Only Know - 18 : Kilas
-----
"Kau suka dengan tempatnya?"
Athanasia melirik Lucas yang tengah membuat secangkir teh, gadis itu mengangguk singkat sebagai jawaban.
"Ya suka, tempat ini jauh lebih baik daripada yang tadi," sahutnya pelan. "Aku bersyukur Nael membawaku ke sini."
Sebenarnya Athanasia masih kesal gara-gara kejadian tadi, tapi dia berusaha mengatur emosinya agar tidak bertengkar dengan penyihir itu.
Menyebalkan...
Lucas mendengus, "apakah Nael melakukan sesuatu yang buruk padamu? Dia menyakitimu hm?"
"Tidak. Dia bahkan terlalu baik untuk kau curigai sampai seperti itu." jawab Athanasia dengan sindiran tajam.
Sayangnya Lucas tidak terlalu peka untuk memahami apa yang Athanasia maksud. Penyihir berambut hitam legam itu menghela nafas lega.
"Aku senang mendengarnya," Lucas berkata. "Kalau dia melakukan sesuatu yang buruk, kau bisa memberitahu aku. Nael akan aku marahi..."
Athanasia hanya bisa tertawa sinis, dia melipat kedua tangannya di depan dada sembari memutar bola matanya malas.
Sombong sekali ingin memarahi Nael. Padahal kemampuan dia pasti di bawah penyihir itu...
Kedua mata Lucas memperhatikan Athanasia dengan lekat, pria bertubuh jangkung itu mendekat lalu mengusap puncak kepala Athanasia.
Lucas tersenyum tipis.
"Rambutmu berantakan, aku ingin merapikannya boleh?" dia bertanya.
Athanasia mengangkat dagu, "terserah. Jika kamu mau ya silahkan lakukan, jika tidak ya sudah."
Jawaban itu membuat Lucas mengangguk kecil, penyihir berambut hitam legam tersebut berdiri di belakang Athanasia dan melepas ikat rambut yang gadis itu gunakan.
Lucas juga mengambil sisir untuk merapikan rambut Athanasia yang panjang, dia melakukannya dengan telaten.
"Ngomong-ngomong aku penasaran akan suatu hal," Lucas kembali bersuara. "Apakah kamu marah padaku?"
Pertanyaan itu hanya direspon Athanasia dengan cibiran, "marah untuk apa? Memangnya kau ada salah hah?!"
"Aku merasa begitu ... kamu jadi agak dingin padaku, apa mungkin gara-gara insiden di Toko tadi?" tebaknya.
"Entah."
"Aish, sepertinya benar. Kamu benar-benar marah padaku? Ya sudah aku minta maaf ya."
"Oh."
"Aduh responmu terlalu dingin, ayolah maafkan aku!"
"Ya."
Lucas menghela nafas frustasi, "Athy," penyihir itu memanggil namanya. Dia berpindah untuk belutut di depan Athanasia.
"Aku minta maaf kalau kamu marah, ini salahku karena tidak mempercayaimu," Lucas mendongak. "Seperti yang kamu lihat ... kekuatan sihirku dan Nael memang berbeda,"
Lucas menyampirkan helai rambut Athanasia ke belakang, "oleh karena itu, wajar jika aku tidak dengar apa yang—"
Perkataan Lucas terputus saat Athanasia memalingkan wajahnya, penyihir itu mengulum bibir saat melihat ekspresi nya.
Ah, ternyata lebih sulit daripada yang ia pikirkan.
Perlahan, Lucas mendekat dan hendak membisikkan sesuatu di telinga Athanasia. Penyihir itu baru teringat sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Know✔
Fanfiction"Aku cukup tau banyak hal, termasuk tentang kamu." - Athanasia dikejutkan dengan kehadiran pria asing yang tiba-tiba muncul di balkon kamarnya. Kedatangannya yang terasa janggal membuat Athanasia merasa bahwa ini semua tidak masuk akal. Awalnya dia...