"Bagaimana mungkin, kau masih menatapku dengan teduh, sementara sudah berulangkali aku membuatmu terluka"
🌸🌸🌸
Rasya saat ini sedang berdiri di depan cermin, sedari tadi ia memilih-milih baju. Namun, tidak ada yang cocok menurutnya, kamarnya sudah seperti kapal pecah. Untungnya Ibunya Miranda sedang tidak ada jika tidak, maka pasti ia sudah terkena siraman rohani.
Akhirnya pilihan Rasya jatuh pada hoodie warna pink dan celana jeans hitam. Rambutnya ia biarkan tergerai dengan indah kemudian, Rasya mengambil tasnya dan bersiap untuk turun. Saat Rasya menuruni tangga ia bertemu dengan Nathan yang baru pulang dari rumah sakit.
"Bang Nathan!" sapanya riang, dan dengan cepat ia menuruni tangga.
"Ra, kamu rapi, mau kemana?" tanya Nathan, saat melihat adiknya yang sudah rapi.
"Rasya mau izin keluar sama Abay, boleh gak?" izin Rasya kepada Nathan, Nathan diam sebentar.
"Boleh, tapi jangan pulang malam Ra," sahut Nathan memberikan izin kepada Rasya.
"Makasih Bang," ucap Rasya langsung memeluk Nathan.
Tak lama, terdengar ketukan pintu dari luar rumah. Rasya pun pamit sebentar untuk membukakan pintu. Terlihatlah Abay di sana dengan hoodie abu-abu dan jeans hitam. Kemudian, Rasya pun mempersilahkan Abay untuk masuk. Di sofa sudah ada Nathan yang duduk sambil menonton tv.
"Assalamualaikum Bang," salam Abay saat melihat Nathan.
"Wa'alaikumsallam Bay," jawab Nathan tersenyum hangat.
"Lo mau bawa Adek gue?" tanya Nathan kepada Abay.
"Iya Bang," jawab Abay lagi, Nathan manggut-manggut mendengar jawaban Abay.
"Yaudah, lo boleh bawa Adek gue. Gue titip dia sama lo," ucap Nathan lagi, Abay pun mengangguk.
"Yaudah Bang, Rasya sama Abay mau keluar dulu ya, Assalamualaikum," pamit Rasya sambil menyalami Nathan begitupun dengan Abay.
"Wa'alaikumsallam, hati-hati Ra, Bay," ucap Nathan.
Kemudian merekapun melangkah keluar. Mereka tidak menggunakan mobil melainkan dengan motor Abay. Malam ini sangat cerah, jalanan lumayan ramai. Rasya memeluk Abay dari belakang membiarkan kepalanya di punggung Abay. Abay kaget dengan sikap Rasya yang sekarang, bukankah dulu Rasya sangat membenci dirinya?
Tidak ada pembicaraan diantara mereka, hening. Hanya ada suara motor dan deru angin yang memenuhi indra pendengaran mereka. Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di pasar malam. Rasya pun turun dari motor Abay dan menyerahkan helmnya sementara Abay memarkir motor Rasya menunggunya di pintu masuk.
"Ayo," ajak Abay saat sudah berdiri di depan Rasya.
Merekapun melangkah masuk, saat sudah ada di area pasar malam. Banyak sekali wahana-wahana yang di suguhkan bahkan, Rasya sampai bingung mau naik yang mana.
"Ra, kamu mau naik apa?" tanya Abay kepada Rasya.
"Itu," ucap Rasya menunjuk bianglala, Abay pun mengikuti arah pandangan Rasya.
"Kamu tunggu di sini ya, aku mau beli tiketnya dulu," pamit Abay Rasya pun mengangguk.
Saat ia menunggu Abay membeli tiket, Rasya tidak sengaja menangkap siluet seseorang. Seseorang yang selalu mengikutinya, orang berhodie hitam itu bersembunyi di balik pohon. Sementara Rasya melihatnya dari cermin besar yang ada di depannya.
Perlahan, Rasya membalikkan badannya. Namun, tidak ada siapapun di belakangnya, Rasya melangkah dengan pelan mendekati pohon tempat si hodie bersembunyi. Saat sudah berada di depan pohon Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You [SELESAI]
Fiksi Remaja(Follow dulu sebelum baca) BELUM REVISI ⚠Mengandung kata-kata kasar dan adegan kekerasan, tidak untuk di tiru⚠ Rate: 16+ #RadenwijayaSeries2 Rasya Aimera, badgirl, sang biang onar dan Queen Of Bullying di SMA Radenwijaya. Rasya sangat di takuti di...