20. Jurit Malam

483 44 1
                                    

"Izinkan aku bersandar di bahumu, tuk sejenak melepas bebanku, menghilangkan semua lelahku"

🌸🌸🌸

Saat ini mereka telah tiba di tempat tujuan. Abay membangunkan Rasya yang tertidur, tetapi Rasya masih asik dengan mimpinya. Kemudian Abay menepuk pipi Rasya pelan, agar Rasya bangun dan, berhasil Rasya pun terbangun dari tidurnya.

"Kenapa Bay?" tanya Rasya dengan suara seraknya khas orang bangun tidur. Ia mengucek matanya.

"Udah sampai Ra," ucap Abay memberi tau.

"Udah sampe ya, ehh sorry Bay," ucap Rasya saat ia sadar kepalanya masih di bahu Abay dan tangannya masih memeluk lengan Abay.

"Iya, gapapa Ra," jawab Abay tersenyum lembut.

Kemudian Rasya izin untuk menyusul yang lain dan meninggalkan Abay. Tetapi ada yang aneh, dengan dirinya. Tunggu, saat Rasya berangkat Rasya tidak menggunakan jaket, Rasya baru ingat jika ia duduk dengan Abay dan jaket yang ia pakai persis seperti jaket Abay. Abay memakaikan Rasya jaket agar Rasya tidak merasa kedinginan.

Rasya melangkah menuju kelompoknya. Kemudian Rasya menghampiri Renata yang sedang memasang tenda di bantu oleh Raka. Tak lama, Abay datang menyusul dan membantu Raka mendirikan tenda kelompok Rasya. Satu tenda berisi empat orang yaitu, Rasya, Amel, Renata, dan Kania.

Sedangkan Abay satu kelompok dengan Raka, Devan, dan Satria. Setelah Abay dan Raka selesai mendirikan tenda Rasya mereka izin pamit, untuk mendirikan tenda mereka. Kelompok mereka bukan berdasarkan jurusan tetapi di pilih secara acak.

Di kelompok mereka, sudah ada Satria dan Devan yang sedang mendirikan tenda. Abay tersenyum ramah kepada Devan karena, ini baru pertama kalinya mereka satu kelompok dan bisa berbicara lebih dekat. Abay hanya pernah melihat Devan sekali, sewaktu ia menghampiri Rasya untuk memberikan kotak bekal.

Devan menatap Abay sinis, tidak suka. Hal itu tidak luput dari penglihatan Raka sedangkan, Abay hanya diam mendapatkan tatapan seperti itu. Soal Satria, ia sudah meminta maaf kepada Abay dan berjanji tidak membuat masalah lagi.

"Heh, anak baru, ngapain tu mata?" tanya Raka, saat melihat Devan menatap Abay tidak suka.

"Suka-suka gue lah, siapa lo?" tanya Devan sinis

"Lo gak tau gue siapa? Kenalin gue, Babang Raka Pramudya cowok terganteng se SMA Radenwijaya," ucap Raka memperkenalkan dirinya sambil menyugar rambutnya ke belakang.

"Oh" jawab Devan singkat, sontak hal itu membuat Raka jengkel.

"Sok ganteng banget lo jadi orang," kesal Raka menatap Devan sinis.

"Udah, udah, jangan berantem kita diriin tenda dulu, keburu malam," ucap Abay menghentikan perdebatan mereka. Mereka pun mengangguk dan mendirikan tenda.

Rasya sedang berjalan sendirian dengan malas-malasan. Tadi, sehabis mereka selesai mendirian tenda. Mereka di berikan waktu istirahat sebelum mengadakan jurit malam. Rasya duduk di dekat sungai di tepi bebatuan. Tidak ada orang lain hanya ia sendirian

Abay menghampiri Rasya tanpa sepengetahuan Rasya. Ia melangkah dengan pelan, kemudian ikut duduk di samping Rasya. Sedangkan Rasya tidak menyadari kehadiran Abay, ia masih asik dengan lamunannya. Hening cukup lama, tidak ada pembicaraan antara mereka.

Kemudian Abay menjatuhkan kepalanya di bahu Rasya. Rasya yang merasa ada seseorang pun menoleh dan mendapati Abay yang sudah memejamkan matanya. Rasya merasa aneh dengan dirinya, pasalnya setiap berdekatan dengan Abay jantungnya jadi tidak normal. Selalu berdebar dengan keras dan berdesir hebat.

Because of You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang