tapi memang begitu adanya. Prinsip Amel, Harta, Tahta, dan permen kaki, aneh memang.

Because of You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang