22. It's Hurt

544 42 4
                                    

"Inilah aku, seseorang yang kau anggap pengganggu dalam hidupmu. Diam-diam memperhatikan, diam-diam merindukan"

🌸🌸🌸

Seminggu sudah sejak kabar Rasya dan Abay putus. Selama itu pula Rasya semakin dekat bersama Devan. Setiap waktu dan setiap ada kesempatan mereka selalu bersama. Banyak yang mendukung hubungan mereka berdua. Tidak seperti saat Rasya masih berpacaran dengan Abay banyak yang menginginkan mereka putus.

Berbeda dengan Rasya, Abay lebih sering menyendiri, menghindari orang-orang. Setiap waktu istirahat Abay selalu pergi ke perpustakaan, tidak kekantin atau kemanapun. Abay hanya bisa melihat Rasya dari jauh. Diam-diam memperhatikan, diam-diam merindukan.

Setelah kejadian saat malam api unggun, mereka sudah jarang bertemu. Bahkan, ketika Abay tidak sengaja bertemu Rasya, Rasya tidak pernah mau melihat dirinya. Seolah-olah tidak ada dirinya di sana. Abay tidak marah, ia hanya sedikit kecewa kenapa Rasya tega membohonginya bahkan menghianatinya.

Saat ini Abay dan Raka tidak ke kantin. Raka tau Abay pasti sangat kecewa dengan Rasya. Awalnya Raka pun tidak percaya, namun, semakin kesini sikap Rasya semakin berubah. Jika dulu Rasya sudah mulai berubah dan menjadi penurut. Berbeda dengan Rasya yang sekarang, pembangkang bahkan lebih parah.

"Bay," panggil Raka, namun Abay masih diam.

"Bay," panggil Raka lagi. Namun Abay masih tidak menyahut.

"Abay!" panggil Raka sedikit kencang.

"Ehh, iya? Kenapa Ka?" tanya Abay saat ia sadar dari lamunannya.

"Lo ngelamun lagi?" tanya Raka, Abay menggeleng.

"Enggak," jawabnya kemudian ia melanjutkan membaca bukunya.

Semenjak putus dari Rasya, Abay selalu begitu. Lebih suka menyendiri dan lebih sering melamun. Raka prihatin dengan keadaan Abay yang sekarang. Tampak kuat dari luar, namun, di dalam sedang kacau layaknya sebuah lautan.

"Bay, lo masih sayang sama Rasya?" tanya Raka kepada Abay.

"Masih," jawabnya jujur.

"Kenapa lo gak deketin dia?" tanya Raka memberi saran kepada Abay. Abay menggeleng dan tersenyum.

"Dia lebih bahagia tanpa aku Ka," jawab Abay tersenyum tulus memandang Rasya dari kaca jendela. Terlihat di sana Rasya sedang tertawa bersama Amel dan Renata.

"Aku gak mau rusak kebahagiaan dia," sambung Abay lagi. Ingatannya menerawang jauh saat Rasya mengatakan bahwa dirinya adalah pengganggu hidup Rasya.

"Yang kuat ya bro, gue tau lo gak akan selemah itu tanpa Rasya," ujar Raka memberi semangat.

"Makasih Ka," ucap Abay tersenyum tulus.

Di sisi lain Rasya sedang asik tertawa bersama Amel dan Renata. Tidak sengaja Rasya memandang ke arah jendela kelas Abay, tempat Abay duduk. Terlihat jelas di sana Abay sedang membaca buku, dengan earphone yang menyumpal telinganya.

"Sya," panggil Renata saat menyadari Rasya menatap ke kelas Abay.

"Iya?" tanya Rasya menoleh ke arah Renata.

"Lo gapapa?" tanya Renata lagi.

"Emang gue kenapa?" tanyanya balik.

"Lo rindu sama Abay?" Bukan, bukan Renata yang bertanya tetapi Amel.

"Enggaklah, ngapain rindu sama dia, buang-buang tenaga," jawab Rasya tegas.

"Tapi, kok, sekarang gue jarang ngeliat Abay ya?" tanya Renata.

Because of You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang