25. Menghilang

549 50 6
                                    

"Kau menghilang seakan lenyap, tanpa meninggalkan sedikit petunjuk untuk diriku"

🌸🌸🌸

Waktu berjalan dengan cepat, hari terus berganti, tiga bulan sudah hubungan Rasya dan Devan, tetapi tidak tau mengapa semakin kesini Devan semakin berubah. Tidak seperti dahulu waktu awal mereka berpacaran. Devan sering menghilang tanpa memberi kabar, ia semakin susah di hubungi. Rasya tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada Devan. Seringkali Devan mengacuhkan dirinya, seolah dirinya tidak ada. Rasya berdiri di balkon, menatap kosong ke depan.

Ingatannya menerawang jauh pada beberapa bulan lalu, saat semuanya masih baik-baik saja. Saat ia masih bersama Abay, ingatannya terpaku pada sosok lama yang pernah ada mewarnai harinya. Harusnya ia senang bukan? Tantangannya sudah berakhir, ia sudah bebas dari tantangan itu. Tetapi, entah mengapa ia merasa kosong, seperti ada sesuatu yang hilang. Sesuatu yang tidak ia ketahui itu apa.

Sejak terakhir kali ia melihat Abay di koridor waktu lalu tepat setelah Rasya tenggelam di kolam renang, Rasya tidak pernah melihat Abay lagi sampai sekarang. Bahkan, ketika Rasya ingin ke rooftop melewati kelas Abay pun, Abay tidak ada. Terkadang Rasya sengaja datang ke kelas Abay dengan alasan mencari Amel tetapi, Abay juga tidak ada. Bahkan, Rasya sering ke perpustakaan hanya untuk melihat Abay namun, hasilnya nihil. Sudah berpuluh kali Rasya mencoba menghubungi Abay namun, ponsel Abay tidak bisa di hubungi.

Abay seolah menghilang di telan bumi, tidak ada satu pun yang tau keberadaannya, bahkan, Raka yang sahabat dekatnya pun tidak tau. Pernah sekali, Rasya mendatangi rumah Abay namun, rumahnya kosong. Tanpa sepengetahuan Rasya Nathan masuk ke kamar adiknya yang tidak ia kunci. Nathan sudah beberapa kali memanggil Rasya namun, Rasya tidak menyahut jadi Nathan memutuskan untuk masuk.

Nathan berdiri di sebelah Rasya, Rasya masih menatap kosong ke depan tanpa menyadari kehadiran Nathan. Sudah lama, Nathan memperhatikan Rasya, Rasya tidak seperti dulu seperti ada yang berbeda. Terkadang melamun, terkadang saat di tanya ia seperti orang linglung.

"Ra," panggil Nathan, Rasya masih diam.

"Ra," panggil Nathan, namun, Rasya masih bergeming.

"Ra," panggil Nathan menyentuh bahu Rasya.

"Iya Bay?" sahutnya menoleh ke arah Nathan.

"Bay? Ini Abang Ra bukan Abay," kilah Nathan, ia menatap Rasya.

"Kamu kenapa Dek?" tanya Nathan lagi saat melihat air wajah Rasya yang berubah muram.

"Cerita sama Abang, coba," pinta Nathan kepada Rasya, Rasya masih bergeming. Seakan mengerti, Nathan pun bertanya lagi.

"Abay ya? Abay kenapa?" tanya Nathan. Namun, Rasya tidak menjawab pertanyaan ia malah menghambur ke pelukan Nathan.

"Kenapa Dek?" tanya Nathan lagi, ia membalas pelukan Rasya, mencoba menenangkan Rasya yang sedang menangis, meskipun Rasya menangis tanpa suara. Setelah beberapa saat Rasya melepaskan pelukannya pada Nathan.

"Aku gapapa Bang," jawabnya sambil menghapus air matanya.

"Jangan bohong Ra, Abang tau kamu lagi sembunyiin sesuatu dari Abang," jelas Nathan memegang kedua bahu Rasya.

"A-Abay ...." Rasya tidak sanggup mengatakan yang sebenarnya kepada Nathan. Ia takut, Nathan akan marah.

"Abay kenapa Ra?" tanya Nathan tak mengerti maksud Rasya.

Because of You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang