16. Promise

495 46 1
                                    

"Di kehidupan selanjutnya, mari bertemu sebagai dua orang yang saling mencintai"

🌸🌸🌸

"Abay!"

"Abay!" Rasya beberapa kali menepuk pipi Abay, Namun, hasilnya nihil Abay masih tak sadarkan diri.

Tak kehabisan akal, Rasya mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. Seseorang yang bisa membantunya untuk membawa Abay. Karena, tidak mungkin ia membawa Abay sendirian, ia juga tidak membawa mobilnya. Tak berapa lama, terdengar suara dari seberang sana.

"Hallo, kenapa Ra?" tanya seseorang yang ada di seberang telepon.

"Ren, bantuin gue," pinta Rasya kepada Renata. Ya, orang yang Rasya hubungi adalah Renata.

"Bantuin apa Ra," ucap Renata sambil menguap.

"Abay Ren ... gue sharelok ya," ucap Rasya, kemudian ia mematikan sambungan teleponnya, dan mengirimkan alamatnya.

Setelah mengirimkan alamatnya, Rasya memapah Abay. Membawanya ke tepi jalan, agar Renata mudah menemukan mereka. Kemudian Rasya duduk lesehan dan menselonjorkan kakinya. Dan meletakkan kepala Abay di pahanya.

Rasya tak habis pikir kenapa Abay bisa sampai babak belur begini. Apa yang terjadi sebenarnya? Bagaimana mungkin? Siapa orang berhodie itu? Darimana ia mengenal dirinya dan juga Abay? Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul di otak Rasya. Tak berapa lama mobil Renata pun datang.

"Sy--- Abay kenapa?" kaget Amel ya, Renata datang bersama Amel.

"Panjang ceritanya Mel, Ren, sekarang bantu gue, buat bawa Abay ke rumah gue!" pinta Rasya. Raut khawatir terpancar jelas dari wajahnya.

Amel dan Renata mengangguk, kemudian mereka membantu Rasya untuk memapah Abay dan memasukkannya ke mobil Renata. Setelah berhasil meletakkan Abay di kursi belakang, Rasya pun ikut masuk. Kemudian, Rasya meminta Renata agar membawa motornya dan Amel yang menyetir mobil.

"Bay, bangun!" lirih Rasya, sambil menggenggam tangan Abay.

Rasya benar-benar khawatir sekarang. Kekasih mana yang tidak khawatir saat melihat kekasihnya tak berdaya. Begitupun dengan Rasya. Sesekali Amel melihat lewat kaca depan. Sedangkan Renata mengikuti mereka dari belakang.

"Abay, bangun! Tolong bangun. Jangan buat aku khawatir," isak Rasya.

"Maaf Abay, maaf aku terlambat, harusnya ... harusnya...." Rasya tak bisa melanjutkan perkataannya

Tak berapa lama, merekapun sampai di kediaman Rasya. Kemudian Renata mengetuk pintu dan di buka oleh ibunya Rasya. Di ikuti oleh Nathan dan juga Bagas, mereka kaget melihat Rasya yang matanya sudah memerah dengan Abay di sampingnya. Kemudian Nathan mengambil alih tubuh Abay dan membaringkannya di kamar Rasya.

Nathan memeriksa Abay, syukurnya Abay tidak mengalami luka yang serius. Hanya perlu istirahat dan di beri salep untuk memudarkan bekas lukanya. Kemudian Nathan, Amel, Renata, Bagas dan Miranda keluar dari kamar Rasya. Membiarkan Rasya yang menjaga Abay.

Matanya sudah berkaca-kaca, Abay seperti ini karena dirinya. Jika orang berhodie itu tidak mengincar Rasya, Abay tidak mungkin seperti ini. Mungkin Abay masih baik-baik saja sekarang.

Isakan kecil mulai terdengar, entah sejak kapan Rasya menangis. Rasya akan mudah menangis menyangkut orang-orang yang ia sayangi. Terlihat keras dari luar namun, pada dasarnya Rasya adalah orang yang lembut.

"Jangan nangis," ucap Abay, dengan suara seraknya.

"Abay! Kamu udah bangun?" tanya Rasya masih dengah sisa tangisnya.

Because of You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang