17. Siswa Baru

504 49 4
                                    

"Sebuah hubungan harus di landasi dengan kepercayaan. Jika, tidak, maka hubungan itu akan hancur"

🌸🌸🌸

Sebuah mobil sport hitam memasuki area SMA Radenwijaya. Seorang pemuda turun dari mobil dengan kacamata hitam dan tas yang ia sampirkan di bahunya. Ia menyugar rambutnya ke belakang membuat siswi-siswi berteriak heboh.

"Jodoh gue!"

"Murid baru!"

"Masyallah, ganteng banget jodoh gue!"

"Calon imamku!"

"Dedek padamu!"

"Ganteng banget!"

"Kembarannya Eunwoo"

Masih banyak lagi jeritan-jeritan siswi yang mampu memekakkan telinga. Ia membuka kacamatanya dan tersenyum manis. Sontak hal itu menambah heboh siswi SMA Radenwijaya. Ia melangkah di koridor sekolah, banyak tatapan siswi yang memujanya.

Kemudian ia berhenti di depan seorang siswi yang sedang asik berbincang-bincang bersama sahabatnya.

"Permisi!" sapanya kepada perempuan itu, namun ia hanya mendapatkan wajah yang angkuh dan dingin.

"Kenapa?" tanya Rasya, malas menatap siswa baru yang ada di depannya.

"Bisa tolong tunjukin ruang kepala sekolah," pintanya kepada Rasya.

"Lurus, belok kiri," jawab Rasya dingin.

"Thanks. Gue Devan," kenal Devan mengulurkan tangannya, namun uluran tangan itu urung di sambut oleh Rasya.

"Rasya," sahut Rasya malas.

Tak lama setelah itu bell masuk pun berbunyi, alhasil mereka memilih masuk ke kelas, dan Devan pun menuju ruang kepala sekolah. Seorang guru paruh baya, memasuki kelas 12 IPS 5. Sontak suasana kelas yang semula ribut mendadak menjadi hening. Pasalnya yang ada di depan mereka adalah salah satu guru killer di SMA Radenwijaya, Bu Dewi.

"Assalamualaikum anak-anak, selamat pagi!" sapa Bu Dewi kepada siswa dan siswi kelas 12 IPS 5.

"Wa'alaikumsallam, pagi Bu!" jawab mereka serempak.

"Hari ini kalian kedatangan murid baru. Silahkan masuk!" ujar Bu Dewi mempersilahkan.

Kemudian seorang pemuda, masuk ke kelas 12 IPS 5. Hal itu membuat siswi kelas 12 IPS 5 berteriak heboh. Kecuali Rasya dan Renata tentunya. Pemuda itu maju selangkah untuk memperkenalkan dirinya.

"Pagi semuanya, gue Radevan Calvio, kalian bisa manggil gue Devan!" ujar Devan tersenyum ramah, memperkenalkan dirinya.

"Devan, silahkan kamu duduk di sana," ujar Bu Dewi menunjuk bangku yang ada di depan Rasya.  Devan pun mengangguk dan melangkah menuju bangku yang kosong.

🌸🌸🌸

Bell istirahat telah tiba, Amel dan Renata berencana untuk ke kantin. Sedangkan Rasya tidak ikut, karena ia ingin menemui Abay di kelasnya. Tanpa Rasya ketahui seseorang mengikutinya dari belakang. Koridor yang Rasya lalui cukup sepi, Rasya merasa ada yang mengikutinya.

Kemudian ia menoleh ke belakang namun, tidak ada siapa-siapa. Perasaan ada yang ngikutin gue batin Rasya. Rasya menggelengkan kepalanya menghilangkan fikiran buruknya. Mungkin hanya perasaan nya saja.

Lagi, Rasya melangkah namun, ia merasa seperti ada yang mengikutinya. Ia mulai was-was namun, tidak sengaja ia menabrak seseorang. Rasya tidak tau jika di belakangnya ada orang lain.

Because of You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang