32. Firasat

596 45 3
                                    

"Jika aku pergi, apa yang akan kamu lakukan? Menunggumu kembali!"

🌸🌸🌸

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Rasya belum tidur ia sedang duduk di meja belajarnya Ia sedang membaca buku pelajaran. Tekadnya sudah bulat agar mendapatkan peringkat saat ujian kelulusan nanti. Rasya mengulang pelajaran yang pernah Abay ajarkan.

Tukk

Terdengar, seseorang mengetuk pintu balkonnya. Rasya pun melangkah dengan pelan, dalam pikirnya siapa malam-malam begini. Rasya pun membuka pintu balkonnya tetapi, tidak ada siapa-siapa hanya ada batu kecil dan sebuah kertas. Rasya pun mengambil dan membukanya. Ia sangat kaget dengan isi kertas itu.

"Mati?" gumam Rasya, ia langsung merobek kertas itu, kertas dengan tulisan 'Mati' dengan menggunakan darah.

"S-siapa yang pengen gue mati?" ucap Rasya dengan tangan yang gemetar.

"S-siapa? S-siapa yang ngirim ini?"seru Rasya lagi namun, tidak ada siapapun di sana.

Rasya segera masuk dan mengunci seluruh pintu dan jendelanya. Ia sangat takut sekarang pasalnya, hanya ia sendirian di rumah. Tidak ada Nathan, Bagas ataupun Miranda. Tiba-tiba terdengar suara bel dari luar, Rasya pikir itu adalah Nathan. Ia segera menuruni tangga dan membuka pintu tetapi tidak ada siapa-siapa hanya ada sebuah kotak bingkisan. Rasya pun mengambilnya lalu, membuka isi bingkisan itu.

"Aaaaaa!" teriak Rasya ia langsung membuang bingkisan itu ke tong sampah.

Isi dari bingkisan itu ialah bangkai tikus, dengan darah yang masih segar, juga terdapat tulisan yang sama seperti surat di balkon. Rasya langsung menutup pintunya dan menguncinya lalu ia, berlari ke kamarnya dan mengunci kamarnya. Ia sangat takut, siapa? Siapa yang ingin dirinya tiada.

Ia meringkuk tangannya gemetar, bibirnya berubah menjadi pucat. Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya. Pertanda bahwa ia sangat takut, Rasya naik ke kasurnya untuk tidur. Agar ia bisa menghilangkan sedikit rasa takutnya.

🌸🌸🌸

Di sisi lain, Abay baru saja pulang bekerja. Ia melihat Aldi belum tidur dan masih mengerjakan tugasnya. Kemudian, ia pun menghampiri Aldi dan ikut duduk di sampingnya. Aldi tidak sadar dengan kehadiran Abay.

Tak berapa lama, Abay merasa kepalanya sangat sakit. Cairan kental berwarna merah mengalir dari hidungnya. Akhir-akhir ini ia sangat sering merasakan sakit di kepalanya dan juga mimisan. Bahkan, Abay merasa jika kondisi tubuhnya semakin memburuk sekarang.

"Bang Abay!" teriak Aldi saat melihat Abay yang menjambak rambutnya.

"Bang Abay, Abang kenapa?" tanya Aldi beruntun.

"D-darah, Bang Abay mimisan," teriak Aldi kemudian ia segera membersihkan hidung Abay dengan kain dan menyumpalnya, agar darahnya tidak banyak keluar.

"Tahan sebentar Bang, A-Aldi telpon kak Rasya!" ucap Aldi mencari ponsel Abay.

"J-jangan Di, jangan kasih tau Rasya," pinta Abay sambil menahan sakitnya.

"A-Aldi telpon bang Raka," ucap Aldi lagi mencari kontak Raka.

"J-jangan Di, A-abang gapapa, A-Abang cuman kecapeaan. Sebentar lagi sembuh," bohong Abay kepada Aldi sambil menahan sakitnya. Ia tidak ingin Aldi tau jika ia sakit, apalagi Rasya, jika Rasya tau kondisinya ia takut akan menyakiti Rasya. Sementara Raka, sudah banyak membantunya.

Because of You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang