11. Hantu Parkiran

577 53 7
                                    

"Simpanlah semua moment itu dalam ingatan, bisa saja kenangan itu akan sangat kau rindukan suatu saat nanti"

🌸🌸🌸

Selepas aksi Rasya mengamuk tadi, Abay membawanya ke toilet agar membersihkan bajunya yang terkena telur busuk. Sedangkan Amel, Renata dan Raka sudah pulang duluan. Hanya tersisa Abay dan Rasya. Abay bersyukur ia membawa kacamata cadangannya, jadi ia masih bisa memakai kacamatanya

"Ra, kamu gapapa?" tanya Abay lembut sambil menatap Rasya, Rasya hanya menggeleng, "Aku gapapa Bay," jeda sebelum ia melanjutkan kata-katanya, "Maaf aku lepas kontrol." ujarnya sambil menunduk lemah, Abay hanya tersenyum lembut menanggapi.

"Lain kali jangan gini lagi Ra, gak baik, kamu perempuan." nasehat Abay menatap lembut Rasya, Rasya hanya mengangguk lemah.

"Sekarang kita pulang ya?" bujuk Abay, "Tapi, seragam kamu Bay?" tanya Rasya, Abay tersenyum lembut, "Masih bisa di cuci Ra." Rasya mengangguk lemah.

Kenapa Abay itu sangat sabar sekali, ingin Rasanya Rasya memeluk. Tapi semua itu terhalang oleh gengsinya yang tinggi. Kemudian mereka melangkah keluar dari sekolah, keadaan sekolah sudah sepi karena waktu pulang sudah dari setengah jam yang lalu.

Mereka melangkah beriringan, dari tadi Rasya memperhatikan Abay dalam diam. Namun, tidak di sadari oleh Abay. Jika di lihat-lihat Abay itu ganteng kalau saja ia tidak memakai kacamata bulatnya. Sayangnya ia tidak bisa mengatakan itu secara langsung. Rasya menggelengkan kepalanya, karena apa yang baru saja ia fikirkan.

Abay yang dari tadi diam merasa aneh, melihat Rasya yang terus menatapnya. Kemudian Abay melihat Rasya menggeleng-gelengkan kepalanya. Abay merasa bingung sendiri kemudian ia angkat suara.

"Ra, kamu beneran gapapa?" tanya Abay khawatir ia menatap lembut Rasya.

"Aku gapapa Bay, ada yang aneh ya?" tanya Rasya lagi menatap Abay, sambil memperhatikan penampilannya.

"Enggak kok Ra," bantah Abay.

"Kamu pulang naik apa?" lanjut Abay mengalihkan pembicaraan, saat ini mereka sedang melangkah menuju parkiran.

"Aku naik taksi Bay," lirih Rasya tertunduk lesu, sambil memperhatikan ujung sepatunya.

Abay menghentikan langkahnya kemudian ia berbalik dan bertanya, "Kenapa Ra?" tanya Abay kepada Rasya.

"Mobil aku di bengkel, Bay, jadi aku pulang naik taksi," jelas Rasya masih tertunduk lemas memperhatikan ujung sepatunya.

Diam sebentar sebelum Abay berbicara kembali, "Mau aku antar pulang Ra?" tawar Abay menatap Rasya lembut.

Rasya mengangkat wajahnya menatap Abay, "Emang bisa?" tanya Rasya bersemangat.

Abay tersenyum lembut, "Bisa Ra, ayo ikut aku." ujar Abay kemudian menarik Rasya lembut agar mengikutinya.

Rasya dan Abay berhenti di depan sebuah motor Vespa. Kemudian Abay mengambil kunci motor dari saku celananya. Sedangkan Rasya masih diam, sambil bertanya-tanya motor siapa yang Abay pakai. Abay menyerahkan satu helm kepada Rasya, namun Rasya masih diam.

"Ra," panggil Abay lembut.

"Hah? Iya Bay?" kaget Rasya sambil menatap Abay, ia baru sadar dari lamunannya.

"Ini, pakai helm kamu Ra," ucap Abay sambil menyerahkan satu helm kepada Rasya.

Sedangkan Abay sendiri sedang memakai helmnya. Rasya mengambil helm dari tangan Abay, ia berusaha mengaitkan pengaitnya tapi tidak bisa. Abay yang sudah selesai memakai helm pun membantu Rasya.

Because of You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang