Only Know - 26

330 54 9
                                    

Only Know - 26 : Pesta

-----

"Senang bertemu dengan anda, Yang Mulia."

Sorot mata Claude berpindah ke arah tuan Alpheus yang tersenyum lebar. Pria berambut kuning-terang itu menghela nafas panjang sembari menopang dagu.

"Kau ada keperluan denganku?" tanya Claude dengan dingin seperti biasanya. "Atau kau ingin membicarakan omong kosong seperti sebelumnya?"

Tuan Alpheus itu menggeleng, "saya tidak lancang seperti itu, saya hanya ingin menanyakan kabar Zenith,"

"Karena sekarang beliau sudah tinggal bersama anda, entah kenapa saya jadi merasa sedih karena sewaktu kecil pernah merawatnya. Saya cukup rindu dengan tuan putri Zenith,"

Seringai kecil terlihat, "oleh karena itu ... saya merasa Izekiel akan cocok menjadi pasangan tuan putri nantinya. Tentu saja agar saya bisa lebih sering bertemu dengan nona—"

Claude memotong ucapan nya, "kalau kau serindu itu kenapa tidak kau ambil saja kembali?" sindirnya tajam.

Kedua mata Alpehus itu melebar kaget karena tidak mengerti maksud Claude barusan.

"Maaf?"

"Aku malas mengulang kata-kataku. Tapi karena kau punya masalah pendengaran, dengan terpaksa aku harus mengulangnya,"

Raut wajah Claude mendatar. "Ambil saja Zenith, aku tidak butuh dia lagi ... ternyata aku cukup bodoh karena mau merawat dia sampai sebesar ini."

Kaget. Tuan Alpheus tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, kenapa Claude malah membuang Zenith kepada nya?

Ada yang an—

"Astaga lihat itu!"

Perhatian Claude dan tuan Alpheus berpindah saat mendengar para bangsawan sedang berbisik-bisik, sorot mata semua tamu tertuju ke arah pintu masuk ballroom.

Rahang Claude mengeras saat melihat Athanasia masuk bersama dengan pria asing di sebelahnya, sorot matanya menajam.

Siapa bedebah itu?

Athanasia menahan nafas karena tidak terbiasa diperhatian seperti ini, dia mengulum bibir seraya mengeratkan genggaman nya pada Lucas.

Penyihir satu itu menyadari kekhawatiran Athanasia, pasti gadis tersebut tidak pernah datang ke acara seramai ini sebelumnya.

Ini merepotkan.

"Hei, apa kau setegang itu?" tanya Lucas berbisik. "Sini mendekatlah." titahnya.

Athanasia mengulum bibir, "aku tidak tau. Tubuhku rasanya kaku dan tenggorokanku ker—"

Sahutan Athanasia terputus saat Lucas merangkulnya lalu mengajak gadis itu menuju ke tengah-tengah. Dia hendak menari bersama Athanasia karena lantunan musik mulai terdengar.

Sebelumnya, Lucas berdiri di belakang Athanasia lalu menutup mata gadis itu dengan telapak tangan nya. Lucas pun mendekat.

"Tenanglah, anggap saja hanya ada kita di sini. Menarilah bersamaku dan abaikan mereka semua ... paham?"

Bisikan Lucas di telinga Athanasia terasa seperti mantra ajaib. Athanasia mulai merasa tenang dan tubuhnya kembali relax, raut wajah gadis itu juga tidak setegang tadi.

Setelah Athanasia kembali membuka matanya, dia menganggap hanya ada Lucas di ballroom ini, seolah-olah mereka berdua hendak menari tanpa ada seorang pun yang mengganggu.

Ini membuat hati Athanasia menghangat.

Lucas tersenyum kecil lalu menggenggam tangan kiri Athanasia, tak lupa untuk menciumnya sebelum mulai berdansa. Mereka berdua sama-sama membungkuk sebagai tanda penghormatan.

Only Know✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang